Wajah Bu Rasti memucat mendengar perkataan dari menantunya. Dia tak menyangka jika Anggita begitu berani padanya. Padahal dirinya kira Anggita akan tunduk dengan ucapannya, tetapi salah besar justru wanita itu terlihat begitu berani bahkan sampai mengatakan hal sedemikian rupa. Benar-benar wanita tidak tahu diri pikir Bu Rasti.Kebetulan Caraka datang, melihat anak sambungnya yang datang itu membuat Bu Rasti memiliki sebuah ide untuk mengadu kepada anaknya itu tentang perlakuan anggota yang sangat tidak sopan."Caraka untung saja kamu datang coba lihat istrimu itu benar-benar tidak sopan dia mendoakanku agar cepat mati istrimu benar-benar tidak memiliki sopan santun." Bu Rasti mengadu kepada Caraka tentang apa yang dikatakan oleh Anggita dirinya sangat yakin pasti setelah ini Anggita akan ditegur oleh Caraka atas apa yang sudah dikatakan kepada dirinya itu.Caraka yang baru saja tiba sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh ibu sambungnya itu, tetapi dirinya memilih untuk langsu
"Tetap duduk dan jangan berani menghina istriku. Anggita sekarang adalah wanita pendamping aku."Caraka benar-benar tersulut emosi di pagi-pagi seperti ini, bagaimana tidak ucapan dari adik tirinya itu benar-benar melukai hatinya. Apakah wanita itu tidak memikirkan bagaimana perasaan Anggita, mengapa ucapannya benar-benar seperti tidak pernah memakan bagus sekolah saja padahal adiknya itu menghabiskan banyak biaya untuk pendidikannya itu. Caraka benar-benar tidak habis pikir. Apakah ibu dan anak itu benar-benar tidak memiliki otak untuk berpikir bagaimana caranya menghargai orang lain, entahlah apa yang dipikirkan oleh mereka sampai-sampai tidak memiliki attitude seperti itu. Caraka benar-benar merasa malu kepada Anggita bagaimana bisa ia memiliki keluarga yang seperti itu.Netra memerah terpancar di wajah Caraka mendengar sang adik menghina istrinya. Sayangnya Caraka belum mau mengatakan siapa Anggita, ia ingin tahu apa yang terjadi jika ketiga nya tahu. Caraka begitu sangat yakin j
Anggita dan Andre berpikir mana mungkin mereka pergi bersama sedangkan keduanya saja sering tak akur. Namun, malah menghilang bersamaan. Mereka berdua pun sempat bingung karena memang Baskoro dan juga istrinya sama-sama sulit untuk dihubungi tetapi kemungkinan besar mereka untuk pergi bersama sangatlah kecil bagaimana mungkin mereka yang notabenenya sama-sama memiliki watak yang keras akan pergi bersama secara tiba-tiba seperti itu. Mungkin mukjizat yang ada jika mereka bersama pun sangatlah kecil."Mana mungkin?" Tiba-tiba Anggita bersuara. Anggita benar-benar sangat yakin pasti memang Baskoro dan juga kakak iparnya tidaklah pergi bersama, tetapi mengapa nomor mereka sama-sama sangat sulit dihubungi dan juga Mereka sama-sama pergi tidak ada di rumah. Sebagai seorang adik yang begitu peduli kepada rumah tangga kakaknya benar-benar membuat Anggita begitu sangat pusing. Ia sebagai seorang wanita, dan juga seorang tante ia memikirkan bagaimana masa depan keponakannya saja ia hanya meng
Olive gegas menghampiri Bunga dan Sasy. Sesekali ia melirik kanan dan kiri mencari sosok Evan. Ia lega karena pria itu sudah tak ada lagi. Bagaimana bisa dirinya benar-benar seperti Tengah spot jantung saja melihat orang yang biasanya ia lihat di televisi ada di depan mata secara nyata. Padahal mereka sudah bertemu sejak kemarin tetapi mengapa ia sampai tidak paham seperti itu, Olive benar-benar merasa begitu bodoh, apalagi ia juga merasa sangat malu kepada asisten rumah tangga di rumah Baskoro ini karena dirinya ketahuan sangat terkejut saat mengetahui jika ternyata Baskoro memiliki seorang adik yang notabenenya sebagai aktor ternama. Keluarga Baskoro benar-benar sangat sulit untuk ditebak mereka semuanya keturunan kaya raya dan memang ia adalah orang baru di sini maka dari itu dirinya tidak mengetahui tentang asal-usul dari keluarga Baskoro tersebut."Mbak Olivia kenapa?" tanya Sasy.Anak kecil itu terheran-heran melihat pengasuh dari temannya yang terlihat kebingungan mencari ke k
"Aduh, perut aku sakit," keluh Bunga tidak lama setelah makan mie.Kedua tangan anak itu meremas-remas perutnya, wajahnya sudah memeras atau matanya berkaca-kaca bunga benar-benar kesakitan setelah selesai makan mie instan itu. Padahal tadi saat awal-awal makan anak itu sangat menikmatinya bahkan berulang kali mengatakan jika mie instan adalah makanan terenak yang dirinya sukai karena memang sang ibu jarang sekali memperbolehkannya makan mie instan bahkan ibunya selalu melarang dan menggantikannya dengan memakan makanan yang lain.Olive menghampiri dan terlihat panik sama halnya dengan Bi Murni. Sementara, Evan malah biasa saja. Lelaki itu terlihat begitu santai karena mungkin saja keponakannya itu terlalu kenyang lagi pula bunga menghabiskan satu mangkuk mie instan beserta sebuah telur dadar bisa saja keponakannya itu hanya kekenyangan."Tuan, ini Non Bunga kesakitan. Ayo bawa ke dokter," pinta Olive.Olive sudah tidak bisa lagi menenangkan bunga dirinya benar-benar merasa takut jika
"Bagaimana bisa Bunga sakit perut?" tanya Anggita yang datang bersama sang suami.Tadi wanita itu mendapatkan kabar dari sang kakak jika Bunga dilarikan ke rumah sakit mengatakan jika Bunga mengalami sakit perut dan ia terus-terusan menangis dan sekarang perlu perawatan intensif di rumah sakit.Olive, yang diminta keterangan masih takut menjelaskan. Tapi, dari pada si Evan yang menjelaskan dan tak mau disalahkan lebih baik dia yang menceritakan. Olive benar-benar merasa bingung harus menghadapi Anggita, jika dirinya tidak menjelaskan ia takut jika sampai Evan berkata yang tidak-tidak dirinya tidak mau jika harus terfitnah dan disalahkan karena memang itu semua bukan salahnya dan itu adalah aktor menyebalkan itu. Bagaimana bisa di layar televisi lelaki itu terlihat begitu manis bahkan diagung-agungkan oleh banyak sekali kaum hawa tetapi aslinya begitu sangat menyebalkan benar-benar membuat Olive tidak bisa berpikir dengan jernih ia sangat kesal karena Evan tadi tidak mau mendengarkann
Evan merebahkan tubuh di sofa, dirinya benar-benar pegal setelah tadi gagal melarikan diri dari rumah sakit ia bingung harus melakukan apa-apa lagi jika keluar bisa saja ada fans-fansnya yang mengetahui bisa-bisa bukannya Bunga beristirahat dengan tenang justru terganggu maka dari itu ia sejak tadi hanya bermain ponsel dan dirinya bosan akan dunianya yang ini itu. Sementara Olive duduk di samping ranjang Bunga yang masih terlelap tidur. Mungkin karena efek obat yang diberikan oleh dokter sehingga keponakannya itu bisa terlelap.Evan benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa hanya dengan sebungkus mie instan keponakannya itu harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Jadinya benar-benar heran karena ia tidak pernah mengetahui tentang dunia anak yang ternyata begitu sangat merepotkan saja. Evan menggeleng, bagaimana nanti anaknya dirinya akan memberikan kebebasan karena sama sepertinya ia tidak mau ditekan dan mengikuti aturan dia akan membebaskan anaknya."Enggak usah lihat
"Yakin mereka akan berjodoh?" tanya Carakan lagi. Melihat bagaimana tadi Evan dan Olive saling menyalahkan satu sama lain membuat masyarakat sedikit ragu dengan ide perjodohan yang dilakukan oleh istrinya itu. Mereka sepertinya memiliki karakter yang sama sama-sama tidak mau mengalah dan keras kepala memangnya bisa bersama?Anggita hanya tersenyum, "Semoga."Walaupun Emang tidak 100% yakin dengan rencananya itu, tetapi anggota terus saja optimis siapa tau mereka berdua memang betulan berjodoh daripada dengan Baskoro lebih baik jika oleh bersama dengan Evan yang sudah jelas statusnya jomblo akut. Lagi pula sama siapa kakaknya itu memilih single berlama-lama menolak wanita sana-sini entah wanita seperti apa yang dicari oleh kakaknya."Lagi pula Anggita aku benar-benar heran deh kenapa kamu bisa berpikiran begitu jauh jika Baskoro menyukai pengasuh dari anaknya itu." Caraka tidak habis pikir dengan pemikiran dari istrinya itu. Saat dirinya mendengar Anggita bercerita jika wanita itu menc