Share

Part 33 Keputusan Darurat

"Risa? Carisa!" panggilnya panik.

Aku mendesah pasrah dan mengambil ponselku lalu keluar dari kamar. Jangan sampai putraku terbangun. "Saya baik-baik saja, Pak Rey. Saya tadi menunggu telpon ojek online yang mau mengantarkan keripik ke warung yang minta diantarkan keripik malam ini," jelasku dengan alasan kebohongan.

Kudengar suara helaan lega darinya. Dia kembali meminta maaf atas kejadian sore tadi. Kujawab sesingkatnya saja. Dia tidak salah, jadi tidak pantas aku salahkan.

"Apa kamu marah atas pengakuan saya sore tadi?"

Langkahku saat beranjak mengambil handuk terhenti. "Tidak, Pak," jawabku cepat.

Rasanya begitu bingung ingin segera mengakhiri panggilan telpon darinya. Ingin bertanya sesuatu untuk mengurangi kecanggungan, tapi tak ada satu pun pertanyaan yang terlintas di kepalaku. Sampai akhirnya kuputuskan menunggu dia saja yang bicara. Bukankah dia yang menghubungiku lebih dulu?

"Apa besok saya bo-"

"Maaf, Pak Rey. Saya harus tutup telponnya dulu. Sepertinya ojek online y
Rat!hka saja

Jangan ikutan mewek, nanti aku berdosa karena mengundang air mata

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status