“Dia enggak pulang,” gumam Kejora. Matanya tertuju pada rumah Arjuna yang sepagi ini garasinya kosong.Kekasihnya menginap di rumah sakit menemani wanita terkutuk itu.Menghirup udara pagi yang segar cukup dalam dengan mata terpejam lalu mengembuskan perlahan.Kejora berusaha sabar, bukannya ia sedang menunggu Arjuna melepaskannya?Jadi kenapa ia harus cemburu?Kejora mengurungkan niat memasuki mobil, langkahnya tertuju ke rumah Arjuna yang berada di sebrang rumahnya.Ia akan memberi Hermes makan dulu sebelum pergi ke kampus.Asisten rumah tangga Arjuna sepertinya belum datang, rumah itu kosong saat Kejora memasukinya.Hermes berlari ke arah Kejora yang kemudian menggendong kucing lucu kesayangannya.Menuang makanan basah di tempat makan Hermes lalu mengisi air pada tempat minumnya yang berupa air mancur.Kejora duduk di lantai menyandar pada dinding sambil menekuk kedua lutut memperhatikan Hermes yang asyik menyantap sarapan pagi.Beberapa saat kemudian terdengar suara knalpot mobil
Kejora tidak fokus mengerjakan soal ujian siang ini, bayangan tentang apa yang pagi tadi ia lakukan bersama Arjuna sungguh membuatnya nyaris gila.Bahkan ia masih bisa merasakan bagaimana Arjuna bisa membuat Kejora mencapai suatu kenikmatan dunia tanpa harus merenggut mahkotanya.Kenapa Kejora sampai bersedia menyerahkan dirinya kepada Arjuna?Salah satu pertanyaan yang sedari tadi sedang Kejora cari jawabannya selain jawaban dari soal ujian yang sedang ia hadapi.Kejora mengesah, memejamkan mata berusaha mengambil alih fokusnya kembali.Bukan hanya itu saja yang mengganggu pikiran Kejora tapi perasaannya yang sering berubah jika bertemu Arjuna membingungkan dirinya sendiri.Kejora selalu berprilaku melenceng dari niat awalnya, ia selalu saja tersesat setiap kali menatap netra indah di mata Arjuna.Kejora nyaris mencorat-coret kertas ujiannya saat tidak juga ia bisa menemukan jawaban yang tepat atas beberapa soal.Hembusan napas dengan sering keluar dari mulut Kejora membuat Marvin ya
“Kamu lelah?” Tanpa diminta dan sebelum sang kekasih menjawab, King sudah menempatkan dirinya di belakang Kalila yang duduk di sofa di ruang kerjanya.Dokumen berserakan di atas meja, kondisi Macbook dan laptop Kalila menyala belum sempat ia matikan.King memberikan pijatan, pundak Kalila yang tadinya tegang kini perlahan mengendur.Tadi Kalila memberitau jika dirinya akan lembur karena banyak pekerjaan yang menuntut perhatiaannya. Tentu saja King tidak membuang kesempatan untuk menemui Kalila di kantor.“Emm ... ini menyenangkan, King ... .” Kalila bergumam sambil mengumpulkan rambutnya ke samping agar mempermudah King melakukan pijatan. “Aku bisa melakukannya setiap malam, tapi ada syaratnya,” bisik King setelah itu memberikan kecupan di leher Kalila.“Aku tau syaratnya ... kamu memang menyebalkan.” Kalila menggeram manja, menunjukan tampang kesal yang dibuat-buat.Sang pria tertawa malah pelan sebagai tanggapan.“King ... apa kamu tau bagaimana hubungan Arjuna dan Kejora sekarang
Arjuna : Maaf, Kejora ... aku harus menemani Elma.Kejora menatap pesan yang dikirim Arjuna. Pria itu baru membalas pesannya setelah dua hari berlalu.Entah lah Kejora harus menangis atau bahagia. Untuk apa juga Arjuna meminta maaf, kata maaf tidak akan menyembuhkan hati Kejora yang kadung terluka.Malam ini juga mungkin Arjuna tidak akan pulang. Tanpa berniat membalas pesan, Kejora melempar ponselnya ke sofa.Apa pria itu masih berstatus kekasihnya?Kejora sendiri bingung tapi firasatnya mengatakan jika ia harus menyiapkan mental untuk kehilangan Arjuna. Gadis itu mencoba mengalihkan perhatian dengan menonton drama komedi yang ditayangkan salah satu chanel stasiun televisi berbayar.Sesaat laranya hilang, Kejora bisa tertawa. Kemudian sepi melanda ketika comercial break menjeda.Malam ini Kalila tidak pulang, sang Kakak pasti sudah berada di kota lain karena besok harus mengikuti pertemuan dengan seluruh pengusaha di Jerman.“Mantap-mantap nih Kak Lila sama Mas King,” gumam Kejora
“Tadi Nona Weber mencari anda, dia mengamuk mengetahui anda tidak ada di sini jadi kami suntikan obat penenang ... sebaiknya anda tidak kemana-mana dulu sampai kondisinya stabil,” kata seorang suster yang baru saja keluar dari ruangan Elma.“Baik ... saya minta maaf,” ucap Arjuna. Suster itu mengangguk lalu pamit.Robby masih setia menunggu Elma saat Arjuna tiba, pria itu beranjak dari kursi bertujuan membawa Arjuna keluar.“Aku dan teman-teman akan membantu pekerjaanmu sementara kamu menemani Elma, dia hanya menginginkan kamu, Arjuna ... jadi kamu di sini saja sampai Elma diijinkan pulang.” Arjuna mengangguk pasrah, tanpa membantah atau mengucap sepatah katapun pria itu masuk setelah sebelumnya menepuk pundak Robby.“Jun,” panggil Robby membuat Arjuna menghentikan langkah.“Kamu sudah mengambil keputusan?” tanya Robby mencari tau.Arjuna yang belum membalikan tubuh mengangguk lalu menengadah menatap langit-langit mengembuskan napas secara kasar.Ingatannya memunculkan wajah Kejora y
Marvin kembali ke kampus setelah mengantar Kejora ke Griya tawang.Masih ada satu mata kuliah lagi yang harus diikutinya, meski terbilang nakal—Marvin perhatian dengan pendidikan.Seluruh keluarganya memiliki gelar akademik, itu kenapa seluruh keluarganya sukses dalam bisnis karena ditunjang ilmu.Akan menjadi suatu aib jika salah satu di antara mereka gagal dalam pendidikan.Kurang lebih lima jam lamanya Marvin meninggalkan Kejora.Sebelum pulang, Marvin mampir ke restoran membeli makan siang yang kesorean untuk sang gadis Suasana hening adalah yang Marvin dapatkan ketika memasuki Griya Tawangnya.Marvin sempat berpikiran jika mungkin saja Kejora melarikan diri karena prasangka buruk yang gadis itu ungkapkan kepadanya.Marvin tertawa pelan, sehina itu kah dirinya di mata Kejora?Tapi mengingat apa yang telah ia lakukan bersama para gadis, Marvin tersenyum kecut. Ia memang sebrengsek itu.Langkah panjangnya membawa Marvin memasuki kamar dimana ia meninggalkan Kejora setelah sebelumny
“Dari mana lo pulang malem?” Suara Kalila menggelegar di ruang tamu membuat jantung Kejora nyaris copot.“Ish ... ngagetin aja,” protes Kejora sambil mengusap dadanya.“Kirain Kak Lila enggak akan pulang hari ini,” imbuh Kejora sambil menundukan kepala, langkahnya meniti anak tangga.Seharusnya memang Kalila pulang besok pagi, tapi menginap satu malam lagi dengan King dalam satu kamar yang sama—Kalila khawatir tidak bisa mempertahankan mahkotanya.Pria itu sungguh ... luar biasa.“Pertanyaan gue belum di jawab ya!” Di lantai bawah Kalila melipat tangannya di dada, mendongak menunggu Kejora menjawab pertanyaannya.“Tadi jadwal kuliah Kejora padet, Kak ... kalau abis ujian gitu ... ada pembahasan mengenai ujian kemarin, trus pulangnya temen ngajak nonton jadi Kejora pulang malem,” tutur Kejora berdusta.Kejora menjadi gadis yang pandai berdusta semenjak bertemu Arjuna untuk melindungi pria itu, mungkin seharusnya Arjuna yang pantas disebut sebagai pengaruh buruk bagi Kejora bukan sebal
“Hai pengantin baru!” Elma menyapa Leon yang baru per hari ini masuk kerja setelah satu minggu melakukan bulan madu.“Bagaimana keadaanmu?” Leon bertanya usai mengurai pelukan persahabatan dengan Elma.“Tidak pernah sebaik ini,” bisik Elma lalu tertawa bahagia.Leon tersenyum miris, dibalik tawa Elma ada hati seorang gadis yang tersakiti.Keputusan Arjuna sudah Leon ketahui dari Robby, tadinya ia ingin membantu Arjuna membuat Elma mengerti dan ikut memberikan perhatian kepada wanita itu tetapi Arjuna sudah mengambil keputusan sendiri yang cukup mengejutkan baginya.Ia pikir Arjuna telah melupakan Elma karena mencintai Kejora tapi ternyata hati Arjuna lebih berat kepada Elma.Leon sendiri belum berbicara banyak mengenai keputusan Arjuna itu. “Syukurlah ... jangan berpikiran macam-macam lagi, Arjuna mencintaimu Elma ... sudah lama dan aku senang kalian akhirnya bersama,” ucap Leon tidak sungguh-sungguh.Elma merangkul lengan Leon, melangkah bersama menuju ruang Arjuna karena ada sesuat