Share

11. Sebuah Kejutan

Aidan lalu memintanya untuk masuk ke ruang meeting yang sedang kosong. Hati Rissa semakin berdebar. Apa yang akan Aidan katakan padanya? Mengapa harus memilih tempat yang berbeda dan tidak berbicara di depan teman-temannya saja?

“Tolong jangan salah paham,” kata Aidan langsung ke intinya.

Rissa kembali melongo. Sebagian karena ketampanan Aidan dari dekat, dan sebagian karena perkatannya yang membingungkan. Nada suaranya tegas dan terkesan “tidak perlu dibalas, iyakan saja”.

Aidan memang sangat tampan dari dekat. Tubuhnya tinggi atletis, bahunya bidang. Wajahnya proporsional, campuran manis dan tampan, dengan kulit pucat khas vampir. Matanya indah dan terlihat cerdas. Dia mewarisi ketampanan dari ayahnya dan wajah manis dari ibunya. Rissa sangat mengagumi Aidan ...

Tapi perkataannya sungguh membingungkan. Kenapa dia berkata agar Rissa tidak salah paham?

“Anda memang telah menyelamatkan ibu saya, tapi perkataan ayah soal menjadikan Anda ... Anda pendamping saya mungkin hanyalah karena efek euforia semata selepas kepulihan ibu saya,” katanya dengan tegas.

Hati Rissa langsung mencelos. Jadi inikah maksud Aidan? Dia langsung merasa sedih ...

“Kita di sini bekerja seperti profesional. Harap Anda ingat itu,” kata Aidan lagi.

“Oh iya,” Aidan tiba-tiba teringat dan membalikkan badan padanya.

“Jangan katakan apa-apa pada siapa pun soal ini. Juga soal Anda yang menyelamatkan ibu saya. Sepertinya ayah akan membuat pengumuman resmi soal ini. Tak baik jika orang lain menggosipkan hal ini terlebih dahulu,” lanjutnya.

Hati Rissa kembali mencelos dan dia tak bisa berkata apa-apa.

“Baiklah. Silakan kembali ke pekerjaan Anda, maaf sudah menganggu,” pungkas Aidan dan tanpa ba bi bu lagi dia segera pergi meninggalkan Rissa dan menutup pintu.

Ada perasaan seperti sesuatu menyangkut di tenggorokan Rissa. Matanya berkedip, berusaha mengusir perasaan sedih yang tiba-tiba menghampirinya.

***

 Semua orang tambah sibuk mempersiapkan acara ulang tahun perusahaan. Rissa sendiri tak perlu menyiapkan apa pun lagi karena semuanya sudah dibelinya bersama dengan asisten Sang CEO. Di samping itu, Sang CEO juga diam-diam memberinya sebuah kejutan tambahan.

Sebuah kalung bermata berlian dengan model huruf C, dari inisial namanya. Kado itu diterimanya begitu sampai di rumah. Ada sebuah paket dikirimkan padanya dan ketika dia membukanya, dia segera terperangah ketika melihat kalung berlian itu. Ketika dia meneliti kado itu lebih lanjut, rupanya ada kartu yang dikirimkan bersama dengan kado itu.

Hadiah tambahan. Karena telah menyelamatkan istri saya

“Astaga ...” Rissa tak bisa berkata apa-apa lagi. Apa-apaan ini? Kenapa Pak CEO memberikan hadiah semacam ini? Walaupun katanya sebagai tanda terima kasih tapi tetap saja ...

Rissa menimang kalung yang sangat cantik dan mewah itu. Hatinya terus bertanya-tanya. Di benaknya tiba-tiba terbersit ketakutan bahwa hadiah itu tidak diberikan secara cuma-cuma.

Alias ada timbal baliknya.

Dan apa persisnya itu, dia belum dan tidak ingin mengetahuinya.

***

Semua teman-teman Rissa sok berahasia ketika menyangkut gaun dan aksesoris apa yang akan mereka kenakan di acara ulang tahun perusahaan.

“Yang jelas gaun yang berkelas,” kata Jovanka sambil menjentikkan jari-jemarinya dan menatap teman-temannya dengan misterius. Wanita cantik dengan rambut bergelombang itu lalu tersenyum pada teman-temannya yang segera mendecakkan lidah.

“Emang pernah kamu pake baju yang biasa-biasa aja?” balas Ifan sambil memutar bola matanya.

Ya, di antara teman-teman sedivisinya, Jovanka dinobatkan sebagai “Miss Anggun”. Dandanannya setiap ke kantor tidak pernah biasa saja. Dia selalu memakai pakaian yang sangat cantik model dan warnanya, serta mengenakan aksesoris tambahan seperti jam tangan dan kalung yang dipilih dengan penuh selera. Belum lagi menjadi vampir malah menambah anggun penampilannya. Wajahnya yang tadinya putih mulus tanpa cela menjadi lebih indah lagi dengan rona pucat yang kini menetap permanen.

“Ah, kamu ini kayak nggak tahu aja, Miss,” balas Jovanka lalu mengedipkan mata padanya. Ifan berlagak akan muntah.

Miss Dewinta sendiri juga tak bisa menyembunyikan rasa antusiasnya pada teman-temannya. Katanya istri Pak CEO sangatlah cantik seperti dewi dan dia tak sabar untuk segera menemuinya.

“Katanya dia sangat cantik, dan anggun! Lebih anggun dari semua wanita di kantor ini dijadikan satu!” katanya antusias.

“Bahkan lebih dari Miss Marissa?” kata Gita.

Ya, Miss Marissa baru-baru ini telah ditetapkan sebagai wanita tercantik di seluruh divisi. Keangguannya tidak dapat dipungkiri lagi dan semua laki-laki sepakat menyebutnya sebagai “cinta pada pandangan pertama”.

Miss Dewinta tersenyum misterius.

“Bahkan lebih dari Miss Marissa,” katanya.

Semua orang langsung melongo dan saling berpandangan.

Acara ulang tahun itu dijadwalkan pada hari Minggu mulai pukul 7 malam. Semua orang diharap datang dan sudah bersiap jauh sebelum jam 7. Acara akan diadakan di ballroom kantor. Ya, JW Company bahkan memiliki sebuah ballroom di dalamnya! Ruangan itu khusus diperuntukkan untuk acara-acara perusahaan tingkat pertama seperti ulang tahun perusahaan dan ulang tahun petinggi-petinggi kantor, terutama Pak CEO dan anak-anaknya.

 Hanya Rissa sendiri yang tidak begitu antusias seperti teman-temannya yang lain. Dia teringat peringatan Aidan soal Pak Jona yang akan mengumumkan sesuatu dalam acara ulang tahun itu. Kira-kira, apa yang hendak disampaikannya? Dan kenapa Rissa dilarang berbicara soal kesembuhan ibunya dan perannya di dalamnya?

***

Menjelang acara ulang tahun perusahaan, Miss Dewinta mengumpulkan seluruh tim divisinya.

“Ingat, ini acara akbar. Tolong jaga sikap,” katanya tegas. Untuk acara itu dia mengenakan gaun super mewah berwarna emas dengan aksen bunga-bunga di sekeliling dadanya. Gaun itu berbentuk A-line semata kaki dan keseluruhannya berhias glitter kecil yang menambah mewah penampilannya.

Semua orang langsung mengangguk.

“Nggak ada tingkah konyol dan memalukan, oke Miss Ifan?” lanjutnya.

“Lho kok saya, Miss?” protesnya sementara semua orang tertawa. Miss Dewinta menatapnya.

“Kamu kan suka godain cowok divisi lain. Tolong kali ini jangan, oke?” katanya lagi dengan tegas.

Ifan mendengus lalu menggerutu sendiri sebelum berkata “Oke Miss”. Dia sendiri untuk acara ini tidak jadi mengenakan gaun karena kena damprat Miss Dewinta sebelum ini. Miss Dewinta dengan tegas berkata “ini bukan acara lawak, pakai baju biasa!” dan Ifan akhirnya memakai kemeja dan jas biasa saja. Tapi tentu saja sesuai gayanya, dengan kerah emas berkelip yang menyilaukan mata siapa saja yang memandangnya.

“Oke. Mari kita ke ballroom sekarang. Sudah jam setengah 7,” kata Miss Dewinta.

Mereka semua lalu menuju ke ballroom. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan orang-orang dari divisi lain yang berpenampilan sama anggunnya. Jovanka sendiri kali ini sayangnya kalah anggun dari Rissa. Rissa tak menyangka bahwa pilihan gaunnya akan mengalahkan gaun Jovanka. Jovanka sendiri mengenakan gaun merah darah dengan model kemben. Dia lalu memandang gaun Rissa dengan penuh rasa iri.

Ketika tim divisi mereka memasuki ballroom, mereka segera terkejut. Bukan main mewahnya ruangan itu!

Ballroom yang berukuran tiga kali luas satu lantai di perusahaan dihias dengan sangat apik. Ada rangkaian pita emas dan balon-balon perak di tengah atap ruangan yang sangat cantik. Ada juga vas-vas besar berisi bunga mawar di mana-mana. Dan di tengah ruangan terdapat meja-meja berhias mewah dengan jumlah kursi sesuai anggota tim setiap divisi. Di sisi beberapa meja terdapat tanda untuk masing-masing divisi. Misal “Divisi Media Sosial” yang menunjukkan di mana divisi itu harus duduk. Di setiap meja terdapat vas bunga dengan bunga-bunga beraneka warna dan piring-piring dalam kondisi terbalik dan sendok dan garpu dalam kondisi terbalik juga.

Perhatian utama tamu langsung tertuju pada panggung yang ada di salah satu sudut. Di panggung itu telah terpasang tulisan “5th Anniversary JW Company” yang sangat besar dan dihias balon-balon anggun berwarna emas dan perak serta pita-pita emas yang senada dengan hiasan di atap tengah ruangan.  

Setelah itu, setiap tamu datang akan disambut dengan pengumuman.

“Selamat datang pada Tim Divisi Marketing!”

“Selamat datang Tim Media Sosial!”

Dan ketika Rissa dan timnya datang, mereka ikut pula disambut.

“Selamat datang Tim Desainer Utama JW Company!”

Semua orang langsung bertepuk tangan.

Dan tiba-tiba ...

“Ikut kami perkenalkan pula anggota keluarga yang baru, Clarissa Chandra!”

Clarissa melongo sementara orang-orang mulai menatapnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status