Share

Kultivasi

"Apa kau sudah siap?" di saat aku sedang membaca jawaban yang tertera pada layar hologram ini, Hernandez tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan. Aku pun melihat ke arahnya.

Senyum smirk terukir pada bibir ini dengan sedikit anggukan. Jantung mulai berdebar tak karuan. "Tentu saja aku siap." Kalimat itu terucap dengan keringat dingin dan adrenalin yang mulai terpacu dalam diriku.

Hernandez kemudian tersenyum smirk, dan itu diarahkan untukku. "Kita hanya perlu menyelinap. Namun, bila kita ketahuan oleh mereka. Maka siap-siap keluarkan senjata andalan milik masing-masing," jawabnya yang aku angguki dengan mantap. 

Kami berdua pun mulai berjalan mengendap-endap secara perlahan, tapi Hernandez berjalan lebih dulu di depanku. Langkahnya terlihat sangat berhati-hati. Entah mengapa, aku teringat tentang Fero.

Jika mengingat masa lalu, tak sekali dua kali aku dan Fero mengendap-endap seperti ini. Terutama untuk bolos pada jam pelajaran guru killer. Sudah tak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status