Share

Bab 145 : Berkumpul semua

Fatma dan Saskia menatap Dewa dan Citra yang cukup diam malam ini. Terlihat jika Citra memang tenang, tapi Dewa kebalikannya, Dewa sangat gugup.

"Mas? Kok masih belum dimakan?" tanya Citra pada Dewa. Piring Dewa masih penuh dengan makanan.

Biasanya Dewa sangat lahap memakan santapan makan malam dimana menu utama di resto hotel ini adalah steak. Citra sangat tahu jika Dewa sangat menyukai makanan yang berbahan protein itu.

"Iya, yang," patuh Dewa. Dewa akhirnya memakan steak itu dengan lahap.

"Oh ya Fatma, Saskia nanti anter ke supermarket, yuk. Ada yang mau mbak beli," ajak Citra pada Fatma dan Saskia.

"Ok, mbak,"

Pikiran kotor Fatma dan Saskia berkelana kemana-mana.

Apa mbak Citra mau beli kondom, ya?

Testpack, mungkin? Ngga mungkin deh, masa ngelakuin sekali langsung buncit. Sehari juga belum.

Mungkin mbak Citra mau beli obat kuat buat mas Dewa, tapi emang ada di Swiss?

Itulah pikiran-pikiran kotor yang keluar dari kepala Fatma dan Saskia.

"Mas, mau ikut, ngga?" tanya Cit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status