Share

Menurunkan Harga Diri

“Apa?” Laila bergegas mengikuti Niar ke dalam rumah. Baru saja tiba di ambang pintu, Laila seketika tertegun. Suasana rumah yang dulu pernah dia tinggali, tampak sangat berbeda. Di sana, menjadi jauh lebih berantakan. 

“Maaf, Mbak. Aku sibuk sekolah. Pulang sekolah langsung ke rumah Bu Ratmi,” ucap Niar, yang seakan paham dengan ekspresi Laila. 

“Untuk apa kamu ke rumah Bu Ratmi?” tanya Laila, seraya menoleh kepada Niar. 

“Mbak tahu ‘kan, suami Bu Ratmi jadi pemasok kain kasa ke beberapa rumah sakit? Aku bantu melipat di sana sampai jam delapan malam. Lumayan, Mbak. Sehari bisa dapat tiga puluh ribu,” terang Niar polos. 

Terenyuh hati Laila mendengar penuturan gadis remaja itu. Bagaimanapun juga, dulu dia dan Niar sangat dekat, meski usia mereka terpaut jauh. Niar juga bukan seorang pembangkang. Karakternya hampir mirip seperti Suratman. 

“Bagaimana dengan biaya sekolah kamu?” tanya Laila menahan iba dalam hatinya.&nbs

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status