Share

171. Enyahlah Nara yang Dulu

Ternyata Yenan orang yang menyenangkan. Hampir setiap hari ada saja alasanku tertawa karenanya. Ia mengajarkanku bahwa tidak semua orang sekaku dan semenderita aku, selalu ada satu orang yang menjadi penyemangat yang lain. Keceriaan Yenan entah kenapa menyebar pada siapa pun yang dekat dengannya.

Contohlah kemarin siang di ruang guru. Aku baru mendapat meja baruku. Belum terisi apa-apa selain tas ranselku yang berisi agenda dan alat tulis. Lacinya juga kosong melompong tanpa meninggalkan apa pun.

Yenan menghampiriku. Memberikan segelas kopi dingin di mug kecil dengan tulisan ‘Seya is my sister.’

“Ada banyak pilihan minuman di pantry. Suka kopi atau teh? Atau jus?” Yenan bertanya. “Hari ini kubuatkan kopi, lain kali kalau mau, buat sendiri di sana, oke?”

Tanpa sadar aku mengangguk dan kalimat ‘oke’ meluncur begitu saja di mulut. Kuminum kopi dingin buatan Yenan. Menyeruputnya sambil membayangkan dah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status