“Mengapa kau mengajakku ke tempat seperti ini?” tanya Kevin kebingungan setelah dirinya dan Hanna sampai di sebuah klub malam.Hanna dengan senyuman yang bersemangat langsung menjawab santai, “Aku rasa kau butuh hiburan, Kevin. Aku tahu kalau kau pasti sangat lelah setelah terus menerus mencari keberadaan Carla, jadi apa salahnya jika kita sesekali bersenang-senang.”“Aku tak suka tempat seperti ini,” sanggah Kevin kemudian berniat melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat bising itu. Namun Hanna bergegas mencegah kepergian Kevin dengan memegang erat lengan lelaki itu, “Memangnya kenapa, Kevin? Kita hanya akan minum santai sambil mendengar musik yang menyenangkan ini, tidak ada yang salah bukan?” “Pertama, aku tak suka minum. Dan yang kedua, tempat yang bising seperti ini sangat membuat telingaku tak nyaman.” Kevin berusaha menjelaskan alasannya yang menyukai klub malam. Hanna terkekeh kecil mendengar penjelasan yang diberikan Kevin padanya dan ia merasa lelaki itu sangatlah nai
Carla terbangun dari tidurnya ketika mimpi buruk baru saja membangunkannya, nafasnya menjadi tak teratur seakan merasa benar-benar kelelahan karena sesuatu hal yang sebenarnya terjadi hanya dalam bunga tidurnya.Pandangannya segera tertuju pada Jourdy yang masih tertidur sangat lelap di sampingnya, lelaki itu berada begitu dekat dengan Carla hingga Carla takut akan secara tak sengaja membangunkan suaminya. Perlahan Carla menggeser tubuhnya agar memiliki jarak dengan Jourdy, kemudian ia langsung bangun dan mengambil posisi duduk di pinggir kasur. Carla mengusap wajahnya dengan kasar menggunakan kedua tangan dan masih terus membayangkan mimpi yang baru saja hadir di tidurnya, dalam hatinya Carla kebingungan mengapa mimpi seperti itu bisa terjadi dan ia juga mulai merasakan ketakutan yang teramat besar. “Apakah Kevin baik-baik saja? Apa yang harus aku lakukan sekarang untuk memastikan keadaan Kevin?” tanyanya lirih pada diri sendiri. Tak ada yang bisa Carla lakukan saat ini, sekarang
Hanna tersenyum puas melihat pemandangan yang sangat indah di depan matanya, tubuh Kevin tanpa sehelai kainpun benar-benar telah menyihir kedua mata Hanna saat ini. Ia terus menerus memandangi tubuh Kevin, bahkan tanpa henti memberikan kecupan yang kuat di kulit lelaki itu.Lebih parahnya lagi Hanna mengulum senjata Kevin dengan sangat bersemangat, ia melampiaskan hasratnya pada lelaki itu tanpa berpikir lebih jauh. Bagi Hanna yang terpenting saat ini, adalah menjadikan Kevin miliknya seutuhnya. Sekalipun Kevin hanya memejamkan kedua matanya dan tak sadarkan diri, semua ini sudah sangat cukup untuk memenuhi keinginannya yang begitu gila. Hanna hanya ingin mendapatkan Kevin, dan menjadikan semua ini sebagai rencana yang sempurna. “Aku benar-benar bahagia, Kevin. Karena aku bisa melihatmu dengan gagah seperti sekarang ini,” ujarnya tanpa rasa malu. Hanna membaringkan tubuhnya di samping Kevin lalu memeluk erat tubuh lelaki itu sembari menaruh kepalanya di atas dadanya yang bidang, “B
“Jourdy, aku ingin meminta izin kepadamu untuk pergi sebentar keluar.” Carla memberanikan untuk meminta izin kepada suaminya meskipun sebenarnya ia merasa sangat takut.Jourdy langsung menatap wajah istrinya dengan datar sembari terus mengunyah makanan di dalam mulutnya, “Ke mana?” “Aku ingin pergi membawa Angel ke sini,” sahut Carla tenang. Karena beberapa masalah yang terjadi kepada mereka, Jourdy benar-benar telah melupakan perihal anak Carla yang ingin wanita itu bawa tinggal bersama mereka di rumah itu. Sekarang Jourdy baru mengingatnya dan ia sedikit bingung mengapa waktu itu Carla pulang tanpa membawa Angel, “Kenapa waktu itu tak membawa Angel? Bukankah aku sudah memberikan izin padamu hari itu?”“Iya, Jourdy. Tapi saat itu Angel tak ada di rumah ibuku makanya aku tak bisa membawa Angel ke sini,” sahut Carla berusaha menjelaskan. “Lalu dia di mana saat itu?” tanya Jourdy lagi penasaran. “Di rumah ayahnya,” ujar Carla ragu-ragu. Jourdy mengangkat sebelah alisnya dengan taja
Kevin menarik lengan Hanna dengan sangat kencang hingga membuat wanita itu meringis kesakitan, “Aww! Kevin, apa yang kau lakukan? Kau menyakitiku!”“Aku tak peduli,” bentak Kevin kencang sembari menghempaskan lengan Hanna dari cengkeramannya. Hanna menatap Kevin dengan ketakutan karena ia tahu apa yang dipikirkan lelaki itu saat ini, namun ia juga tak berani untuk mengungkapkannya lebih dulu. Hanna baru mengenal Kevin beberapa waktu sehingga ia tak tahu apa yang akan dilakukan lelaki itu saat marah, terlebih tindakan Hanna kemarin benar-benar sudah di luar batas. Kalau saja ia bisa mengulang waktu, Hanna pasti akan memilih untuk tidak melakukan hal itu. Entah setan apa yang merasuki Hanna malam kejadian itu, ia sendiri menyesal telah melakukannya karena khawatir Kevin takkan mau lagi berada di dekatnya seperti ini. Sama halnya seperti Kevin yang sekarang bisa merasakan ketakutan dalam diri Hanna dan ia segera berkata, “Kenapa? Kau pasti tahu kan apa yang sekarang akan aku katakan k
KrekkkkKania langsung masuk begitu saja ke dalam ruang kerja Jourdy, mantan suaminya. Ia terkejut bukan main ketika mendapati Hanna berada di dalam sana dan sedang duduk dengan santai seperti tak merasa berdosa sama sekali, bahkan wanita itu terlihat sudah biasa melakukannya. Begitupun dengan Hanna yang merasa sangat terkejut dengan kedatangan Kania ke tempat itu, ia segera menurunkan kedua kakinya dari atas meja kerja Jourdy kemudian berdiri dari duduknya. Ia ragu-ragu menatap wajah Kania, dan mulai berpikir untuk mencari alasan. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Kania pada Hanna dengan sorot mata yang sangat tajam. Hanna menjawab tenang, “Aku sedang menunggu Tuan Jourdy.”Kania benar-benar tak habis pikir dengan karyawan Jourdy yang satu ini, bagaimana bisa wanita itu bertingkah seenaknya di dalam ruang kerja bosnya sendiri. Terkecuali jika Hanna memang telah terbiasa dengan hal ini, “Apa kau sudah tak waras?”“Aku masih waras makanya aku bisa bekerja di sini,” sahut Hanna d
“Aku sedang ada di luar sekarang, jadi jangan menelepon dulu!” ujar Karel dengan suara yang berbisik sebab ia khawatir akan ada orang lain yang mendengarnya.Karel menunjukkan raut wajah yang sangat kesal sekarang ini kemudian ia kembali berkata, “Hanna, bisakah kau bersikap sedikit lebih sabar? Yang jelas aku akan meneleponmu, jadi jangan menggangguku dulu!” “Hanna?” tanya Carla yang baru saja tiba di dekat Karel dan merasa sedikit terkejut ketika lelaki itu menyebut nama Hanna. Spontan Karel menjauhkan ponselnya dari telinga, ia segera memutuskan panggilannya dengan Hanna. Jantungnya kini berdetak sangat cepat tak karuan, ia benar-benar panik dengan kedatangan Carla di dekatnya. Bibirnya saja menjadi kaku membisu seakan tak mampu mengeluarkan sepatah katapun namun ia harus berusaha untuk tenang agar Carla tak mengetahui semuanya, “Nyonya? Apakah Nyonya sudah selesai belanjanya?” Carla menggelengkan kepalanya pelan untuk menjawab pertanyaan Karel, “Belum, aku belum selesai. Tadi
Jourdy terus mengecup leher jenjang Hanna dengan penuh gairah, begitupun Hanna yang tak henti menjambak rambut lelaki itu untuk melampiaskan kenikmatan yang sedang ia rasakan saat ini. Baru saja Jourdy akan melepaskan celananya untuk memenuhi hasratnya, tiba-tiba saja pintu ruang kerjanya terbuka dengan kencang.KrekkkkSialnya Jourdy benar-benar lupa kalau ia belum mengunci pintu ruangannya, dan sekarang ia sudah tertangkap basah sedang bercinta dengan karyawannya sendiri oleh sang istri. Carla yang melihat kejadian itu hanya bisa terdiam mematung di tempatnya, ia juga tak lupa untuk segera menutup kedua mata Sheila yang juga berada di sana.Sebenarnya ini bukan kali pertama Carla melihat Jourdy berselingkuh dengan Hanna, apalagi sebelum mereka menikah Carla sudah mengetahui hal ini. Namun entah mengapa sekarang Carla merasakan sesuatu yang tak biasa di hatinya melihat Jourdy mengkhianatinya, ia ingin menutup kedua matanya tapi tak bisa.Jourdy dan Hanna yang terkejut segera merapihk