Share

Jalan Nasib

ABDI angkat kepalanya, memandangi wajah Tiara yang menunjukkan ekspresi penyesalan. Gadis itu agaknya teringat pada rencana ke Batang dan Kendal yang berantakan.

"Tidak perlu disesali, Bu. Sudah seperti ini jalan nasib kita, mau bagaimana lagi?" sahut Abdi dengan nada menyejukkan.

Tiara menyeringai tipis.

"Jalan nasib, katamu?" ulangnya dengan kedua alis terangkat.

"Ya, jalan nasib," jawab Abdi sembari mengangguk. "Kalau kita sudah digariskan terperangkap dalam hutan seperti ini, mau menghindar bagaimana pun juga akan ada penyebab yang membawa kita bakal berada di sini.

"Sebaliknya, kalau kita digariskan tiba di Batang malam tadi, apa pun yang jadi penghalang tidak akan bisa menghentikan perjalanan kita. Kita akan tetap sampai di Batang semalam."

Tanpa sadar Tiara mencibir. Sungguh satu pemikiran yang aneh, batinnya. Sejak mencapai usia dewasa, gadis itu kerap mempertanyakan konsep jalan nasib seperti yang baru saja d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status