Lea yang masih berada di caffe sesekali akan menatap jam yang ada di layar ponselnya, pasalnya ini sudah waktu janji temunya dengan Danu namun lelaki itu belum juga muncul di caffe, sementara dari kejauhan Alex masih setia memperhatikan gadis itu, bahkan tidak ada kata bosan terlintas dibenaknya.Mike menyerengit, berbeda dengan Alex yang tak merasa bosan lelaki berjanggut tipis itu sudah mulai mati rasa karena bosan.Mike menatap Lucha kemudian menggerakan bibirnya bertanya tanpa bersuara tentang kapan mereka akan pulang namun sayangnya Lucha juga nampaknya belum bisa memastikan waktu kapan mereka akan pulang.Lea sedikit merasa tidak nyaman karena ia mengetahui Alex yang duduk diseberang sedang memperhatikannya "Tuh orang gangguan mental kenapa dari tadi hanya melihat kearahku?" pikir Lea mulai risih. Gadis itu kini merasa bingung akankah dia pulang karena mulai tak nyaman atau harus setia menunggu Danu yang tidak memiliki kepastian kapan kekasihnya itu akan tiba di caffe.Setelah b
Alex keluar caffe dengan wajah kesalnya "Ciihh!... Jalan masuk ke caffe pake pegangan tangan segala, mau pamer!" ucapnya dengan nada memekik diakhir kalimat seraya menatap kearah Lea dan Danu yang kini tengah terduduk menanti menu pesanan mereka tiba."Kalian pikir hanya kalian saja yang pacaran disini, banyak pasangan lain yang pacaran tapi tidak pamer seperti kalian," lanjut Alex meluapkan amarahnya sebelum perhatianya dicuri oleh sepasang kekasih yang tengah saling mencium satu sama lain."Hhmm!.." Alex berdehem kala melihat sepasang kekasih itu, namun anehnya ia tidak merasa kesal melihat pasangan yang tengah dimabuk cinta itu, ia hanya merasa kesal melihat pasangan Danu dan Lea."Kenapa tidak memarahi pasangan itu?" ucap Mike yang entah sejak kapan berada dibelakang Alex, membuat Alex spontan terlonjak kaget begitu mendengar suaranya."Lea dan pacarnya hanya bergandengan tangan tapi kau langsung panas, dan sekarang kau melihat pasangan yang sedang saling mencium satu sama lain ke
Begitu masuk dalam kamar Lea langsung merebahkan tubuhnya diatas tempat tidurnya berusaha meregangkan otot ototnya yang kaku setelah duduk cukup lama di caffe. "Aaah!!" Lea mengerang kesal saat kembali mengingat perbuatan Alex padanya "Lelaki gangguan mental itu sangat menyebalkan." Ucapnya seraya menatap kearah bungkusan berisi bakso yang gagal ia makan di caffe tadi. Brrrr!.. bunyi panggilan masuk dari ponsel yang ada di dalam tas mengalihkan pikiran Lea. Tangan gadis itu bergerak meraih tas di lantai yang dia letakan sembarang di sisi tempat tidur. "Anna?" Gumam Lea pelan seraya menggeser tanda hijau untuk menjawab panggilan telpon itu. "Iya An?" Ucap Lea "Lea, kamu lagi apa?" Tanya gadis di seberang berbasa basi. "Lagi tiduran, kenapa An?" Tanya Lea balik "Apa kau sudah menyelesaikan proposal pengajuan program magang?" Tanya Anna kembali dengan nada berhati-hati, mendengar hal itu sontak Lea bangun dari baringannya dengan wajah terkejut. "Astaga, aku belum mengerjakannya
Lea tersentak terbangun dari tidurnya yang masih dalam keadaan terduduk dengan leptop diatas pangkuannya. Dengan terburu Lea menyempatkan diri memeriksa proposalnya sebelum kemudian menghela nafas karena dia ternyata memang betul telah berhasil mengerjakan proposalnya sebelum tertidur karena mengantuk. Lea memeriksa ponselnya ada belasan panggilan telpon dan 5 pesan dari Anna. Lea dengan cepat menyalin file proposalnya ke ponselnya kemudian mengirim file itu pada Anna.Tangan Lea kini bergerak cepat diatas keyboard leptopnya untuk melakukan print pada tugas-tugasnya sebelum ia bergerak kearah kamar mandi.Sementara itu di kediaman Monorre, Alex yang telah mengerjakan semua pekerjaannya sekaligus kemarin kini memiliki waktu untuk mengunjungi kampus tempat Lea berkuliah.Disisi lain, Anna yang telah mendapatkan file proposal dari Lea dengan segera membaca proposal itu memeriksa dan mengedit proposal miliki Lea. Anna terlihat menyerengit begitu melihat banyak sekali typo pada proposal
Lea berdiam diri di depan pintu ruangan akademik sejenak mengatur nafasnya yang memburu karena sedari tadi berlarian berpacu dengan waktu. Begitu dirasa tenang dengan cepat Lea membuka pintu akademik dan menghampiri salah satu staff yang memang bertugas dibawah perintah Wakil Dekan."Mbak?" Panggil Lea membuat gadis yang sedang menyeduh teh itu tersentak."Iya ada apa?" Tanya gadis itu dengan tangan yang masih sibuk mengaduk teh yang ada dalam cangkir berwarna putih itu."Mbak, aku mau ngumpulin proposal." Ucap Lea dengan nada sesopan mungkin"Aduh.. proposalnya sudah ku serahkan ke ruangan wakil dekan dari 1 jam yang lalu." Jawab gadis itu membuat tubuh Lea langsung lemas seketika"Yeah gimana dong Mbak, aduh!" Ucap Lea panik"Coba serahin sendiri ke Wakil Dekan, siapa tahu diterima." Usul gadis ituLea terdiam sejenak, ia tahu betul wakil dekannya itu akan melempar proposalnya dan tidak akan memeriksanya meski dia memohon seperti apapun.Perhatian Lea kini teralihkan pada kesibukan
Alex melangkah terburu begitu menutup pintu ruangan milik Nyonya Tara dengan cepat Alex mengedarkan pandangannya berusaha mencari sosok Lea, namun nihil ia sama sekali tidak mendapati jejak Lea dimanapun. Sementara disisi lain, Lea kini melangkah terburu mencari sosok Anna tujuan utamanya adalah area sekitar gerbang kampus karena tadi ia bertemu Anna disana.Tiba di area gerbang Lea langsung mencari sosok Anna namun tidak ada."Tina, apa kau melihat Anna?" Tanya Lea pada salah satu gadis yang melewatinya"Aku melihatnya dikantin bersama Ami, Dimas dan Nindi." Jawab gadis itu."Terimakasih," ucap Lea lalu berbalik arah menuju kantin.Alex yang sedang mencari Lea seketika menghentikan langkahnya saat ia tanpa sengaja melihat sosok Lea melintas dari kejauhan, bergegas Alex berlari mengikuti Lea.Tiba di kantin Lea langsung mencari keberadaan Anna. Lea langsung tersenyum kecut begitu melihat Anna sedang duduk menikmati makanannya sembari sesekali tertawa setelah mendengar beberapa leluco
Lea yang baru saja tiba di rumah langsung berjalan menuju kamarnya. Ini benar-benar hari melelahkan untuknya belum lagi rasa ngantuk yang ditahannya dari tadi akibat kurang tidur semalam membuat tenaganya seakan terkuras habis ditambah kejadian tak mengenakan di kampusnya semakin menambah rasa lelahnya hari ini."Kau sudah pulang, sayang?" Tanya Nyonya Aleta padanya memberhentikan langkah Lea yang baru saja memegang ganggang pintu kamarnya.Lea memutar badanya mengarah sang Ibu, matanya setengah terpejam "Hmm.. Ma, aku ingin tidur sebentar. Aku sangat mengantuk karena begadang mengerjakan proposal semalaman." Ucap Lea untuk menjawab."Hhm Tidurlah, atau kau mau minum susu hangat dulu?" Tawar Nyonya Aleta namun Lea dengan cepat menggelengkan kepalanya."Baiklah," Ucap Nyonya Aleta kembali sebelum melangkah kearah dapur sementara Lea segera masuk dalam kamarnya lalu membaringkan tubuhnya hingga tertidur pulas.Disisi lain, Anna kini sedang berada di kantor polisi membuat laporan pengani
Pagi menjelang, Lea yang seharian dan semalaman diam di dalam kamar kini beranjak keluar saat sang Ibu memanggil namanya.Lea berjalan lemas menuju ruang makan, rambutnya yang aut-autan terlihat bak rambut singa."Kau kenapa, Le?" Tanya Nyonya Aleta pada sang putri yang terlihat tak bersemangat sangat berbeda dari hari-hari biasanya. "Apa ada masalah?" Tanya Nyonya Aleta kembali pasalnya jika Lea lemas dan tak bertenaga itu berarti gadis itu memiliki masalahLea menggeleng menjawab sang Ibu "Tidak ada masalah, Ma. Aku hanya sedikit lelah saja." Jawab Lea dengan nada parau khas orang baru bangun tidur"Bagaimana dengan kuliahmu? Apa kau sudah mendapatkan perusahaan tempat kau akan melakukan magangmu?" Lea yang tadinya sedang menegak air seketika langsung memberhentikan gerakan tangannya. "Aah!.. Bagaimana cara ku memberi tahu pada Mama jika aku mengulang proses magang tahun depan." Pikir Lea frustasi"Papamu sudah meminta tolong pada manager perusahaan tempat ia bekerja, dan manager