Sinta tak suka saat Anggita ikut bersama dengan Sasy saat bertemu dengannya. Menatap Anggita saja sudah membuat dirinya tidak Sudi, ia benar-benar kesal kepada Anggita Kenapa harus wanita itu yang menjadi istri dari Caraka seharusnya ia masih bisa mengambil posisinya kembali, tetapi orang luar yang tiba-tiba masuk mengambil seluruh posisinya."Aku tidak suka dengan kehadiranmu di sini, itu hanya membuatku dan juga Sasy terasa seperti ada penghalang saja aku mau kamu pulang saja dan nanti biar aku yang mengantarkan Sasy karena aku ingin memiliki waktu berdua dengannya," ungkap Sinta.Wanita itu dengan terang-terangan mengatakan ketika kesukaan tentang keberadaan Anggita di sini. Dirinya tidak ingin jika caranya yang tengah mencoba untuk mengambil kembali hati sang putri harus terhalang dengan keberadaan Anggita.Dirinya ingin berusaha untuk bisa mendekatkan diri dengan sang anak, karena ia juga tidak mau jika putrinya semakin dekat dengan Anggita. Karena menurut Sinta jika sang anak se
Bunga sedikit marah tentang ucapan ibunya. Kenapa ibunya terlihat begitu marah kepada babysitter nya, padahal ayahnya Baskoro memberikan babysitter untuk dirinya karena agar ia tidak merasa kesepian dan memiliki teman."Kalau Mama nggak suka Papa mencari baby sitter buat bunga, harusnya Mama yang menemani aku setiap hari dan bukannya baby sitter!" Setelah tantenya benar-benar menikah dengan Caraka, Iya tidak memiliki teman lagi di rumah ini selepas pulang sekolah dirinya hanya di rumah dan begitu sangat membosankan hanya ada beberapa pelayan saja yang sibuk dengan pekerjaannya.Apalagi menurutnya sang ayah melakukan hal yang benar meminta Mbak Olive untuk menjadi babysitternya agar Ia memiliki teman dan tidak merasa kesepian sendirian di rumah terus-terusan. Namun, Kenapa ibunya justru menuduh seperti itu, walaupun dulunya belum mengetahui maksud dari tujuan ibunya tersebut, tetapi dirinya memahami arti tentang istri baru Ia juga tidak menginginkan jika ayahnya memiliki istri baru te
Caraka mengepalkan tangannya, ia kesal mendengar apa yang di katakan sang anak. Mantan istrinya benar- benar sudah terlalu kelewatan batas. Setelah mengantar Sasy ke kamar, Caraka pun mengajak Anggita ke kamar mereka. Dirinya benar-benar tidak menyangka jika ternyata mantan istrinya memang sama sekali tidak pernah berubah atas apa yang sudah dia lakukan padahal Ia memang tidak pernah mau memberikan kesempatan kepada wanita itu seandainya saja Anggita tidak meminta dirinya untuk membiarkan Sasy bertemu dengan ibunya mungkin hal ini tidak akan terjadi apalagi menurutnya, Sinta kali ini benar-benar sangat keterlaluan mengapa dia bisa mengatakan hal tersebut kepada Anggita padahal memang tujuannya untuk menikahi anggota memang bukan untuk menjadikan wanita itu sebagai pengasuh gratis untuk anaknya.Caraka mengelus rambut sang istri. Ia paham, bagaimana hati Anggita mendengar semua perkataan jelek dari mantan istrinya.Pantas saja sejak tadi wajah Anggita terlihat begitu muram, Ternyata
Baskoro heran kenapa Anggita datang ke kantornya, padahal sudah di sepakati jika dia sudah menikah dengan Caraka, dirinya tak usah datang ke kantor lagi. Tapi kali ini dia datang tanpa memberitahunya pula. Baskoro memang sekarang sedang berada di ruangannya karena ia baru saja menghadiri sebuah pertemuan penting, Ia tidak menyangka jika adiknya tiba-tiba datang ke ruangannya itu tanpa ada pemberitahuan, Ia juga heran kepada asistennya yang memberitahu jika adiknya datang dan ternyata adiknya sudah berada tepat di pintu ruangannya itu.Baskoro mengecek ponselnya, tidak ada chat ataupun hal lainnya. Kedatangan Anggita ke ruangannya ini membuat ia benar-benar merasa begitu heran, untuk apa adiknya datang ke kantor?Walaupun masih terharan-heran mengenai kedatangan adiknya itu, Baskoro langsung saja mengibaskan tangannya kepada sang asisten memberi isyarat jika asistennya itu boleh meninggalkan ruangan tersebut. Baskoro sebisa mungkin bersikap biasa saja walaupun ia merasa terharan-heran
"Jangan terlalu banyak memikirkan Baskoro, dia sudah dewasa dan juga pasti sudah mengetahui apa yang terbaik untuk rumah tangga mereka berdua. Doakan saja rumah tangga mereka berdua baik-baik saja."Dirinya takut tidak Anggita terlalu ikut campur dalam rumah tangga kakaknya justru hal tersebut akan berdampak pada kesehatan dari wanita itu apalagi ia sangat mengetahui bagaimana sikap dari Baskoro dirinya juga sudah mencoba berbicara mengenai tentang lelaki itu yang tidak perlu terlalu menghabiskan waktunya di perusahaan saja tetapi tidak pernah mau mendengarnya.Apalagi jika mendengar cerita dari Anggita membuat dirinya merasa takut jika ia terlalu fokus bekerja maka hal yang terjadi kepada Bunga akan terjadi kepada putrinya, ia sangat tidak menginginkan hal tersebut terjadi Untung saja Anggita tidak memaksa untuk bekerja lagi di perusahaan katanya tersebut dan dokumen jika sampai Anggita bekerja lagi ia takut jika wanita itu akan fokus dengan pekerjaannya dan merupakan tugasnya sebaga
Baskoro masuk ke kamar mandi, dia menguyur tubuhnya dengan shower. Di dalam ia memikirkan wajah Olive. Benar benar mengalihkan semua. Baskoro benar-benar tidak menyangka jika ternyata baby sitter yang baru saja bekerja di rumahnya justru bisa merenggut seluruh perhatiannya itu. Bagaimana bisa, tuduhan Fanya malah menjadi kenyataan, bahkan kecemasan sang adik tentang dirinya yang ad rasa dengan Olive Seolah membuktikan jika dirinya memang berniat mendekati Olive. "Kenapa, wajah itu! Argh. sial!"Baskoro benar-benar merasa begitu bingung bagaimana bisa justru Ia yang awalnya menentang mentah-mentah apa yang diucapkan oleh sang istri, justru sekarang semuanya perlahan terbuka dan menjadi kenyataan ya benar benar tidak menyangka jika ternyata pesona sang babysitter dapat mengalihkan dunianya.Lelaki itu kesel sendiri bagaimana bisa Iya yang hanya menganggap tuduhan dari adiknya Anggita hanya sebuah candaan itu pun, kini langsung berubah drastis dirinya benar-benar memikirkan paras ayu s
Anggita sudah siap mengantar sang Putri Sasy, di meja makan mereka sedikit berbincang. Seperti biasa Anggita memang menikmati perannya sebagai istri dan juga Ibu untuk Sasy, walaupun dirinya memang belum memiliki pengalaman menjadi seorang ibu, tetapi ia begitu merasa nyaman dengan perannya saat ini apalagi menurutnya Sasy adalah anak yang benar-benar begitu penurut bahkan menurutnya Anak seumuran Sasy sangat dewasa dalam memahami setiap masalah dan ia juga tidak pernah marah dengan sikap dari putrinya tersebut apalagi sangat mudah untuk diberitahu dan diberikan penjelasan jadi dirinya tidak pernah marah dengan apa yang dilakukan oleh putrinya tersebut dirinya benar-benar merasa begitu senang dengan pernikahannya dengan Caraka."Anggita apakah kamu tidak ingin bekerja lagi?" Caraka bertanya kepada istrinya, karena memang dirinya mengetahui bagaimana semangatnya sang istri saat bekerja di kantor kakaknya tersebut. Wanita itu mau belajar dari nol, Ia memang tidak mempermasalahkan Anggit
"Mereka keluarga dari ayahku. Bukan ibu kandung tapi wanita yang menjadi pengganti ibuku." Caraka berbicara dengan tatapan kosong. Anggita duduk mendengarkan sang suami bercerita, sebelum ia bertemu langsung dengan keluarga yang menurut suaminya sangat tak diinginkan kehadiran mereka. "Aku paham, mungkin mereka membuat kamu tidak nyaman. Apa keluarga ibumu tak ada?" tanya Caraka. Caraka menyenderkan tubuh di sofa. Pikirannya jauh ke masa lalu. Di mana saat dirinya melihat sang ibu yang tiba-tiba saja meninggal saat tertidur di kamar. Caraka menggeleng, rasanya sangat sakit membayangkan hal itu. Kematian yang tiba-tiba dan ayahnya pun menutup rapat kasus itu karena baginya kematian sang istri karena serangan jantung. "Kita berangkat sekarang, apa kamu mau aku antar ke mana gitu? Hari ini aku free, jadi bisa mengantar kamu ke mana pun kamu mau," ujar Anggita. Anggita tersenyum, lalu menghampiri sang suami. "Kalau kamu free lebih baik di rumah saja, bagaimana?" Caraka mengangguk,