Share

72. Menyikapi Fakta

"Di depan mataku kusaksikan Adinagara tidak bahagia, Erika juga tersiksa. Ntah kenapa mereka tidak mau berdamai dengan keadaan, kalau aku jadi Erika mungkin aku sudah minta diceraikan saja karena Adinagara tak kunjung membuka hatinya pada keponakanku," keluh Amira.

Herman merangkul istrinya, menepuk lembut bahu wanita yang sangat ia cintai itu.

"Sudahlah, kita doakan saja keadaan akan menjadi lebih baik setelahnya nanti. Perihal hati memang tak bisa dipaksakan, hanya Tuhan saja yang bisa membolakbalikkannya. Seperti hati kita yang dulu juga pernah diawali tanpa rasa.

Bersabarlah," bujuk Herman pada Amira.

Anye tercenung, bagaimana kalau benar Anjas adalah putra Adinagara yang tidak diketahui nasibnya sejak dua puluh lima tahun lalu?

Hati kecil Anye berharap Anjas lah cucu yang Herman dan Amira rindukan selama ini.

***

Di lain tempat Anjas tengah bersiap menuju mansion Bagaskara. Dia tidak bisa mengelak, setiap tindakan memang harus dapat dipertanggungjawabkan.

Lukman Bagaskara mena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status