Share

Beruntung

ENTAH berapa lama Abdi terdiam melongo begitu. Ia baru tersadar pada kekinian setelah Atisaya menjawil tangannya. Seulas senyum buru-buru dikembangkannya untuk menutupi rona kekagetan.

"Akang ditanyain malah ngelamun, ih!" ujar Atisaya sembari cemberut.

"Eh, iya, maaf, Neng," sahut Abdi, senyumnya yang lebar menunjukkan deretan gigi rapi.

"Ini, mau pilih yang mana tadi? Akang mau teh apa susu minumnya?" ulang Atisaya seraya menunjukkan minuman kemasan kotak di kedua tangannya berganti-ganti.

Abdi tampak pandangi dua benda di tangan Atisaya berganti-ganti. "Susu saja deh, biar kenyang sekalin," sahutnya kemudian.

"Oke." Atisaya meletakkan teh kotak ke dalam lemari, lalu tangannya berganti mengambil sebatang sedotan. Dicobloskannya sedotan itu ke bagian atas kotak. Baru kemudian disodorkannya minuman tersebut pada Abdi.

Sebelah tangan Abdi terulur hendak menyambut minuman kemasan tersebut. Namun kemudian pemuda itu malah menjerit kesakitan, se

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status