"Selamat pagi My Lady…." Suara bariton Rey terdengar menggema di telinga Suci.
Wanita itu mengerjapkan mata berulang kali, hingga terlihat wajah tampan suaminya yang tengah tersenyum hangat menatap Suci.
"Kamu sudah bangun?" tanya Suci dengan suara khas bangun tidur.
"Iya, aku menunggu kamu sejak tadi."
Suci mengernyitkan dahi. "Kenapa menungguku?"
"Karena aku ingin berlama-lama melihat wajah cantikmu saat sedang tidur My Lady. Aku menyukai wajah teduh dan damaimu," sahut Rey jujur.
Suci tersenyum malu, menarik selimut yang menutupi tubuh polosnya. Masih pagi dan pria ini sudah menggombali dia? Rey benar-benar tahu cara membuat hatinya berbunga gumam Suci.
"Berapa lama kita akan berada di kota ini Rey?" tanya Suci mengalihkan pembicaraan mereka.
Dia tidak ingin jantungnya semakin menggila di dalam sana ji
"Rey…," desah Suci dengan nafas yang tertahan.Pria itu tengah mencumbu tengkuk lehernya, mengusap punggung Suci yang setengah polos. Tangan kekar namun kasar itu menyapu hampir seluruh sudut tubuhnya, membuat Suci meremang seketika.Rey perlahan membuka pengait bra wanitanya, mencampakkannya begitu saja dan berpindah mencumbu bibir tipis Suci.Rey mendekap wanitanya dengan tubuh bagian atas Suci yang sudah polos. Dua ganjalan yang terasa lembut, menggelitik dada Rey yang bidang.Satu tangannya mulai mendaki menyentuh salah satu gundukan Suci yang menyembul, menantang jiwa kelelakiannya.Meremas itu dengan lembut, Rey memainkan ujung benda kenyal berwarna merah muda Suci dengan dua jarinya tanpa melepaskan pagutan bibir mereka.Dalam tekanan di dadanya yang semakin kuat diberikan Rey, Suci mendesah lagi dengan tubuh yang menegang. Hanya dengan remasan
"Kenapa kamu senang sekali menggigitku Rey?" tanya Suci belum lama bangun dari tidurnya yang cukup panjang."Karena aku harus melakukannya My Lady….""Kenapa?""Tahap akhir setiap Vampire selesai bercinta memang begitu. Kami harus meminum darah pasangan untuk memuaskan hasrat tertinggi kami.""Jadi, setiap kita selesai bercinta … kamu akan terus menggigitku seperti itu?" Rey mengangguk."Astaga … darahku pasti akan habis setelah ini," keluh Suci mengusap lehernya."Tentu saja tidak, kita tidak akan sering melakukannya jika kamu tidak mau. Aku tidak akan memaksa untuk itu….""Baguslah kalau begitu, aku bisa lebih tenang sekarang…," sahut Suci lega."Tapi, bukan berarti aku tidak akan menggigitmu lagi My Lady … aku masih tetap membutuhkan darahmu untuk energi dan kek
"Ambil ini…." Elish menyerahkan sebuah tongkat ke tangan Suci."Apa ini Grandma?""Tongkat yang akan kau gunakan hingga kau menjadi tua sepertiku. Tongkat ini akan menjadi lambang kekuatan dan statusmu di Klan kami."Suci menatap tongkat berwarna hitam yang masing-masing ujungnya terdapat emas, dengan kepala naga di atasnya. Tongkat itu hanya sebatas bahunya, namun terlihat sangat kuat dan pas dalam genggaman Suci."Kau bisa mengayunkannya ke kanan." Suci mengikuti arahan Elish dan mengayunkan tongkat itu ke arah yang dia katakan.Dalam sepersekian detik, pakaian yang dipakai oleh Suci berubah menjadi gaun panjang, dengan sebuah mahkota berlian di kepalanya.Wanita itu terlihat sangat menawan dengan gaun yang membungkus tubuhnya, menjuntai sampai ke bawah dengan jubah berwarna hitam.Suci terkejut melihat perubaha
"Aku sangat senang melihat perubahan yang Grandma Elish lakukan untukmu My Lady. Kamu harus sering berpenampilan seperti ini di kastil…." Pasangan suami istri sudah duduk kembali di dalam mobil, setelah berpamitan pada semua saudara jauh Rey."Maksudmu aku harus berpakaian seperti tadi saat berada di kastil?""Iya, kamu adalah Ratuku. Sudah sepantasnya kamu berpenampilan begitu.""Tapi, bukannya aku berpakaian seperti tadi hanya untuk seremonial saja? Aku tidak bebas jika harus terus memakai gaun Rey…," keluh Suci berusaha bernegosiasi.Membayangkan dia akan memakai gaun dari pagi sampai malam hari, sudah membuat Suci lelah sendiri."Pelan-pelan My Lady. Kamu akan terbiasa berpakaian seperti itu juga nanti."Suci menghembuskan nafas panjang, tidak bisa membantah lagi ucapan suaminya. Mungkin setelah ini dia juga harus mengikuti
"Kamu yakin kita akan pulang sekarang My Lady?" Rey duduk di dekat istrinya yang tengah bersandar di dadanya yang bidang. Mereka masih berada di Paris, menikmati bulan madu mereka."Iya, satu minggu aku rasa cukup untuk kita berdua Rey.""Tapi, bagaimana jika aku yang merasa tidak cukup My Lady?"Suci mengernyit. "Maksudmu, kamu belum mau kita pulang?"Rey mengangguk. "Iya, aku ingin kita sedikit lebih lama disini…," jujurnya."Apa tidak masalah kita berlama-lama disini?""Tidak. Daddy pasti mengerti kenapa aku belum kembali ke Jerman dari tanggal kesepakatan. Kamu tidak perlu khawatir untuk itu…." Suci mengangguk patuh. Mau mereka kembali ke negara mereka kapanpun, dia setuju-setuju saja.Olympus memang tengah menggantikan Rey sementara waktu di sana, sampai kedua pasangan yang baru menikah itu kemba
"Kenapa Rey dan Suci belum juga kembali? Apa kau tidak menghubungi mereka Michael?!" Olympus duduk dengan gelisah di kastilnya.Sudah dua hari ini dia mendapatkan laporan kalau Klan mereka yang berada di Kota Leipzig, Jerman sedang diburu oleh kaum hitam. Bahkan Klan mereka banyak yang mati karena serangan ini.Olympus yakin kalau penyerangan kali ini dilatarbelakangi oleh dendam, untuk membalas mereka yang sudah membunuh Tuan Heinze beberapa Minggu lalu."Raja tidak bisa dihubungi Tuan Olympus, mungkin mereka akan mengundur kepulangan mereka dari Paris…," sahut Michael sopan.Olympus berdecak, bingung harus bersikap bagaimana. Walau bagaimanapun ini adalah tanggung jawab Rey sebagai seorang Raja Vampire yang baru.Pria berambut putih itu tidak mau tetua-tetua Klan mereka yang lain mengeluhkan tentang hal ini. Rey sudah tiga hari tidak berada ditempatnya setelah masa yang
"Ada apa kau kemari Michael?" Rey terkejut mendapati asisten sekaligus tabib kepercayaannya berada di depan pintu kamar hotelnya."Maaf mengganggu waktu berhargamu Tuan, tapi tuan Olympus meminta Tuan kembali ke Jerman sekarang juga." Rey mengernyit, melihat wajah Michael yang tampak tidak biasa."Ada apa? Apa terjadi sesuatu di sana?" tanya Raja Vampire itu merasa ada yang tidak beres."Telah terjadi penyerangan di Kota Leipzig, Tuan. Kaum hitam terus memburu Klan kita dua hari ini. Tuan Olympus ingin Tuan kesana untuk menuntaskan masalah ini."Rey menggeram, kesal dengan berita yang dia dengar. Bahkan di saat dia tengah berbulan madu seperti ini, kaum hitam masih saja ingin mencari masalah dengannya."Siapa yang datang Rey?" Suci bertanya dari dalam kamar mereka."Michael, sebentar My Lady…."Mendengar nama asis
"Memberi hormat pada Sang Raja…." Anggota Klan Vampire yang sudah lebih dulu tiba di tempat penyerangan terakhir kali, menunduk memberikan hormat mereka.Rey berjalan dengan gagah, memakai jubah panjang berwarna hitam dengan keraknya yang berwarna merah.Manik mata birunya memicing, mengamati tempat tersebut. Dari sisa-sisa penyerangan di sebuah tempat persembunyian Klan-nya, masih ditemukan jejak-jejak kaum hitam dan anggotanya.Rey menggeram marah saat tidak sengaja melihat salah seorang anggota Klan yang begitu berjasa selama ini untuk mereka, dibiarkan kaum hitam menggantung di atas atap sampai kehabisan darah.Mereka sengaja tidak membuat Vampire itu mati menjadi debu untuk mengolok-olok Sang Raja Vampire dan Klan-nya. Mereka tahu kalau Rey pasti akan datang ke tempat itu."Turunkan dia Michael!" perintah Rey memalingkan wajah. Kaum hitam benar-benar ingin menca