“Dre, ayo dong. Cepetan!” ucap Kirana yang melihat Andreas masih diam ditempatnya.Tersadar dari lamunannya, Andreaspun langsung masuk ke dalam mobil, “kamu kenapa sih, Dre?” tanya Kirana keheranan. Kirana sangat tahu sikap Andreas yang seperti ini pasti dia sedang memikirkan sesuatu.“Ah.. enggak kok,” bantah Andreas. Lalu Andreas melajukan mobilnya meninggalkan apartemen. “Kamu jangan bohongin aku, Dre! Jujur kamu lagi mikirin apa?” selidik Kirana.“Aku gak mikirin apa-apa kok, beneran deh,” Andreas menggenggam tangan Kirana dengan tangan kirinya. Menggenggamnya dengan erat berusaha untuk meyakinkan Kirana, “Hari ini kamu masuk jam berapa?” tanya Andreas mengalihkan pembicaraan.Kirana menghembuskan nafasnya, Andreas tetap saja tidak mau memberitahunya, “Hari ini sih aku masuk jam 9,” jawab Kirana, “Kamu abis dzuhur gak ada kegiatan lagi kan?” tanya Kirana.Andreas mengerutkan keningmya lalu menatap wanita yang ada disampingnya itu, “Emangnya kenapa?”Kirana menundukkan kepalanya,
“Kamu egois, mas!” ucap Riana dengan posisi masih membelakangi Andreas.Andreas membalikkan badan Riana, sempat ada perlawanan. Namun, tenaga Andreas lebih besar dari Riana. Andreas mengerutkan keningnya, “Aku egois kenapa?” Andai saja lelaki yang berada didepannya ini bukan suaminya. Mungkin sudah Riana buang ke laut, karena Andreas sama sekali tidak peka dengan perasaannya, “Pikirkan aja apa kesalahan kamu!” Riana hendak membalikkan tubuhnya lagi, namun kembali ditahan oleh Andreas. Riana menatap Andreas dengan tatapan kesal.Andreas tersenyum geli melihat tatapan itu, “Kamu cemburu?” Andreas mencubit hidung Riana yang langsung dilepaskan secara kasar oleh Riana. “Pake nanya lagi,” Riana mendelik sedangkan Andreas malah mentertawakannya. “Ih, malah diketawain.” Andreas sangat senang. Riana cemburu saat Andreas dan Kirana. Andreas menyimpulkan bahwa wanita yang sekarang berada didepannya ini sudah membuka hati untuknya. “Kamu mencintaiku?” ucap Andreas sambil memperlihatkan senyum
“Untuk kalian berdua jangan pergi dulu!” ucap Andreas saat kelasnya sudah selesai.Beberapa mahasiswa langsung meninggalkan tempat itu, kecuali Riana dan Kirana, “Jangan lupakan kalau saya belum memberikan kalian berdua hukuman atas apa yang kalian lakukan tadi!”Riana menatap suaminya itu dengan malas, “Apa yang harus saya lakukan, pak?” tanya Riana.“Untuk kamu Riana, kamu harus membersihkan ruangan perpustakaan sampai bersih, dan untuk kamu Kirana, kamu boleh pulang sekarang!”Kirana menatap Andreas kebingungan, “Loh kok gitu, Dre?” tanya Kirana, dia menghilangkan kata “pak” kepada Andreas, karena sebutan itu dia ucapkan saat Andreas mengajar saja.“Lakukan saja apa yang aku katakan!”Kirana langsung memeluk Andreas lalu dia mengalungkan tangannya pada leher Andreas. “Ah… Kamu emang terbaik,” Kirana lalu mengecup bibir Andreas dengan cepat.Riana melihat hal itu langsung memalingkan wajahnya, dia sangat berusaha untuk menahan rasa perih dan tangisnya. Sangat menyakitkan saat Riana
Riana berlari ke kamar, tak lupa dia mengunci kamar itu lalu dia menangis sejadi-jadinya. Hatinya sangat sakit, Andreas selalu berkata bahwa dia mencintainya. Namun hari ini Andreas membuat Riana ragu akan kata cinta yang Andreas katakana.Riana mendengar beberapa kali ketukan dari Andreas, namun dia sama sekali tidak membuka pintu. Untuk saat ini dia hanya ingin menenangkan dirinya dan tidak meliaht wajah Andreas.Sudah setengah jam dia menangis dan dia juga tidak mendengar ketukan pintu dari luar lagi, walaupun dia sedang marah kepada Andreas. Tapi dia tetap mengkhawatirkan laki-laki itu. Riana sedikit membuka pintu dan mengintip disana.Dia sangat terkejut, melihat Andreas sedang berpelukan dengan seorang wanita yang sudah dia pastikan itu adalah Kirana. Hatinya kembali berdenyut melihat hal itu, setelah membuatnya menangis, Riana juga harus melihat Andreas memeluk wanita lain.“Kenapa kamu setega ini, Mas?” lirih Riana, kalau Andreas masih menyukai Kirana, kenapa dia mau menikahin
Sinar matahari mulai menerangi kamar dengan melewati tirai yang tipis, cahayanya menyinari dua insan yang masih terlelap dengan posisi yang sangat berdekatan. Tubuh mereka tertutup selimut hangat hingga ke batas dagu.Riana mendesah pelan, membuka matanya dengan perlahan. Menatap beberapa saat kea rah jendela, baru kemudian beralih ke arah Andreas yang masih tertidur sambil memeluknya erat.Riana tersenyum malu kala mengingat bagaimana sisa-sisa malam yang mereka lewati berdua. Melihat wajah damai Andreas saat tertidur membuatnya merasa nyaman, karena dengan begini dia bisa melihat wajah suaminya itu sepuasnya.Tiba-tiba dia mendengar suara handphonenya, dia mengambil benda yang dia simpan diatas meja disamping ranjangnya.[Halo,Ri!]Mendengar suara Kirana yang sepertinya sedang menangis membuat Riana sedikit khawatir padanya, [Na, kamu kenapa?] Riana tidak mendapatkan jawaban, dia hanya mendengarkan suara tangisan dari Kirana, [Na, kamu kenapa sih?] tanya Riana kembali.[Ibu.. Aku, R
“Lo suka yah sama dosen itu?” Pertanyaan yang dilontarkan oleh Eligo kepadanya sugguh mengejutkan.Riana kembali menatap Eligo, bagaimana bisa laki-laki ini mengeluarkan pertanyaan yang seperti itu?. “Maksud kamu?”Eligo terkekeh melihat wajah Riana yang sangat terkejut, itu sangat lucu sekali. “Daritadi gue liatin lo, penglihatan lo gak lepas dari dosen itu!”“Apakah aku terlalu memperlihatkan bahwa aku cemburu?” pikir Riana.Melihat Riana yang terdiam membuat Eligo menyimpulkan bahwa perkataan dirinya memanglah benar adanya, “Benarkan apa yang gue katakana?” tanya Eligo.Riana menggelengkan kepalanya, tidak mungkin bukan dia berkata jujur kepada Eligo yang notabenenya adalah sodar Kirana dan mengatakan bahwa dirinya mencintai Andreas?. “Enggak kok! Aku gak menyukai pak Andreas! Mungkin itu cuma asumsi kamu saja, daritadi aku memperhatikan Kirana mungkin memang terlihat seperti melihat pak Andreas, karena kan dia berada disamping Kirana,” Elak Riana.Eligo menganggukkan kepalanya, me
Andreas sangat kesal melihat Riana memilih untuk pulang bersama laki-laki itu yang dia ketahui adalah sodara dari Kirana sendiri. Kirana pernah mengatakannya kalau dia mempunya sodara yang satu kampus dengan dirinya, namun dia tidak mengetahui bagimana rupa dari sodara Kirana itu.Dia baru menyadari tadi, saat dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Riana dan Eligo yang mengatakan bahwa dia adalah sodara yang pernah Kirana ceritakan.Bagaimana bisa kebetulan seperti ini? Kirana dan Riana bersahabat, lalu Riana kenal dengan sodara Kirana. Andreas sangat tidak menyukai hal itu. Dia bisa melihat ada ketertarikan dari Eligo kepada Riana, dia tau karena insting lelakinya mengatakan bahwa dia menyukai Riana, bahkan cara Eligo menatap Riana pun sangat jelas dia ingin mendekati Riana.Kini dia harus menerima kalau Riana lebih memilih untuk pulang dengan Eligo dibandingkan dengannya. Andreas memang marah pada Riana, namun dia tidak bisa meluapkannya disini, tidak mungkin sekali kalau dia tiba-
“Mamah!” panggil Riana.Ranti kaget melihat kedatangan Riana. “Loh? Riana?” Ranti memastikan bahwa yang sekarang berada didepannya adalah putri kesayangannya. Semenjak Riana menikah, Ranti merasakan kehilangan yang begitu besar saat anak perempuan satu-satunya ini pergi meninggalkan rumah karena kewajibannya sebagai seorang istri untuk mengikuti suaminya.“Kamu sehat, nak?” Ranti memeluk Riana.“Sehat, Ma. Riana mau nginep mala mini disini, boleh yah?”Riana memang sengaja datang kesini, setelah diantarkan oleh Eligo ke apartemen, dia memutuskan untuk menginap di rumah orang tuanya saja. Karena Riana berfikir bahwa Andreas akan menemari Kirana sampai larut malam.Ranti tidak bisa menutupi rasa kebahagiaannya. “Boleh kok, sayang. Masa gak boleh! Kamar kamu selalu mamah rapihin dan mamah bersihin setiap hari. Kamu mandi dulu yah, nanti kita makan malam bersama. Papah kamu juga kayaknya udah kanget banget sama kamu, Ri,” Ranti yang sedari tadi penasaran melihat penampilan Riana yang serb