Happy reading ....Pagi ini Aisyah sedang berada di meja makan bersama kedua orang tuanya untuk melakukan sarapan pagi.Papa Agam terus menatap lekat ke arah putrinya, dia masih tak menyangka jika saat ini Aisyah sudah kembali ke rumah. Namun, hatinya juga teriris sakit salah melihat fisik dari putrinya yang jauh sangat berbeda.'Apa sebegitu menderita kah putriku bersamanya? Sampai dia harus sekurus ini?' batin papa Agam.Mama Rani menggenggam tangan pria itu, "ada apa, Pah?""Tidak apa-apa, Mah." Kemudian tatapan Papa Agan mengarah kepada Aisyah, "sayang, nanti siang kamu ke mall ya! Kamu harus perawatan lagi."Aisyah menganggukkan kepalanya, sudah lama sekali dia tidak memanjakan tubuhnya. Bahkan, tangan Aisyah saja sangat kasar, sebab terlalu sering bekerja keras."Oh iya ... tadi pagi Okta nelpon Papa, katanya dia sudah membantu kamu mengurus perceraian kamu sama si pria brengsek itu?" Bahkan Papa Agam enggak menyebutkan nama Andre."Iya Pah," jawab Aisyah "Kalau begitu, segera u
Happy reading.....Aisyah dan mama Rani terkejut saat melihat siapa orang itu. Apalagi Aisyah, sampai menitikan air mata.Orang itu langsung mendekat ke arah Aisyah kemudian memeluk tubuhnya dengan erat. "Ya ampun Syah! Gue benar-benar rindu banget sama lo. Lo kemana aja sih selama ini? Gue cari nggak ada, gue ke rumah laki lo yang lama katanya udah pindah?""Iya maafin gue ya Vita, gue pindah ke desa. Soalnya Mas Andre waktu itu juga kerjanya dipindah, jadi terpaksa deh. Kamu apa kabar?""Alhamdulillah kabar gue baik, lo sendiri? Tapi ... gue rasa lo lebih kurus ya? Lo nggak dikasih makan apa, sama laki lo?"Aisyah tersenyum tipis, tanpa menjawab pertanyaan dari sahabatnyanya itu, dia langsung mengajak wanita tersebut untuk duduk."Makan bareng yuk!" ajak Aish."Lo belum jawab pertanyaan gue, Syah. Apa lo nggak dikasih makan sama laki lo, sampai badan sekurus ini? Kayak lidi ini, mah ujung-ujungnya Abang banting adek, bang."Aisyah langsung terkekeh, begitu pula dengan mama Karina. "
Happy reading ....."Tuan Okta!" kaget Aisyah serta Mama Kirana.Pria itu mendekat ke arah Aisyah sambil tersenyum. "Hai ... apa kabar? Nggak nyangka ya kita dipertemukan di sini?" tanya Okta sambil mencium tangan mama Rani."Alhamdulillah kabar baik, Tuan. Tuan sendiri apa kabar? Oh ya ... kabarnya Mbok Tuti sama pelayan yang lain gimana?""Alhamdulillah kabar aku sama mereka juga baik. Kamu habis belanja?" Okta melirik ke arah paper bag yang ditenteng oleh Aisyah."Iya nih habis belanja. Tuan Okta sendiri, habis apa?""Saya habis meeting tadi," jawab Okta.Mama Rani merasa senang karena Aisyah sangat dekat dengan Okta, besar harapannya di dalam hati jika kedua orang itu kembali berjodoh, walaupun dengan status Aisyah yang sebentar lagi akan menjadi janda.Sementara Vita menyenggol bahu Aisyah, karena dia sangat penasaran dengan pria yang saat ini tengah mengobrol dengan sahabatnya."Oh iya ... sampai lupa. Kenalin Vita, ini Tuan Okta, dan Tuan Okta ... kenalin, ini Vita sahabat saya.
Happy reading .....Hari persidangan pun tiba, di mana saat ini Andre sudah berada di pengadilan agama, akan tetapi dia tidak melihat keberadaan Aisyah di sana."Istrimu itu mana? Dia yang menggugat tapi dia sendiri tidak datang, jangan-jangan ... dia tidak berani bertemu dengan kamu," ucap Bu Lisa dengan nada yang sinis.Andre diam, dia juga bingung kenapa Aisyah tidak datang. Tapi, besar harapan dia untuk kedatangan Aisyah. Sebab Andre ingin menjatuhkan talak 3 kepada wanita itu."Selamat siang. Apa Bapak ... Tuan Andre?" tanya pak Bagas selaku pengacara Aisyah."Iya, saya Andre. Maaf bapak siapa ya?""Saya adalah Bagas, saya pengacaranya ibu Aisyah. Dan kebetulan Ibu Aisyah tidak bisa datang karena ada halangan, jadi saya yang mewakilkan," tutur Pak Bagas.Dahi Andre mengkerut heran saat melihat jika pria itu adalah pengacara dari Aisyah, dari mana wanita itu bisa mendapatkan uang untuk membayar pengacara? Sedangkan pengacara bayarannya sangat mahal pikir Andre."Bapak dibayar pakai
Happy reading....Aisyah masuk ke dalam sebuah Cafe, kemudian dia duduk dia salah satu kursi lalu memesan makanan. Pandangannya mengedar ke tempat tersebut di mana tempat itu menyimpan banyak kenangan dahulu saat bersama dengan Andre.Tempat itu pula menjadi saksi cinta saat Andre menyatakan perasaannya kepada Aisyah. Namun ternyata takdir berkata lain, rumah tangga mereka tidak langgeng, bahkan jauh dari kata sakinah, mawadah dan warohmah."Ini Mbak pesanannya," ucap pelayan sambil menaruh pesanan Aisyah di atas meja."Makasih Mbak," jawab Aisyah sambil tersenyum.Dia mulai menyantap makanan itu, namun tiba-tiba suara seseorang mengagetkannya membuat wanita tersebut mendongklak menatap ke arah sumber suara."Aisyah ....""Tuan Okta!" kaget Aisyah, kemudian Okta duduk di hadapan wanita itu."Kamu makan siang di sini juga?""Iya nih, kebetulan nggak jauh dari kantor jadi aku makan di sini deh," jawab Aisyah dengan sedikit canggung.Dia belum terbiasa dekat dengan pria lain. Apalagi d
Happy reading ....Andre bekerja dengan giat di kebun mertuanya, dia tidak ingin mengecewakan Bapak Daryono selaku orang tua dari Putri, karena Andre tidak ingin jika didepak sebagai menantu."Oh ya Andre, dua hari lagi akan ada pemasok yang datang ke sini. Mereka dari perusahaan besar, jadi kamu nanti harus bertemu dengannya ya! Ingat, jangan sampai memalukan kebun cabe milik saya," ucapan Daryono sambil menepuk pundak menantunya."Siap Pak! Andre nggak akan kecewain kepercayaan Bapak.""Bagus. Kalau begitu saya mau ke pasar dulu ya buat melihat toko di sana. Kamu pantau terus pekerja di sini!"Andre mengganggukan kepalanya, kemudian Pak Daryono pun pergi ke pasar karena kebetulan dia ada beberapa toko sembako di sana, dan kebun Pak Daryono seluas 5 hektar, di mana dibagi dua kebun cabe beserta dengan kebun bawang..."Aisyah," panggil Mama Rani."Iya Mah.""Kamu sudah siap belum?""Sudah nih, aku berangkat sekarang aja ya Mah. Soalnya takut kesorean juga di jalannya.""Sayang ...
Happy reading ....Sepanjang perjalanan Aisyah dan juga Okta berbicara banyak hal seputar bisnis juga, dan rencananya Aisyah akan bekerja sama dengan Okta untuk membangun sebuah Cafe.Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, mereka pun sampai di desa, di mana Aisyah merasakan sakit yang teramat sangat.Dia melihat jalanan Desa itu yang tidak jauh berbeda saat terakhir dirinya pergi. Dia melihat deretan rumah warga yang biasa membeli nasi uduknya."Kita akan ke mana?" tanya Okta."Tinggal lurus aja, nanti belok kanan di sana ada rumah yang sangat besar dari rumah yang lain, berpagar hitam," jelas Aisyah.Sopirnya Okta mengangguk, kemudian mobil melaju dan berhenti di depan rumah yang Aisyah sebutkan. Akan tetapi Okta melihat cuaca di luar semakin mendung, ditambah di sana juga sudah mau malam."Apa kau yakin ingin turun? Ini sudah jam 05.00 sore, dan cuacanya juga sepertinya akan hujan?""Iya." Namun baru saja Aisyah akan turun, tiba-tiba hujan sudah mengguyur dengan deras membu
Happy reading ......Aisyah hanya tersenyum, sementara Andre terpana dengan penampilannya."Aisyah ... kamu ... Aisyah 'kan?" tanya Pak Daryono dan langsung dibalas anggukan oleh wanita itu."Benar Pak, saya perwakilan dari perusahaan Berlian Group, dan saya ke sini untuk melihat kebun Bapak," elas Aisyah.Pak Daryono terbengong saat mendengar ucapan Aisyah yang menjadi perwakilan dari Berlian group. Setahu dia yang akan datang adalah anak dari pemilik perusahaan tersebut."Apa kamu anak dari pak Agam, pemilik dari perusahaan Berlian?" tanya Pak Daryono dengan tatapan tak percaya."Betul Pak, bisa kita bicara sekarang! Karena saya juga tidak mempunyai banyak waktu saya harus kembali ke kota."Pak Daryono tentu saja sangat bahagia, walau ia masih sangat terkejut dengan kenyataan yang baru ia ketahui. Kemudian dia menyenggol bahu Andre, membuat pria itu tersadar dari lamunannya lalu mereka bertiga pun berjalan mengelilingi ladang tersebut untuk melihat perkembangan di sana."Kenapa aku