Share

Perang Terbuka

Kukira mamak bercanda, ternyata mamak benar-benar marah. Bukan karena Ayah memotong pembicaraan, mamak sudah paham jika bicara' tentang orang yang mau lamar aku, ayah suka tegas, seperti istilah ayah punya hak veto. Bukan demokrasi, tapi otoriter, dalam hal ini hanya pendapat ayah yang berlaku. Kata mamak bukan karena itu, tapi karena justru karena ayah luluh setelah Kak Tania bicara.

Entahlah aku tidak mengerti.

"Dari pada ayah gitu terus, sudah Syukur ada yang mau mengingatkan, Mak," aku coba memberikan pengertian ke mamak.

"Bukan masalah itu, Tet, masalahnya mamak merasa tak dihargai, lebih didengar omongan menantu dari pada istri sendiri," kata Mamak.

"Waduh, aku kok gak paham, Mak,'

"Kalau sudah punya mantu kau nanti baru paham," kata mamak.

"Duh, lama, nikahnya saja baru rencana tiga tahun lagi, aduh, gini amat untuk paham," kataku kemudian.

Sebenarnya aku paham perasaan mamak, akan tetapi aku hanya pura-pura, entah kenapa aku melihatnya sebagai sesuatu yang lucu. Ayah yang b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
carsun18106
oh iya salsa ngga nangis2an, mo meluk ucok lg, kyk waktu acara lamarannya sama umar?
goodnovel comment avatar
carsun18106
justru dgn ngga jd nya para lelaki yg awalnya ngejar2 butet, itu kan sdh merupakan seleksi alam ya, udh kentara klo yg bakal jd jodoh butet adlh yg paling bagus kualitasnya, bersyukurlah butet ngga jd sama salah satu dr para lelaki itu
goodnovel comment avatar
carsun18106
oh bener iya ada tes kesehatannya, dan klo ternyata si calon istrinya sdh tdk perawan pdhl bukan janda, si tentara nya dapat sanksi kurungan 14 hari klo ngga salah, yaa tetep boleh nikah juga sih, dan syarat2ny pun berat kan, hrs lulus ujian macem2 gitu si calon istrinya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status