Hari ini mereka semua bersemangat bermain ski, olah raga favorite King tapi tidak dengan sang Papi yang pernah nyaris kehilangan nyawa karena olah raga ini.Zachery sampai membuat jalur ski yang aman khusus untuk King karena si sulung sangat menyukai olah raga ini, meskipun anak laki-lakinya itu itu sering kali keluar dari jalur untuk memicu adrenalin.Elma yang tidak mahir bermain ski memilih mencari muka bersama Mami dan Papi juga kerabat lainnya. Mereka kini duduk satu meja di sebuah cafe yang menghadap langsung area ski.Di cafe itu ada Aunty Bianca dan suaminya yang lebih suka menikmati hamparan salju dengan segelas coklat panas sambil bercengkrama.Elma tidak merasa sungkan bergabung dengan keluarga Alterio, mencoba mengakrabkan diri dan memang selalu berhasil mengambil hati lawan bicaranya dengan kemampuan sosialisasi yang ia miliki.Azuri melambaikan tangan, padahal belum tentu anak-anaknya dapat melihat tapi ternyata sang calon menantu membalas lambaian tangannya.Outfit Mam
Refleks yang dilakukan seseorang untuk menolong orang lain tanpa memikirkan nyawanya sendiri tidak bisa dibenarkan.Dalam protokol keselamatan di dalam pesawat pun seseorang orang harus memakai pelampung terlebih dahulu baru membantu memakaikan pelampung kepada yang lain jika terjadi suatu peristiwa.Dan apa yang dilakukan Arjuna tentu saja tidak bisa diterima oleh akal sehat, tanpa persiapan apapun atau perlengkapan yang memadai Arjuna langsung berlari menolong Kejora.Yang ada di dalam benaknya saat itu adalah ia harus menolong Kejora, gadis yang dicintainya.Tidak mempedulikan keselamatannya sendiri, mungkin jika Kejora tidak tertolong maka ia pun akan menemaninya sampai akhirat.Ternyata Tuhan masih berbaik hati, di tengah kepanikan untuk bertahan hidup tapi juga harus mencari Kejora di tempat yang bukan seharusnya—Arjuna menemukan Kejora dan langsung berenang berusaha menggapainya.Entah dari mana ia mendapatkan tambahan kekuatan menahan napas lebih lama karena yang pasti Arjuna
Pagi ini Kejora memaksakan dirinya keluar dari kamar, selain itu ia dan yang lain harus pulang kembali ke Berlin.Tadi malam bergantian seluruh keluarga Alterio mengunjunginya di kamar.Kejora jadi tidak enak hati sampai diperlakukan sehangat itu oleh keluarga Alterio padahal yang calon menantu hanya Kakaknya saja.“Ra, kapan kita akan bertemu lagi?” Raut wajah Azalea tampak sendu. Gadis itu sengaja menjemput Kejora di kamarnya untuk kemudian bersama-sama menuju ruang makan.“Aku akan mengunjungimu nanti, kamu juga bisa mengunjungiku di Berlin.” Azalea mengembuskan napas, ia tidak bersemangat kembali ke California.“Aku sebetulnya tidak memiliki sahabat yang tulus, mereka semua bermuka dua ... tapi dari pertama kali aku mengenalmu, aku merasa ... kamu menyenangkan,” celoteh Azalea.“Yaya, aku masih menyukai pria,” ujar Kejora, sedikit menjauhkan tubuhnya sambil memicingkan mata menatap Azalea penuh antisipasi.Azalea tergelak mendengar kekhawatiran Kejora. “Aku juga menyukai lelaki,
Kejora mendorong pintu rumah Arjuna, Hermes yang selalu setia menyambutnya.Rumah ini sudah lama sepi, ditinggalkan penghuninya semenjak kepulangan mereka dari Swiss.Sepertinya Arjuna benar-benar mengabulkan keinginan Elma untuk membeli Penthouse di tengah kota.Semua itu Elma lakukan semata-mata untuk menjauhkan Arjuna dari Kejora.Mungkin sesungguhnya hati Elma sudah menyadari jika bukan Kejora yang berbahaya tapi diri Arjuna sendiri, meski ia telah mendapatkan fisik Arjuna tapi tidak dengan hatinya.Kata sayang dan cinta maupun sentuhan Arjuna terasa berbeda tidak seperti sebelumnya.Apalagi ketika di Swiss kemarin berkali-kali Elma mendapati Arjuna menatap Kejora dengan cara yang sama sebagaimana ketika pria itu menatap dirinya di masa lalu.Kejora tidak mengetahui jika penyakit Elma kambuh sesampainya mereka di Berlin.Wanita itu masih tidak terima dengan perhatian yang diberikan Arjuna kepada Kejora.Elma menghancurkan apartemennya, melukai Arjuna juga dirinya sendiri itu kenap
“Kalian baru sampai?” Elma bertanya, tidak seperti biasanya kali ini wanita itu sangat ramah membuat Kalila was-was.Kalila mengendus ada sesuatu yang sedang direncanakan Elma.“Ya, kami baru sampai ... sedang apa kalian di sini?” King masih mau bertanya, itu dilakukannya hanya untuk menghargai Arjuna.Arjuna terlihat tidak nyaman tapi kadung diseret ke meja itu dan mau tidak mau harus berbaur dengan mereka.“Boleh kita duduk di sini ‘kan Kejora? Kalila?” Elma bertanya super ramah, lihat saja senyum manisnya yang sampai ke mata.Kalila semakin yakin jika selain sakit jiwa, gerak-gerik Elma juga seolah sedang merayakan kemenangan dan ini sangat tidak bagus untuk kesehatan jantung adiknya.“Masih banyak kursi lain, silahkan pilih ...,” ujar Kalila-si jutek sambil menunjuk deretan meja.Ia tidak akan memberi kesempatan kepada Elma untuk menyakiti Kejora dengan cara apapun.Elma sama sekali tidak terpancing, ekspresi wajahnya masih sama. Arjuna menarik Elma agar segera pergi dari sana ta
King mendapat informasi mengenai kegiatan Kakek dan Ayah dari Kalila pagi ini.Mengenakan outfit untuk olah raga golf lengkap dengan tas berisi berbagai macam stick golf, King turun dari mobil mewahnya. Melangkah mantap memasuki sebuah bangunan untuk melakukan reservasi di meja resepsionis sebelum turun ke padang golf yang luas.Tentu saja Andra dan Narendra Gunadhya sudah terlebih dahulu ada di sana ditemani para sekertaris mereka.“Tuan Gunadhya.” King menyapa Andra dan Narendra dalam satu kali sebut.Kedua pria beda generasi itu pun menoleh. “Tuan muda Alterio,” balas keduanya bersamaan.Pengusaha sukses mana di Indonesia ini yang tidak mengenal Alterio, terlebih Alterio tidak memiliki banyak anggota seperti Gunadhya.Gunadhya patut berterimakasih kepada Narendra terutama Aura karena dari rahimnya lah banyak lahir penerus Gunadhya.“Panggil saja King,” pinta King sambil menjabat tangan Andra dan Narendra secara bergantian.“Kita main bersama?” ajak Andra dan langsung disambut antu
“Ada yang mau lo ceritain sama gue?” Pertanyaan Kalila itu tertahan beberapa hari, ia menghabiskan banyak waktu melepas rindu dengan mengobrol bersama orang-orang tersayang.Belum lagi disela waktu bersama keluarga ia masih harus memantau pekerjaannya di Jerman.Kejora tersenyum kemudian melipat bibirnya ke dalam, demi apapun Kalila benci melihat sang adik yang pura-pura tegar seperti itu.Awalnya Kalila pikir jika perasaan Kejora kepada Arjuna sama seperti perasaan kepada beberapa mantan adiknya yang lain.Tapi melihat kekecewaan mendalam yang tersirat di mata Kejora saat mengetahui Arjuna akan menikah dengan Elma membuat Kalila yakin jika cinta Kejora untuk Arjuna bukanlah cinta biasa.Kalila berdecak lidah, melipat tangannya di dada lalu melempar pandangan ke arah hutan pinus yang mengelilingi Villa.“Atau mau gue bocorin sama Ayah dan Bunda biar mereka yang introgasi kalian berdua?” ancam Kalila yang selalu bisa membuat siapapun tidak berdaya.Kejora beranjak dari ranjang kemudia
Tatapan antisipasi dari Kejora, sungguh menyakiti hati Arjuna tapi ia harus menerimanya karena telah menghancurkan hati gadis itu berulang kali.Benak Kejora bertanya-tanya, apa yang dilakukan Arjuna di lantai dua Villa ini?Apa Arjuna mengikutinya ketika ia hendak mengisi daya ponsel di kamar?Kejora memaksakan sebuah senyum, ia menunduk lalu melewati Arjuna. Berusaha mengabaikan sang mantan kekasih.Langkah Kejora tertahan saat tangan Arjuna mencekal pergelangan tangannya.“Aku minta maaf.” Kalimat itu akhir-akhir ini sering Kejora dengan dari mulut Arjuna.Kejora memejamkan mata lantas mengembuskan napas pelan bermaksud menetral gejolak di dalam dadanya.“Maaf untuk rasa sakit yang mana? Karena terlalu sering Bang Juna nyakitin Kejora.” Kejora bertanya dengan maksud menyindir.“Semua ... maaf karena tidak memilihmu, maaf karena bersikap brengsek setelah melepaskanmu, maaf karena telah membohongimu tentang perhiasan, maaf karena akan menikahi Elma dan maaf dari semua prilaku yang m