Dengan sangat perlahan Andreas memangku anaknya itu, dia tersenyum tipis melihat anaknya yang sudah lahir ini. Lalu Andreas mengalihkan pandangannya pada Riana, “Jadi gimana? Janji kamu bakalan kamu tepatin?” tanya Andreas.Riana terkekeh, “Kamu ngebet banget pengen nikah sama aku?” ledek Riana.Andreas berdecih saat Riana meledeknya, mau gimana lagi Andreas memang ingin buru-buru memiliki Riana kembali, apalagi sekarang ditambah dengan ada anaknya. “Tinggal jawab aja kamu nempatin janji kamu atau enggak, gitu aja susah ngomongnya!”Riana membenarkan posisinya, lalu dia mendekat pada Andreas yang masih menggendong anaknya yang sedang tertidur. “Aku udah janji sama kamu kan mas tidak mungkin aku ingkarin, tapi masa kamu mau nikah sekarang kan gak mungkin.”“Ya gak gitu juga, aku niatnya bakalan nikah sama kamu pada saat anak kita berumur 40 hari,” usul Andreas.Riana menganggukkan kepalanya, “Ya bagus kalau gitu!” kemudian Riana mengambil handphonenya dan memilih untuk bermain game. Me
“Gila yah itu dosen! Masa iya kita harus buat 5 makalah dalam 3 hari?” ucap Riana dengan kesal, “Na, kamu kok bisa sih bertahan dengan orang yang ketus, kiler kayak dia?” Nama dosen kiler itu adalah Andreas Nugraha Prayoga. Bukan hal yang aneh lagi jika dosen dan mahasiswanya memiliki hubungan yang special. Namun, hal yang membuat Riana bingung adalah bagaimana Kirana bisa bertahan dengan Andreas yang sudah pasti tidak memiliki sisi romantis sama sekali.“Lo itu selama ini salah tau menilai dia,” ucap Kirana sambil melihat hadphonenya.Riana mengerutkan keningnya. “Maksud kamu?” “Dia itu sebenernya romantis banget tau,” ucap Kirana sambil tersenyum malu.Riana semakin keheranan dengan sikap Kirana yang seperti itu. “Emang yah orang kalau udah buta tetap aja buta!” Ucap Kirana sambil menggelengkan kepalanya. “Mau pulang bareng aku gak?” tawar Riana. Riana memang terbisa membawa motornya sendiri, selain menghemat waktu tapi juga menghemat uangnya.Kirana menggelengkan kepalanya. “Engg
Aldi tersenyum tipis, “Kamu jangan khawatir, karena itu akan menjadi urusanku. Kalian hanya perlu menjalaninya saja, bagaimana menurut kamu, Dre?” tanya Aldi.Andreas tersenyum. “Aku ikut saja dengan yang ayah rencanakan.”Riana sedikit kaget dengan senyuman Andreas yang mempesona itu. Namun, tidak mungkin Andreas menerimanya begitu saja dan senyuman itu pasti bukanlah senyuman yang tulus dia lakukan. Pasti ada alasan kenapa dia harus menerima Riana sebagai calon istrinya, mengingat Andreas adalah pacar dari sahabatnya, bisa saja dia menolak perjodohan ini.“Boleh kami berbicara berdua sebentar?” tanya Riana kepada semua orang yang ada disana. Dia hanya membutuhkan waktu untuk berbicara dengan Andreas, Riana ingin mendapatkan penjelasan langsung dari pria yang akan dijodohkan dengan dia.“Tentu saja kalian harus berbicara berdua mengenai hubungan kalian sekarang juga” ucap Bram.Riana mengajak Andreas berbicara di halaman belakang, dia sangat penasaran apa yang menjadi alasan Andreas
“Bapak itu juga tau kan kalau saya ini masih melanjutkan kuliah S2 saya, dan saya juga mempunyai cita-cita saya yang harus saya capai,” gerutu Riana, dia sangat kesal.“Emangnya cita-cita kamu apa?”“Bapak ini, pura-pura gak tau tau emang bego sih?” tanya Riana, “Saya kan masuk jurusan kedokteran, otomastis cita-cita saya sebagai dok….” Melihat tatapan tajam dari Andreas membuat Riana tidak melanjutkan perkataannya tersebut, “Maaf pak!” ucap Riana sambil menunduk.Tak mendengar jawaban dari Andreas membuat Riana memberanikan diri menatapnya. Dia melihat Andreas berdiri, sebelum meninggalkannya Andreas mengatakan sesuatu yang membuat Riana kesal. “Jangan lupa setelah ini kamu kerjakan tugas yang saya berikan dan kumpulkan besok nanti saya akan lihat.” “Buset dah tu dosen killer, dalam keadaan gini juga masih ingat sama tugas? Bener-bener emang.” Gerutu Riana.∞∞∞∞Semenjak perbincangan itu, hubungan Andreas dan Riana sama seperti sebelumnya ketika Riana belum mengetahui kalau dia dan
Acara demi acara pun dimulai, mulai dari beberapa sambutan yang diberikan oleh kedua belah pihak keluarga sampai akhir pada acara yang sudah ditunggu yaitu pertukaran kedua cincin yang akan disematkan di jari manis keduanya.“Sebelum acara penyematan cincin, saya ingin bertanya kembali kepada ananda Andreas Nugraha Prayoga, apakah benar kamu akan menjaga dan mencintai anak saya melebihi apa yang sudah saya lakukan selama ini?” tanya Bram pada Andreas yang kini sedang duduk didepan Andreas.“Saya berjanji akan membahagiakan putri semata wayang bapak dengan segala cara agar bisa membahagiakannya dan memberikan cinta yang melebihi apa yang bapak berikan selama ini,” ucap Andreas begitu tegas sehingga membuat semua orang yang melihat hal itu pun bertepuk tangan ria, jujur saja Riana sedikit kaget mendengar hal yang sudah Andreas katakan barusan. Setelah mengucapkan hal itu Andreas pun menyematkan cincin yang sudah dia pesan lebih dari satu minggu yang lalu itu pada jari manis Riana. Terl
Menyandang status baru sebagai menantu dari keluarga Prayoga bukanlah hal yang mudah, butuh beberapa waktu untuk Riana beradaptasi dengan keluarga barunya itu terlebih karena dia belum lama mengenal keluarga barunya dan hanya sekedar tau. Pada saat ini Riana dan Andreas sedang berada disalah satu kamar apartemen yang sudah dibeli secara langsung oleh kedua orang tua mereka, sebagai kado dari pernikahan mereka sekaligus untuk bisa menikmati malam pertama mereka sebagai pasangan pengantin. “Kita tidur sekamar atau….” Tanya Andreas dengan ragu, dia berusaha untuk menghargai keputusan Riana jika untuk saat ini dia ingin tidur terpisah, “kalau kamu tidak mau, saya tidak keberatan.”Riana pun terlihat memikirkan sesuatu yang telah dikatakan oleh Andreas lalu tak lama kemudian dia manggukkan kepalanya. “Kita tidur dalam satu ranjang,” jawab Riana, “tapi saya belum siap untuk melakukan semuanya tugas saya sebagai istri pak!”“Saya sudah tau itu. Tapi izinkan saya untuk memelukmu ketika tid
“Hari ini kamu mau sarapan apa, mas?”Andreas mengerutkan keningnya. “Memangnya kamu bisa masak?” tanya balik Andreas.Ucapan itu terdengar seperti ledekan untuk Riana yang membuat dia kesal. “Kamu meragukan aku? Kamu tau aku orang dari kalangan biasa bukan dari kalangan orang berada seperti kamu, jadi aku terbiasa hidup mandiri, salah satu contohnya dengan aku bisa masak!”Andreas mengangguk dengan malas. “Iyaiya aku percaya,” ucap Andreas sambil tertawa.“Mau makan apa?” tanya Riana kembali.“Yang ada dikulkas aja, kamu buat makanan terenak buat saya.” Tantang Andreas dengan senyum tipis yang menakutkan itu.Riana mendecih. “Cih, masih aja gak percaya,” kemudian Riana pun melihat isi kulkas yang ternyata hanya ada ayam dan beberapa sayuran saja. “Mas.. disini cuma ada ayam aja, aku buatin sop ayam aja mau gak?”Andreas mengangguk, “Boleh, abis ini kita belanja keperluan kita!”“Gak bisa, Mas. Hari ini aku ada jadwal kuliah!” tolak Riana sambil memulai kegian masak memasaknya.“Kalau
Riana yang sedang duduk di sofa terus menerus melihat jam yang ada di handphonenya, waktu sudah menumjukkan pukul 5 sore, namun dia belum melihat tanda-tanda akan kepulangan Andreas. Dia sangat kesal pada laki-laki itu, tadi siang saat dia Kirana dan Andreas makan bersama Andreas mengantarkan Riana pulang dan dia mengirim pesan kepada Riana kalau dia akan menjemputnya setelah mengantarkan Kirana pulang.Namun sudah menunggu sahampir satu jam pun dia tidak melihat kedatangannya, lalu tak lama Andreas kembali mengirimkan pesan kepada Riana kalau ada meeting mendadak yang membuat dia tidak bisa menjemput Riana.“Apa maksud kamu tadi?” tanya Riana langsung ketika melihat kedatangan Andreas yang baru saja menghantakan Kirana“Apa?” tanya Andreas yang sangat kebingungan. Lalu dia ikut duduk di sofa bersama Riana.“Apa maksud kamu tadi? Kenapa kamu datang dan ikut makan siang? Lalu kenapa kamu malah antarin Kirana?” tanya Riana bertubi-tubi. “Mana aku dikasih harapan palsu lagi, sampai harus