Selesai makan dan mengantar Avixenna pulang, Valeri kembali masuk ke dalam rumah.
Dalam setiap perjalanan masuk dan naik ke atas berulang kali Valeri menghela nafas.Keadaan ini nampak sangat rumit dan tidak mudah untuk diuraikan oleh gadis kecil sepertinya. Bahkan dia tidak tahu jika mommy-nya tengah salah paham mencerna perkataannya.Terlalu banyak berpikir tanpa sadar dia sudah sampai di depan kamarnya, membuka kamar perlahan Valeri tidak langsing melihat sekitar namun dia berjalan menunduk meletakkan tasnya di lantai dan menuju ranjang untuk mendudukkan dirinya yang merasa sangat lelah. Memejamkan mata dan kembali menghela nafas barulah Valeri mendongak dan terkejut mendapati kamarnya yang berubah.Bangkit berdiri Valeri segera menutup tirai kamarnya sampai menjadi remang dan mematikan lampu. Saat itulah tangisan haru Valeri tidak dapat dibendung lagi meski gelap kamarnya begitu indah dengan benda-benda kecil yang menyala tersebar di penjuru rApakah dia harus membawa Sissylia ke mari supaya bisa bertemu dengan Valeri?Ya! Mungkin lebih baik begitu. Ressi mabuk setidaknya butuh seharian untuk membuatnya kembali sadar lalu tidak akan ada drama asal Valeri tidak mengatakan apa pun pada Ressi dan dia bisa membuat madam Yeri, Yongky dan Revan keluar sejenak dari rumah ini.Benar dia harus melakukan itu!Ketika Yongky sudah menyelimuti Ressi dan madam Yeri mengatur suhu AC supaya anak asuhnya itu bisa tidur dengan nyaman.Bel rumah berbunyi. Menatap Ressi beberapa saat lebih lama, madam Yeri dan Yongky segera turun untuk membukakan pintu meninggalkan Arcala dan Valeri di kamar.Valeri ingin naik ke ranjang dan mendekati Ressi namun dia mencium bau aneh dari mommy-nya meski begitu dia tetap saja naik dan memeluk Ressi.Arcala menatap hal itu lalu duduk di sisi ranjang tempat putrinya berada.Mengusap punggung Valeri Arcala bertanya, "Baby, bagaimana kalau aunty Siss
"Minggir Der!!" hardik Arcala yang kesal."Yak ilah Pak, sensi amat. Pms yak?" "Sana pulang!" usir Arcala meski kesal namun tidak serius melakukannya."Anda bahkan belum menawari saya sesuatu dan sudah mengusir saya Pak? Anda sungguh tega," keluh Xadera yang merasa kehausan."Masuk dan cari sendiri minuman apa yang kamu inginkan." Arcala menyambut kedatangan Sissylia dan langsung menghela wanita itu masuk ke dalam rumah."Mana Valeri, Cala?" tanya Sissy tidak sabar."Sebentar, dia sedang menemani Ressi," ucap Arcala pelan."Memangnya ada apa dengan Ressi?" tanya Sissy sambil lalu dan memperhatikan penataan ruang keluarga yang sederhana dan hangat. Wanita itu memang pandai mengutus rumah, tapi hanya sebatas itu. Dia tidak pandai mengurus suami sampai suaminya tidak bisa beranjak dari masa lalunya."Jadi apa kamu ingin agar Arcala menatap masa depan dengan wanita lain?" Sissylia membatin bertanya pada dirinya sen
Turun perlahan dengan keadaan yang bisa dikatakan berantakan, Valeri tidak ada selera sedikit pun untuk membenahi diri."Sayang kemarilah," ajak Sissy membuka kedua tangannya.Namun, dia harus kecewa karena Valeri memilih tempat terjauh darinya.Sama seperti pertama kali mereka bertemu, Sissylia duduk berdampingan dengan Arcala sedangkan Valeri memilih duduk sendiri."Ada apa?" tanya Valeri enggan."Mami rindu kamu sayang," ucap Sissy sangat lirih."Setelah sepuluh tahun?" Bolehkah Valeri tersenyum miris ketika tidak ada secuilpun perasaan iba pada ibu kandungnya sendiri karena sekarang pikirannya justru tertuju pada wanita mabuk yang selama ini ada di sisinya tanpa bergeser seinci pun darinya."Mami punya alasan sayang," rintih Sissy merasa jika semua serba salah."Katakan, aku ingin mendengarnya."Menilik wajah datar putrinya, hati Sissylia gentar, mengejar impian. Dia pikir semua yang dia lakukan di
"Sudah kukatakan, panggilan itu hanya untuk orang terdekat saja!" geram Valeri mendengar Sissylia memanggilnya Baby."Valeri!!" bentak Arcala dengan mengangkat tangan hampir menampar Valeri.Gadis kecil itu pun segera memasang sikap defensif dan memejamkan mata."Berhenti Arcala Ragananta atau kamu akan menyesali perbuatanmu kali ini," larang Ressi dengan wajah datar turun dari kamarnya.Perasaannya tidak enak, dan inilah yang dia dapatkan. Wanita dari masa lalu suaminya datang tanpa rasa malu setelah menyerang dirinya. "Wow Sissylia Fransiska Wow, kamu luar biasa sekali. Ah, Maaf salahku. Seharusnya aku yang orang asing di sini ya kan?" tanya Ressi pelan."Ingat Raga, Valeri adalah putrimu. Putri kalian, maka jangan perlakukan dia seperti musuh kalian," terang Ressi menjelaskan dan mengambil tempat terjauh baik dari Valeri maupun Arcala dan Sissylia."Kamu mendidiknya menjadi seperti itu," tuduh Sissylia dengan wajah m
"Tidak tidak, bukan seperti itu sayang. Maafkan Mami oke, Mami minta maaf." Sissylia mencoba meraih tangan Valeri namun langsung ditepis oleh putri kandungnya itu."Dari awal aku yang menghancurkan keluarga ini bukan. Menghancurkan impian anda menghancurkan keluarga impian anda," lirih Valeri sama kosongnya dengan Ressi.Valeri bangkit dengan gemetar kemudian berlari ke lantai atas, menuju kamarnya dan membanting pintu kamarnya keras sebelum menangis meraung lebih keras lagi. "Kenapa jadi seperti ini Cala? kenapa semuanya berantakan?" keluh Sissy di pelukan Arcala yang berusaha menenangkan kekasihnya sambil mendongak menatap lantai atas pada dua pintu yang berdampingan.Sebenarnya apa yang sudah terjadi Arcala sendiri juga tidak memahami, apa yang baru saja dia lakukan dan katakan bahkan tidak dia sadari."Tapi kamu beneran mau menceraikan wanita itu kan?" tanya Sissylia masih belum yakin."Hah? Cerai?" Arcala bertambah bingung,
"Aku harap kamu tahu apa yang kamu inginkan, Raga. Jangan sampai kamu kehilangan apa yang seharusnya berada dalam dekapanmu hanya karena kamu tidak tidak tahu apa yang kamu inginkan," gumam Ressi setelah melepas pegangan Arcala di lengannya."Tujuan apa? keinginan apa? Aku tidak tahu Re," lirih Arcala nampak bingung.Terlambat, semuanya sudah terlambat. Saat Arcala mulai bingung dengan apa yang diinginkan semuanya sudah terlambat.Menarik kopernya pelan, Ressi tidak menengok ke belakang demi menguatkan diri agar tidak berlari memeluk pria yang saat ini nampak seperti orang bingung.Bersamaan dengan dia yang membuka pintu, di depannya madam Yeri, Revan dan Yongky berdiri tegak dengan raut bingung saat melihat nona mereka menggeret koper besar yang dulu pernah dia bawa ketika masuk ke dalam rumah Ragananta."Ada apa nak?" tanya madam Yeri menampakkan sedikit raut khawatir."Apa yang terjadi, sayang?" tanya Yongky tidak sabar dan lebih terlihat cemas dengan keadaan Ressi.Revan tidak mem
Suasana rumah Ragananta menjadi begitu sepi setelah kepergian dua wanita yang selama ini ada dalam hidup Arcala. Dia pikir Ressi tidak banyak mengambil tempat dalam kebiasaanya nyatanya ketika kepergian wanita itu Arcala merasa ada yang hilang dan meninggalkan lubang besar di dalam hatinya.Namun tetap saja, sesuai dengan namanya Arca yang berarti patung batu, dia tetap tidak menyadari perasaan apa yang dia miliki untuk Ressi Fatmalodya.Duduk termenung otak Arcala memutar ulang perkataan Ressi sebelum wanita itu pergi dari rumahnya."Aku harap kamu tahu apa yang kamu inginkan, Raga. Jangan sampai kamu kehilangan apa yang seharusnya berada dalam dekapanmu hanya karena kamu tidak tidak tahu apa yang kamu inginkan.""Aku tidak tahu apa yang aku inginkan Re," keluh Arcala lirih sambil menyangga dagu dengan kedua tangan di atas lutut."Kamu beneran mau menceraikan wanita itu kan?""Tapi kamu tadi mengatakan itu.""Aku ingin hidup bersama denganmu selamanya Cala."Semua perkataan Sissylia
"Kita tidak akan bertemu sampai kamu tahu apa yang kamu mau, Cala," pungkas Sissylia."Tidak tidak, jangan seperti ini aku mohon. Aku justru akan semakin kehilangan arah, tetaplah berada di sisiku," pinta Arcala menggenggam erat kedua telapak tangan kekasihnya.Benar apa yang dikatakan Arcala, jika dia meninggalkan pria itu di saat seperti ini. Bisa jadi lelaki itu justru semakin tersesat dan kehilangan arah lalu tidak akan kembali padanya, lalu untuk apa perjuangan yang dia lakukan selama ini sampai dia rela dipandang buruk oleh semua orang."Okay, aku akan tinggal tapi kamu juga harus menelaah perasaan kamu." Sissylia mencoba meyakinkan diri dengan cara memeluk kekasihnya, mencari pegangan untuk menguatkan perasaannya.Pada akhirnya mereka kembali ke rumah masing-masing.Berita perceraian Ressi dan Arcala menjadi berita yang sangat menggemparkan bagi seluruh media tanah air. Nama Sissylia juga dibawa-bawa dalam setiap berita, sedangkan Ressi tidak pernah sekalipun muncul untuk melak