Share

Bab 112 When love is gone

Bab 112 When love is gone

“Tetap jalan, Pak,” pinta Kama.

“Kama apa maksud kamu meminta sopir terus jalan! Apa kamu tidak lihat ada ambulance di depan rumahku?” kata Bening tak terima.

“Jalan terus, Pak.” Kama mengabaikan permintaan Bening.

Bening benar – benar kesal. “Turunkan aku di sini, Kama! Aku mau pulang dan melihat keluargaku!” Suara Bening mulai meninggi. Pikirannya yang suntuk semakin membelitnya.

Wajah Kama serius dan datar. “Apa kamu tidak memperhatikan, ambulance itu kempes bannya?”

“Hah, serius?” Bening tidak percaya, kemudian menoleh ke belakang. Ia melihat ada orang yang datang membawa ban dan mengganti ban ambulance itu.

“Makanya, jangan panik dulu,” ledek Kama.

“Terus kita mau ke mana ini? Kamu tidak membuat kejutan yang aneh – aneh lagi kan?”

Kama mengatur posisi duduknya. “Kita lihat saja nanti.” Dia tersenyum penuh misteri.

“Ya Tuhan. Ini sama sekali tidak lucu Kama. Kamu tahu di rumahku sedang ada masalah, dan orang tuaku menungguku pulang. Kenapa kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status