Share

Part 32 Teror Minta Foto

Wanita yang baru kulihat pertama kali itu maju menghampiriku. Tangan kirinya hendak menggapai rambutku. Tapi aku lebih dulu menunjuk ke arah lain dan mereka pun ikut menoleh.

"Siapa di sana?"

"Kamu tunjuk siapa?"

Sambil berkipas pemilik kontrakan ikut menanggapi, "Tidak ada siapa-siapa?"

"Ada. Malaikat maut," pungkasku.

Leher mereka menoleh lambat. Sendi di leher mereka mungkin sudah seperti sekrup yang berkarat. Ibarat kata, terlalu dipaksakan untuk bergerak. Bibir mereka bekertut karena mengerucut. Mata mereka nyalang seperti sengaja pamer dan unjuk diri siapa yang paling bagus tatapan horornya.

"Oh … Ibu tidak terima? Kesal, begitu?" tanyaku. "Sama. Saya juga sangat kesal dengan kehadiran orang yang datang marah-marah tanpa tahu caranya bertanya dengan baik-baik."

"Siapa yang tidak kesal kalau lihat janda penggoda kayak kamu?" timpal istri Juragan Baron.

Kubalas tatapan ibu pemilik kamar kontrakan lebih dulu dengan berkata, "Enteng sekali mulut ibu yang menuduh saya." Setela
Rat!hka saja

Coba ditebak siapa yang kira-kira telpon Risa?

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status