Share

BAB 97: Sikap Dingin yang Sudah Mencair

Afnan tertidur di sofa sudut kamar, azan subuh yang terdengar belum mampu membangunkannya, padahal sebelumnya, sebelum subuh berkumandang ia pasti sudah bangun.

Goncangan di bahunya, membuat Afnan membuka kelopak matanya, dengan mengusapnya pelan.

“Kak Afnan sudah subuh. Salat subuh berjamah yuk,” ajak Keyra.

Afnan tertegun, tapi akhirnya ia bangun, dan beranjak ke kamar mandi untuk wudhu.

Keyra sudah memakai mukenanya, dan menunggu Afnan, tak berselang lama Afnan sudah siap untuk melaksanakan salat.

Keyra berharap dengan melakukan kebiasan-kebiasan yang biasa dilakukan Afnan ia akan cepat pulih, dan mengingat jika Keyra adalah istri kesayangannya.

Satu minggu sudah Afnan melakukan aktivitasnya di perkebunan, lambat tapi pasti ia sudah terbiasa dengan aktivitas, orang–orang di sekelilingnya juga ikut membantu Afnan dalam mengingat kembali kejadian-kejadian masa lalunya.

Sementara Keyra juga sudah kembali aktif di Rumah Sakit Praja Hospitaly.

“Bagaimana keadaan Afnan, Key?”

“Belum sem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status