Share

Rumah

Hakam tidak jadi mencium Faryn. Makanan yang sudah dipesan olehnya sudah terlanjut datang, disajikan dengan tatanan apik. Alhasil, dia menggerutu terus selama mereka di perjalanan dari restoran.

"Sudahlah, Hakam. Kamu kan bisa menciumku nanti di rumah. Biasanya juga begitu, kan?"

Faryn masih merasa geli dengan gerutuan tidak jelas Hakam. Masalah tempat reservasinya lah, makanannya lah, bahkan cuaca pun juga dia keluhkan.

Dia yang memilih dan dia pula yang mengeluhkan kekurangan dari kejutannya.

"Masalahnya tadi itu momen yang pas sekali, Faryn," sahutnya gemas bercampur kesal.

"Memang ada apa sih dengan momen tadi? Menurut aku sudah bagus dan memuaskan kok," sanggah Fatyn. Dia terus menatap bagian samping wajah Hakam yang tidak seramah biasanya. Sementara prianya terus menghadap ke depan. Fokus menyetir.

"Tadi itu ...," Hakam diam sebentar, lalu menhambung kalimatnya setelah berhasil menyalip salah satu kendaraan, "... tadi kamu sedang cantik-cantiknya."

Faryn merona. Tapi hanya berla
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status