Acara demi acara pun dimulai, mulai dari beberapa sambutan yang diberikan oleh kedua belah pihak keluarga sampai akhir pada acara yang sudah ditunggu yaitu pertukaran kedua cincin yang akan disematkan di jari manis keduanya.
“Sebelum acara penyematan cincin, saya ingin bertanya kembali kepada ananda Andreas Nugraha Prayoga, apakah benar kamu akan menjaga dan mencintai anak saya melebihi apa yang sudah saya lakukan selama ini?” tanya Bram pada Andreas yang kini sedang duduk didepan Andreas.“Saya berjanji akan membahagiakan putri semata wayang bapak dengan segala cara agar bisa membahagiakannya dan memberikan cinta yang melebihi apa yang bapak berikan selama ini,” ucap Andreas begitu tegas sehingga membuat semua orang yang melihat hal itu pun bertepuk tangan ria, jujur saja Riana sedikit kaget mendengar hal yang sudah Andreas katakan barusan.Setelah mengucapkan hal itu Andreas pun menyematkan cincin yang sudah dia pesan lebih dari satu minggu yang lalu itu pada jari manis Riana. Terlihat keraguan pada saat Riana akan menyematkan cincin yang dia pengang pada jari manis Andreas.“Kamu tidak usah bingung dengan semua ini, semua hal yang saya ucapkan itu adalah hal yang benar dan kamu tidak perlu untuk meragukan saya lagi,” ucap Andreas dengan berbisik.Riana menatap lekat pria yang ada didepannya ini. “Lalu bagaimana dengan Kirana?”“Dia menjadi urusan saya, yang paling penting sekarang adalah kita selesaikan pertunangan ini terlebih dahulu.” Setelah mendengar hal itu Riana menyematkan cincin pada jari manis milik Andreas.Kini kedua orangtua Riana dan kedua orangtua Andreas sedang membicarakan hari pernikahan mereka.“Acara pernikahan kalian akan dilaksanakan pada bulan depan, kalian mau konsep pernikahan yang bagaimana?” tanya MirnaRiana yang sedaritadi diam akhirnya ingin mengeluarkan pendapatnya, “kalau boleh, aku ingin pernikahan yang sederhana, hanya ada keluarga kerabat terdekat dan pernikahannya pun diselenggarakan di rumah saja,” ucap Riana yang kemudian menunduk takut kalau pendapatnya itu tidak disetujui oleh keluarganya terutama keluarga Andreas. “Apa kalian keberatan dengan permintaan Riana?” tanya Riana kepada semuanya.Namun tak disangka keluarga Andreas pun menyetujui pendapat Riana, karena mereka mengetahui apa alasan kenapa Riana menginginkan pernikahan yang seperti itu. Itu membuat Riana menjadi sedikit lebih tenang, setidaknya dengan begini dia akan merasa lebih tenang karena tidak banyak orang yang mengetahui tentang pernikahnnya dengan Andreas.∞∞∞∞Keluarga Prayoga juga tengah mempersiapkan perjalanan mereka menuju kediaman Bramastian. Andreas sudah menenggunakan tuxedo hitamnya. Aldi dan Mirna pun sudah rapi dengan baju seragam yang telah mereka siapkan.Andreas menatap pilu kedua orang tuanya. Sekali lagi, setelah semalam berulang kali memeluk kedua orang tuanya, menguatkan satu sama lain.“Kali ini aku benar kan, mah?” tanya Andreas memastikan tentang keputusannya.Mirna hampir saja menangis lagi kalau Aldi tidak menepuk lembut punggungnya. “Bukan masalah benar atau salahnya, Dre. Tapi ini adalah janji kamu yang kamu harus tepatin.”“Bagaimana dengan Kirana? Jujur aku belum bisa melepaskan dia sepenuhnya.”Sebelum rombongan keluarga berangkat, Aldi memeluk Andreas terlebih dahulu. “Hidup itu pilihan, Dre. Sekarang pilihan kamu adalah Riana dan kamu harus segera untuk mengakhiri hubungan kamu dengan Kirana agar ini tidak terlalu menyakitkan untuknya, dan bagaimanapun nanti Riana, kamu harus menjaganya dengan baik.” Bisik Aldi yang dijawab anggukan oleh Andreas.Riana Bramastian, dia yang akan menjadi istrinya.∞∞∞∞Langkah Andreas semakin mantap menuju meja penghulu dan proses ijab Kabul akan berlangsung terpisah. Hanya Andreas yang duduk di meja penghulu untuk membacakan ijab qobul. Sementara Riana ditemani oleh kedua sepupunya menunggu di kamarnya sendiri sampai penghulu mengatakan kalau pernikahan mereka sudah sah.“Ananda Andreas Nugraha Prayoga, aku nikahkan dan aku kawinkan engkau dengan putri kandungku Riana Bramastian dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan perhiasan emas seberat lima puluh gram dibayar tunai.” Kata-kata itu terucap lantang dan tegas.Sambil berjabat tangan dengan erat, Andreas menatap lurus wajah Bram. “Saya terima nikah dan kawinnya, Riana Bramastian dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” Kalimat itu terucap dengan sekali tarikan nafas. Tidak ada pengulangan dan juga getar yang terdengar karena gerogi. “Sah?” suara penghulu terdengar bertanya kepada saksi dari masing-masing pihak keluarga Bramastian dan juga Prayoga.“Sah.” Jawab keduanya.Semua orang yang ada di sana mengucapkan syukur atas lancarnya jalan proses pernikahan yang baru saja terjadi. Riana pun keluar dengan dibantu oleh kedua sepupunya.Langkah demi langkah kaki Riana semakin berat. Laki-laki yang ada didepannya adalah pacar dari sahabatnya sendiri yang kini menyandang status sebagai suaminya.Setelah sampai di depan meja penghulu, salah satu dari sepupunya itu pun menarik sebuah kursi yang berada disamping Andreas.Acara selanjutnya adalah pemasangan cincin yang akan disematkan oleh Andreas pada Riana. Terlihat dalam kotak yang kini sedang dipengang oleh Andreas terukir namanya dengan Riana disana dan dengan perlahan dia pun memasangkan cincin itu pada jari manis Riana begitupun Riana.“Saya akan menepati janji saya pada orang tua mu, untuk menjagamu dan mencintaimu dengan sepenuh hati saya,” bisik Andreas sambil memeluk Riana sebelum mencium keningnya.Apakah Riana tidak salah mendengarnya? “Mencintai?” bahkan Riana pun belum bisa untuk menentukan bahwa dia akan mencintai pria yang sekarang menjadi suaminya atau tidak.Melihat keraguan yang dipancarkan oleh Riana membuat Andreas mengetahui kalau Riana belum mencintainya. “Saya tau kalau kamu belum mincintai saya, dan saya pun belum sepenuhnya untuk mencintai kamu tapi cepat atau lambat semuanya akan berubah. Yang perlu kamu ingat bahwa sesuatu yang sudah saya miliki itu akan sulit untuk saya lepas!”Riana kaget mendengarkan hal itu lalu dia melepaskan pelukan dari Andreas. “Lalu bagaimana dengan Kirana?” tanya Riana. “Dia adalah orang yang bapak miliki juga.”Andreas pun tersenyum mendengarkan hal itu, wajar saja kalau Riana terus menerus menanyakan bagaimana dengan hubungannya dengan Kirana. “Hidup itu adalah sebuah pilihan dan pilihan saya adalah kamu, tidak mungkin saya memiliki keduanya dengan hati saya yang sudah mencintai kamu.” Jawab Andreas sambil memengang kedua pundak RianaBenar kata Andreas hidup itu adalah sebuah pilihan, jika kita sudah memilih maka kita harus bisa menghadapi resiko yang akan datang nanti, termasuk kehilangan seseorang yang sangat berarti untuk kita.“Kita coba dulu hubungan ini,”Riana memejamkan matanya, berusaha untuk menepis semua keraguannya tentang Andreas. “Iya, ayo kita coba.”“Kamu sekarang adalah istiri saya, seseorang yang harus saya bahagiakan dan lindungi selamanya, dan itu tidak akan berubah.” ucap Andreas dengan tegasMenyandang status baru sebagai menantu dari keluarga Prayoga bukanlah hal yang mudah, butuh beberapa waktu untuk Riana beradaptasi dengan keluarga barunya itu terlebih karena dia belum lama mengenal keluarga barunya dan hanya sekedar tau. Pada saat ini Riana dan Andreas sedang berada disalah satu kamar apartemen yang sudah dibeli secara langsung oleh kedua orang tua mereka, sebagai kado dari pernikahan mereka sekaligus untuk bisa menikmati malam pertama mereka sebagai pasangan pengantin. “Kita tidur sekamar atau….” Tanya Andreas dengan ragu, dia berusaha untuk menghargai keputusan Riana jika untuk saat ini dia ingin tidur terpisah, “kalau kamu tidak mau, saya tidak keberatan.”Riana pun terlihat memikirkan sesuatu yang telah dikatakan oleh Andreas lalu tak lama kemudian dia manggukkan kepalanya. “Kita tidur dalam satu ranjang,” jawab Riana, “tapi saya belum siap untuk melakukan semuanya tugas saya sebagai istri pak!”“Saya sudah tau itu. Tapi izinkan saya untuk memelukmu ketika tid
“Hari ini kamu mau sarapan apa, mas?”Andreas mengerutkan keningnya. “Memangnya kamu bisa masak?” tanya balik Andreas.Ucapan itu terdengar seperti ledekan untuk Riana yang membuat dia kesal. “Kamu meragukan aku? Kamu tau aku orang dari kalangan biasa bukan dari kalangan orang berada seperti kamu, jadi aku terbiasa hidup mandiri, salah satu contohnya dengan aku bisa masak!”Andreas mengangguk dengan malas. “Iyaiya aku percaya,” ucap Andreas sambil tertawa.“Mau makan apa?” tanya Riana kembali.“Yang ada dikulkas aja, kamu buat makanan terenak buat saya.” Tantang Andreas dengan senyum tipis yang menakutkan itu.Riana mendecih. “Cih, masih aja gak percaya,” kemudian Riana pun melihat isi kulkas yang ternyata hanya ada ayam dan beberapa sayuran saja. “Mas.. disini cuma ada ayam aja, aku buatin sop ayam aja mau gak?”Andreas mengangguk, “Boleh, abis ini kita belanja keperluan kita!”“Gak bisa, Mas. Hari ini aku ada jadwal kuliah!” tolak Riana sambil memulai kegian masak memasaknya.“Kalau
Riana yang sedang duduk di sofa terus menerus melihat jam yang ada di handphonenya, waktu sudah menumjukkan pukul 5 sore, namun dia belum melihat tanda-tanda akan kepulangan Andreas. Dia sangat kesal pada laki-laki itu, tadi siang saat dia Kirana dan Andreas makan bersama Andreas mengantarkan Riana pulang dan dia mengirim pesan kepada Riana kalau dia akan menjemputnya setelah mengantarkan Kirana pulang.Namun sudah menunggu sahampir satu jam pun dia tidak melihat kedatangannya, lalu tak lama Andreas kembali mengirimkan pesan kepada Riana kalau ada meeting mendadak yang membuat dia tidak bisa menjemput Riana.“Apa maksud kamu tadi?” tanya Riana langsung ketika melihat kedatangan Andreas yang baru saja menghantakan Kirana“Apa?” tanya Andreas yang sangat kebingungan. Lalu dia ikut duduk di sofa bersama Riana.“Apa maksud kamu tadi? Kenapa kamu datang dan ikut makan siang? Lalu kenapa kamu malah antarin Kirana?” tanya Riana bertubi-tubi. “Mana aku dikasih harapan palsu lagi, sampai harus
Andreas membelakakkan matanya. “Kirana?.” Bagaimana bisa wanita itu ada di depan apartemennya?.Andreas satu langkah mundur kebelakang. “Bagaimana bisa dia mengetahui apartemenku?.”Sebelum membuka pintu, Andreas kembali ke kamar memberitahu Riana kalau yang berada diluar sekarang adalah Kirana, hal itu membuat Riana sangat panic. Dia tidak mau kalau hal ini akan terbongkar sekarang.“Aku harus gimana?” tanya Riana panik, dia mondar-mandir sambil memengang rambutnya.Melihat kepanikan Riana membuat Andreas berusaha untuk menenangkan istrinya itu. “Riana tenang dulu,” ucap Andreas.“Gimana aku bisa tenang?” tanya Riana, “Kirana sekarang ada di depan, Mas! Aku gak mau kalau hubungan kita akan terbongkar sekarang!” Andreas memengang kedua pundak Riana. “Sayang, tenang dulu. Kamu tetap disini dan kunci kamar ini, aku akan mengalihkan Kirana agar tidak masuk ke kamar dini dengan begitu semuanya tidak akan terbongkar, kamu tenang yah!” Riana mengangguk. Andreas mengecup bibir Riana. “Aku a
Riana sangat sadar dan tau diri bahwa dirinyalah yang kini berada diantara dua orang manusia yang seharusnya bisa saling memiliki. Namun, ini bukanlah keinginan dia. Melihat adegan tadi membuat Riana sangat sakit. Walaupun dia menjadi orang ketiga dalam hubungan Kirana dan Andreas, tapi dia sekarang adalah istri Andreas. Bagaimana bisa dia lebih memilih Kirana dibandingkan dengan Riana yang kini berstatus sebagai istrinya.Riana mulai berfikir bahwa apa yang diucapkan oleh Andreas itu kebohongan? Dia hanya berpura-pura mencintai Riana?. Memikirkan hal itu membuat Riana pening seketika.Riana mengerutkan keningnya ketika mendengar suara notifikasi hp. Ternyata itu dari mamahnya Andreas.[Ri, hari ini kamu bisa ke rumahkan?][Bisa, mah. Kebetulan hari ini aku lagi diem aja di apartemen]Tak lama kemudian dia mendengar suara balesan dari mamah mertuanya itu.[Bagus, nanti kamu kesini yah mamah udah masak banyak makanan kesukaan kamu]Hari ini dia memutuskan untuk tidak kuliah dan memilih
“Dre, ayo dong. Cepetan!” ucap Kirana yang melihat Andreas masih diam ditempatnya.Tersadar dari lamunannya, Andreaspun langsung masuk ke dalam mobil, “kamu kenapa sih, Dre?” tanya Kirana keheranan. Kirana sangat tahu sikap Andreas yang seperti ini pasti dia sedang memikirkan sesuatu.“Ah.. enggak kok,” bantah Andreas. Lalu Andreas melajukan mobilnya meninggalkan apartemen. “Kamu jangan bohongin aku, Dre! Jujur kamu lagi mikirin apa?” selidik Kirana.“Aku gak mikirin apa-apa kok, beneran deh,” Andreas menggenggam tangan Kirana dengan tangan kirinya. Menggenggamnya dengan erat berusaha untuk meyakinkan Kirana, “Hari ini kamu masuk jam berapa?” tanya Andreas mengalihkan pembicaraan.Kirana menghembuskan nafasnya, Andreas tetap saja tidak mau memberitahunya, “Hari ini sih aku masuk jam 9,” jawab Kirana, “Kamu abis dzuhur gak ada kegiatan lagi kan?” tanya Kirana.Andreas mengerutkan keningmya lalu menatap wanita yang ada disampingnya itu, “Emangnya kenapa?”Kirana menundukkan kepalanya,
“Kamu egois, mas!” ucap Riana dengan posisi masih membelakangi Andreas.Andreas membalikkan badan Riana, sempat ada perlawanan. Namun, tenaga Andreas lebih besar dari Riana. Andreas mengerutkan keningnya, “Aku egois kenapa?” Andai saja lelaki yang berada didepannya ini bukan suaminya. Mungkin sudah Riana buang ke laut, karena Andreas sama sekali tidak peka dengan perasaannya, “Pikirkan aja apa kesalahan kamu!” Riana hendak membalikkan tubuhnya lagi, namun kembali ditahan oleh Andreas. Riana menatap Andreas dengan tatapan kesal.Andreas tersenyum geli melihat tatapan itu, “Kamu cemburu?” Andreas mencubit hidung Riana yang langsung dilepaskan secara kasar oleh Riana. “Pake nanya lagi,” Riana mendelik sedangkan Andreas malah mentertawakannya. “Ih, malah diketawain.” Andreas sangat senang. Riana cemburu saat Andreas dan Kirana. Andreas menyimpulkan bahwa wanita yang sekarang berada didepannya ini sudah membuka hati untuknya. “Kamu mencintaiku?” ucap Andreas sambil memperlihatkan senyum
“Untuk kalian berdua jangan pergi dulu!” ucap Andreas saat kelasnya sudah selesai.Beberapa mahasiswa langsung meninggalkan tempat itu, kecuali Riana dan Kirana, “Jangan lupakan kalau saya belum memberikan kalian berdua hukuman atas apa yang kalian lakukan tadi!”Riana menatap suaminya itu dengan malas, “Apa yang harus saya lakukan, pak?” tanya Riana.“Untuk kamu Riana, kamu harus membersihkan ruangan perpustakaan sampai bersih, dan untuk kamu Kirana, kamu boleh pulang sekarang!”Kirana menatap Andreas kebingungan, “Loh kok gitu, Dre?” tanya Kirana, dia menghilangkan kata “pak” kepada Andreas, karena sebutan itu dia ucapkan saat Andreas mengajar saja.“Lakukan saja apa yang aku katakan!”Kirana langsung memeluk Andreas lalu dia mengalungkan tangannya pada leher Andreas. “Ah… Kamu emang terbaik,” Kirana lalu mengecup bibir Andreas dengan cepat.Riana melihat hal itu langsung memalingkan wajahnya, dia sangat berusaha untuk menahan rasa perih dan tangisnya. Sangat menyakitkan saat Riana