“Mamah!” panggil Riana.Ranti kaget melihat kedatangan Riana. “Loh? Riana?” Ranti memastikan bahwa yang sekarang berada didepannya adalah putri kesayangannya. Semenjak Riana menikah, Ranti merasakan kehilangan yang begitu besar saat anak perempuan satu-satunya ini pergi meninggalkan rumah karena kewajibannya sebagai seorang istri untuk mengikuti suaminya.“Kamu sehat, nak?” Ranti memeluk Riana.“Sehat, Ma. Riana mau nginep mala mini disini, boleh yah?”Riana memang sengaja datang kesini, setelah diantarkan oleh Eligo ke apartemen, dia memutuskan untuk menginap di rumah orang tuanya saja. Karena Riana berfikir bahwa Andreas akan menemari Kirana sampai larut malam.Ranti tidak bisa menutupi rasa kebahagiaannya. “Boleh kok, sayang. Masa gak boleh! Kamar kamu selalu mamah rapihin dan mamah bersihin setiap hari. Kamu mandi dulu yah, nanti kita makan malam bersama. Papah kamu juga kayaknya udah kanget banget sama kamu, Ri,” Ranti yang sedari tadi penasaran melihat penampilan Riana yang serb
Riana buru-buru mengambil bandal dan selimutnya. Malam ini, dia akan tidur di kamar sebelah yang kosong, memang kamar itu khusus untuk tamu yang akan menginap dirumahnya, dia melakukan itu karena dia tau akan menjadi korban suaminya sendiri.“Apa yan kamu lakukan?” tanya Andreas tidak mengerti dengan sikap Riana.“Ngungsi!” ucap Riana tanpa menoleh pada Andreas.“Aku hampir kebingungan mencari kamu sampai kesini, terus sampai disini kamu malah menghindariku?” ucapan Andreas terdengar seperti orang yang sedang menahan emosinya. Apalagi Riana tidak memperdulikan ucapannya sama sekali.Riana berjalan semakin cepat, dia menyadari ada sinyal bahaya dalam otaknya. Dia harus segera untuk pergi dari kamarnya. Baru saja Riana memengang gagang pintu namun dia baru sadar saat dia terus mencoba untuk membuka pintunya sudah terkunci, tangan kokoh milik Andreas sudah melingkar dari pinggangnya. Andreas memeluk Riana dengan sangat erat dan tidak ada jarak yang memisahkan mereka.“Aku sudah tau kamu
Kini Riana dan Andreas berada di dalam mobil berdua, Riana terus saja diam membuat Andreas kebingungan bagaimana caranya agar mau membuat wanita itu bersuara.“Kamu masih memikirkan apa yang diucapkan oleh mamahmu?” tanya Andreas.Riana berdeham, “Iya!”Dengan tangannya yang masih mengendalikan mobil, tangan Andreas yang satunya lagi menggemgam tangan Riana, “Tidak usah dipikirkan, aku mengerti kalau kamu memang belum siap untuk mempunyai anak, dan kamu harus kehilangan semuanya,”Riana tersenyum mendengar hal itu, hatinya kembali tenang karena Andreas mengerti akan posisinya, “Makasih yah, Mas!” Riana menggemgam erat tangan Andreas.Andreas mengangguk, “Tapi kamu harus tau, semakin kamu menyembunyikannya semakin bom waktu itu akan membesar. Kamu mengertikan apa yang aku maksud?” “Aku tau, Mas! Tapi bukan dalam waktu yang sangat dekat!”“Iya, aku tau,” Andreas tersenyum melihat Riana.Riana melihat ke bawah, dia baru sadar kalau sekarang dia sedang memakai sandal rumahan saja. “Mas!”
Suasana kelas sudah mulai ramai, banyak mahasiswa yang mulai memasukki kelasnya karena sebentar lagi pembelajaran akan segera dimulai. Kirana dan Riana sudah berada di kelas mereka dan teman-temannya pun sudah pada masuk walaupun ada beberapa waktu yang kosong, mungkin masih pada diluar, karena ada juga yang selalu masuk berbarengan dengan dosen.“Eh, Ri. Menurut lo Eligo itu gimana sih?” tanya Kirana.“Kan kamu sodaranya, masa kamu gak tau gimana sifat Eligo,” jawab Riana sambil mengeluaran buku dan alat tulis yang akan digunakannya.“Gue kan nanya menurut pendapat lo,” Kirana geram, “Menurut lo Eligo itu gimana orangnya?” tanya Kirana kembali.Riana sedikit berfikir, “Menurut aku sih, Eligo itu selain tampan dia juga baik karena dia mau membantuku waktu itu, padahal dia sama sekali belum kenal sama aku.”“Menurut lo dia termasuk dalam salah satu tipe cowok idaman lo gak sih?”Rian terkejut dengan pertanyaan yang Kirana lontarkan, “Kok kamu malah nanya gitu sih?”“Ya, gue penasaran a
Kini Andreas sedang duduk di meja kerjanya, ditemani dengan laptop dan beberapa bahan untuk menginput nilai mahasiswa, sebentar lagi akan diadakan ujian semester akhri membuat Andreas harus mencicil menginput nilai, agar nanti dia tidak keteteran dan setelah nilai hasil ujian semester akhir keluar, dia tidak perlu repot untuk menginput semua dari awal.Andreas yang sedang sibuk, tak lama dia mendengar suara ketokan pintu dari depan. Andreas tersenyum, sudah dia pastikan kalau orang yang sedang mengetok pintu di depan ruangannya itu adalah istrinya. Andreas menyuruhnya untuk masuk, dan benar saja dia melihat Riana. Sebelum menutup pintu, Riana memastikan bahwa tidak ada orang yang ada disekitar sini. Lalu Riana berjalan mendekati Andreas. “Ada apa bapak memanggil saya kesini?” tanya Riana dengan nada formal seraya duduk di kursi panjang yang tersedia disana, Andreas memang menyediakan kursi itu supaya kalau ada tamu yang datang bisa duduk disana.Andreas berpindah posisi duduk disampi
Andreas mendorong tubuh Kirana, sehingga membuat Kirana hampir saja terjatuh kebelakang. Namun Andreas tatap menahannya, di hanya berusaha untuk melepaskan ciuman Kirana, “Apa yang kamu lakukan?” ucap Andreas sambil membersihkan sisa air liur Kirana yang masih ada di bibirnya dengan ibu jarinya.Kirana tertegun melihat tindakan Andreas, tidak biasanya Andreas melakukan hal itu. “Memangnya kenapa kalau aku mencium kamu?”Andreas menurunkan Kirana dari pangkuannya, lalu menatap Kirana dengan mata yang merah. Mungkin masih ada sisa akibat pertengkarannya dengan Riana tadi. “Setidaknya kamu harus melihat situasi dan kondisi Kirana. Kita sedang berada di area kampus kalau kamu lupa,”Kirana mengangguk, “Aku tau, tapi kan kita berdua sedang berada di ruangan tidak di tengah lapangan. Jadi menurutku itu hal yang bisa saja dilakukan, lagian jarang sekali orang datang kesini kecuali kalau emang ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan kamu,” jawab Kirana dengan santai.“Tapi tetap saja, a
“Gimana kalian mau ikut gak? Double date gitu ceritanya, mau dong?” bujuk Kirana. Riana sangat bingung, dia tidak tau harus mengatakan apa, apalagi sekarang Andreas sedang menanti jawabannya dengan tatapan mata yang menyeramkan.“Kalau gue sih, terserah Riana. Kan gak lucu kalau gue ikut lo berdua, yang ada gue jadi nyamuk disana!” Eligo menatap Riana, “Lo mau ikut?”“Ayolah, Ri. Andreas juga ikut, masa lo gak kasian gitu liat sodara gue yang jomblo ini jadi nyamuk!” bujuk Kirana kembali.Riana terkejut saat mendengar Andreas akan ikut bersama Kirana ke Bali untuk jalan-jalan?. Tapi kenapa dia tidak memberitahunya tadi? Apakah dia berniat untuk berjalan-jalan berdua saja dengan Kirana dan membiarkannya sedirian di apartemen?. Riana kemudian tersenyum, “Iya, aku ikut!” Riana tidak akan membiarkan Andreas bersenang-senang sedangkan dirinya tidak dan hanya menunggu di rumah saja. Riana tidak memperdulikan lagi Andreas yang terus menatapnya tajam.Kirana memegang tangan Andreas, “Sayang
Andreas mengikuti Riana yang keluar dari kamarnya, dengan sigap Andreas langsung memagang tangan Riana, “Kamu mau kemana?” tanya Andreas.“Aku mau minum, pembicaraan tadi membuat tenggorokanku terasa kering,” Andreas tersenyum, kegugupan Riana membuatnya semakin terlihat lucu dan menggemaskan, “Kenapa kamu ketawa?” Riana sangat tidak suka ketika Andreas tertawa seperti sedang menjeknya.“Ah, enggak kok.” Andreas berusaha untuk meredam tawanya. Walaupun susah, dia tidak ingin Riana merasa ditertawakan olehnya. “Kamu lucu sekali,”“Gak ada yang lucu, Mas!” Riana kembali melanjutkan jalannya. Namun, karena Andreas sama sekali belum melepaskan tangannya membuat Riana kembali terhenti. “Kenapa kamu gak lepasin tanganku?”Andreas tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, “Tidak semudah itu untuk aku melepaskan kamu sayang!” Andreas mendekatkan wajahnya kepada wajah Riana, membuat Riana harus menahan nafasnya, “Urusanku dengan kamu belum selesai, sayang!”Riana sedikit mendorong tubuh Andrea