Riana berlari ke kamar, tak lupa dia mengunci kamar itu lalu dia menangis sejadi-jadinya. Hatinya sangat sakit, Andreas selalu berkata bahwa dia mencintainya. Namun hari ini Andreas membuat Riana ragu akan kata cinta yang Andreas katakana.Riana mendengar beberapa kali ketukan dari Andreas, namun dia sama sekali tidak membuka pintu. Untuk saat ini dia hanya ingin menenangkan dirinya dan tidak meliaht wajah Andreas.Sudah setengah jam dia menangis dan dia juga tidak mendengar ketukan pintu dari luar lagi, walaupun dia sedang marah kepada Andreas. Tapi dia tetap mengkhawatirkan laki-laki itu. Riana sedikit membuka pintu dan mengintip disana.Dia sangat terkejut, melihat Andreas sedang berpelukan dengan seorang wanita yang sudah dia pastikan itu adalah Kirana. Hatinya kembali berdenyut melihat hal itu, setelah membuatnya menangis, Riana juga harus melihat Andreas memeluk wanita lain.“Kenapa kamu setega ini, Mas?” lirih Riana, kalau Andreas masih menyukai Kirana, kenapa dia mau menikahin
Sinar matahari mulai menerangi kamar dengan melewati tirai yang tipis, cahayanya menyinari dua insan yang masih terlelap dengan posisi yang sangat berdekatan. Tubuh mereka tertutup selimut hangat hingga ke batas dagu.Riana mendesah pelan, membuka matanya dengan perlahan. Menatap beberapa saat kea rah jendela, baru kemudian beralih ke arah Andreas yang masih tertidur sambil memeluknya erat.Riana tersenyum malu kala mengingat bagaimana sisa-sisa malam yang mereka lewati berdua. Melihat wajah damai Andreas saat tertidur membuatnya merasa nyaman, karena dengan begini dia bisa melihat wajah suaminya itu sepuasnya.Tiba-tiba dia mendengar suara handphonenya, dia mengambil benda yang dia simpan diatas meja disamping ranjangnya.[Halo,Ri!]Mendengar suara Kirana yang sepertinya sedang menangis membuat Riana sedikit khawatir padanya, [Na, kamu kenapa?] Riana tidak mendapatkan jawaban, dia hanya mendengarkan suara tangisan dari Kirana, [Na, kamu kenapa sih?] tanya Riana kembali.[Ibu.. Aku, R
“Lo suka yah sama dosen itu?” Pertanyaan yang dilontarkan oleh Eligo kepadanya sugguh mengejutkan.Riana kembali menatap Eligo, bagaimana bisa laki-laki ini mengeluarkan pertanyaan yang seperti itu?. “Maksud kamu?”Eligo terkekeh melihat wajah Riana yang sangat terkejut, itu sangat lucu sekali. “Daritadi gue liatin lo, penglihatan lo gak lepas dari dosen itu!”“Apakah aku terlalu memperlihatkan bahwa aku cemburu?” pikir Riana.Melihat Riana yang terdiam membuat Eligo menyimpulkan bahwa perkataan dirinya memanglah benar adanya, “Benarkan apa yang gue katakana?” tanya Eligo.Riana menggelengkan kepalanya, tidak mungkin bukan dia berkata jujur kepada Eligo yang notabenenya adalah sodar Kirana dan mengatakan bahwa dirinya mencintai Andreas?. “Enggak kok! Aku gak menyukai pak Andreas! Mungkin itu cuma asumsi kamu saja, daritadi aku memperhatikan Kirana mungkin memang terlihat seperti melihat pak Andreas, karena kan dia berada disamping Kirana,” Elak Riana.Eligo menganggukkan kepalanya, me
Andreas sangat kesal melihat Riana memilih untuk pulang bersama laki-laki itu yang dia ketahui adalah sodara dari Kirana sendiri. Kirana pernah mengatakannya kalau dia mempunya sodara yang satu kampus dengan dirinya, namun dia tidak mengetahui bagimana rupa dari sodara Kirana itu.Dia baru menyadari tadi, saat dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Riana dan Eligo yang mengatakan bahwa dia adalah sodara yang pernah Kirana ceritakan.Bagaimana bisa kebetulan seperti ini? Kirana dan Riana bersahabat, lalu Riana kenal dengan sodara Kirana. Andreas sangat tidak menyukai hal itu. Dia bisa melihat ada ketertarikan dari Eligo kepada Riana, dia tau karena insting lelakinya mengatakan bahwa dia menyukai Riana, bahkan cara Eligo menatap Riana pun sangat jelas dia ingin mendekati Riana.Kini dia harus menerima kalau Riana lebih memilih untuk pulang dengan Eligo dibandingkan dengannya. Andreas memang marah pada Riana, namun dia tidak bisa meluapkannya disini, tidak mungkin sekali kalau dia tiba-
“Mamah!” panggil Riana.Ranti kaget melihat kedatangan Riana. “Loh? Riana?” Ranti memastikan bahwa yang sekarang berada didepannya adalah putri kesayangannya. Semenjak Riana menikah, Ranti merasakan kehilangan yang begitu besar saat anak perempuan satu-satunya ini pergi meninggalkan rumah karena kewajibannya sebagai seorang istri untuk mengikuti suaminya.“Kamu sehat, nak?” Ranti memeluk Riana.“Sehat, Ma. Riana mau nginep mala mini disini, boleh yah?”Riana memang sengaja datang kesini, setelah diantarkan oleh Eligo ke apartemen, dia memutuskan untuk menginap di rumah orang tuanya saja. Karena Riana berfikir bahwa Andreas akan menemari Kirana sampai larut malam.Ranti tidak bisa menutupi rasa kebahagiaannya. “Boleh kok, sayang. Masa gak boleh! Kamar kamu selalu mamah rapihin dan mamah bersihin setiap hari. Kamu mandi dulu yah, nanti kita makan malam bersama. Papah kamu juga kayaknya udah kanget banget sama kamu, Ri,” Ranti yang sedari tadi penasaran melihat penampilan Riana yang serb
Riana buru-buru mengambil bandal dan selimutnya. Malam ini, dia akan tidur di kamar sebelah yang kosong, memang kamar itu khusus untuk tamu yang akan menginap dirumahnya, dia melakukan itu karena dia tau akan menjadi korban suaminya sendiri.“Apa yan kamu lakukan?” tanya Andreas tidak mengerti dengan sikap Riana.“Ngungsi!” ucap Riana tanpa menoleh pada Andreas.“Aku hampir kebingungan mencari kamu sampai kesini, terus sampai disini kamu malah menghindariku?” ucapan Andreas terdengar seperti orang yang sedang menahan emosinya. Apalagi Riana tidak memperdulikan ucapannya sama sekali.Riana berjalan semakin cepat, dia menyadari ada sinyal bahaya dalam otaknya. Dia harus segera untuk pergi dari kamarnya. Baru saja Riana memengang gagang pintu namun dia baru sadar saat dia terus mencoba untuk membuka pintunya sudah terkunci, tangan kokoh milik Andreas sudah melingkar dari pinggangnya. Andreas memeluk Riana dengan sangat erat dan tidak ada jarak yang memisahkan mereka.“Aku sudah tau kamu
Kini Riana dan Andreas berada di dalam mobil berdua, Riana terus saja diam membuat Andreas kebingungan bagaimana caranya agar mau membuat wanita itu bersuara.“Kamu masih memikirkan apa yang diucapkan oleh mamahmu?” tanya Andreas.Riana berdeham, “Iya!”Dengan tangannya yang masih mengendalikan mobil, tangan Andreas yang satunya lagi menggemgam tangan Riana, “Tidak usah dipikirkan, aku mengerti kalau kamu memang belum siap untuk mempunyai anak, dan kamu harus kehilangan semuanya,”Riana tersenyum mendengar hal itu, hatinya kembali tenang karena Andreas mengerti akan posisinya, “Makasih yah, Mas!” Riana menggemgam erat tangan Andreas.Andreas mengangguk, “Tapi kamu harus tau, semakin kamu menyembunyikannya semakin bom waktu itu akan membesar. Kamu mengertikan apa yang aku maksud?” “Aku tau, Mas! Tapi bukan dalam waktu yang sangat dekat!”“Iya, aku tau,” Andreas tersenyum melihat Riana.Riana melihat ke bawah, dia baru sadar kalau sekarang dia sedang memakai sandal rumahan saja. “Mas!”
Suasana kelas sudah mulai ramai, banyak mahasiswa yang mulai memasukki kelasnya karena sebentar lagi pembelajaran akan segera dimulai. Kirana dan Riana sudah berada di kelas mereka dan teman-temannya pun sudah pada masuk walaupun ada beberapa waktu yang kosong, mungkin masih pada diluar, karena ada juga yang selalu masuk berbarengan dengan dosen.“Eh, Ri. Menurut lo Eligo itu gimana sih?” tanya Kirana.“Kan kamu sodaranya, masa kamu gak tau gimana sifat Eligo,” jawab Riana sambil mengeluaran buku dan alat tulis yang akan digunakannya.“Gue kan nanya menurut pendapat lo,” Kirana geram, “Menurut lo Eligo itu gimana orangnya?” tanya Kirana kembali.Riana sedikit berfikir, “Menurut aku sih, Eligo itu selain tampan dia juga baik karena dia mau membantuku waktu itu, padahal dia sama sekali belum kenal sama aku.”“Menurut lo dia termasuk dalam salah satu tipe cowok idaman lo gak sih?”Rian terkejut dengan pertanyaan yang Kirana lontarkan, “Kok kamu malah nanya gitu sih?”“Ya, gue penasaran a