Share

JSO 35

Ratih baru saja sampai di rumah, ponselnya mati saat masih di jalan. Ia memasang charger, lalu menyalakan ponselnya. Ia melihat ada 13 panggilan tak terjawab dari Damar, tetapi Damar tidak meninggalkan pesan apa pun.

“Ibuknya Ayah seram, ya, Buk!“ ucap Kinar sambil menyalakan televisi.

“Nggak boleh ngomong gitu. Kalau Ibuk jadi beliau, mungkin Ibuk juga akan mengambil sikap yang sama.“

“Tapi kata-katanya kelewatan. Nenek itu terlalu merendahkan kita. Kalau nggak inget dia ibunya Ayah, pasti sudah ku--“

“Sudah, nggakpapa. Kamu jadi anak gadis itu nggak boleh terlalu bar-bar!“

“Aku cuma ingin melindungi Ibuk!“

“Bukan dengan cara seperti itu. Jadi anak yang baik dan nurut saja Ibuk sudah seneng.“

Kinar diam. Ibunya memang berhati malaikat. Andai bisa digambarkan, mungkin Ibunya punya sepasang sayap putih di kanan dan kirinya.

Tidak selang lama, ponsel Ratih kembali berdering. Panggilan dari Damar kembali masuk. Ratih ragu untuk mengangkatnya, tetapi ia juga penasaran dengan apa yang t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status