Share

Kebaikan mereka

Irah kembali dengan wajah cemberutnya. Selama ini dia sangat dekat dengan Ardan Dan menganggap bahwa Ardan adalah menantu yang cukup baik. Dia masih tidak percaya jika menantunya itu berbuat zina di rumah ini dan dia pun menjadi kesal karena tetangga juga ikut bertanya-tanya mengenai Ardan dan Mimi.

"Ibu jadi seperti tidak punya muka," ucap Irah.

"Kalau ini bukan muka, Ini namanya apa? Tembok?" kekeh Tono menunjuk wajah istrinya dengan jari telunjuknya.

"Bapak, Ih. Bapak itu nggak tahu ya namanya mulut ibu-ibu kalau udah ngomong. Mereka bakalan tanya sesuatu yang kita sendiri bingung bagaimana menjawabnya. Ardan juga, jadi lelaki kok kebangetan banget. Kaya duit nggak, banyak gaya iya."

"Sabar, Bu. Namanya juga orang khilaf dan mata hatinya sedang ditutup dengan dosa dan bujukan setan. Kita doakan saja semoga dia mendapatkan hidayah dan yang penting Sekarang kita adalah memikirkan anak dan cucu kita. Bapak yang akan antar Mimi jemput Laila."

"Jemput pake apa? Kalau pakai angkutan umum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status