Share

Bab 23

"Ya ampun Dian kamu jam segini baru pulang?! Jam berapa ini sudah hampir tengah malam begini. Cewek dagang sampe jam segini!" gerutu Mak Jamilah ketika aku baru juga memarkirkan gerobak di halaman rumah.

Sudah biasa aku selalu di gerutu kalau saja pulang terlalu malam-malam begini. Padahal 'kan cuma dagang, apalagi kalau seandainya hanya main-main biasa.

"Iya nih Mak cilok rada susah habisnya," jawabku sambil mencium tangan yang telah keriput itu.

Walaupun bawel dan juga suka ceplas ceplos celetukannya tapi hanya dia yang bisa mengerti akan keadaan aku. Hanya nenek tua itu harta satu-satu yang berharga yang kumiliki di dunia ini. Entah apa jadinya kalau tanpanya.

"Lo masuk sekarang kita makan bareng sama Bu Janita di dalem," ajak Emak.

"Apa Bu Janita Mak?!"

"Iya Bu Janita dia kesini mau…"

"Mau apa?"

Mau main saja sama Emak mau curhat katanya.

"Emang Mak Mamah Dedeh gitu mau curhat. Kalau Mamah Dedeh ia pantas, curhat dong mah, kalau sama Emak sama curhat dong Mak Jamilah, 'kan gak ena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status