Share

Bab 48 Lari, Mbak Nisa!

KAKEK TUA itu SUAMIKU

Bab 48

Pagi ini aku terbangun dengan kepala yang berat dan perut yang mual seperti diaduk. Aku tetap melakukan aktivitasku seperti biasa dan bersikap seperti biasa.

"Dinda, kayaknya muka Dinda pucat," ucap suamiku. Suamiku kemudian menempelkan tangannya di dahiku. "Tapi nggak demam, apa Dinda pusing?"

"Nggak kok, mungkin cuma capek kemarin perjalanan jauh. Katanya, hari ini Kanda ada urusan, udah pesan taxi online belum?"

"Udah, tapi Kanda khawatir sama Dinda. Kanda batalin aja ya, nggak jadi pergi."

"Eh, orang aku nggak apa-apa. Kanda pergi aja ya, beneran aku nggak apa-apa."

"Ya udah, Kanda pergi dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawabku.

Aku melanjutkan pekerjaan rumah dengan menyapu lantai, tapi baru sebagian yang aku sapu kepalaku rasanya pusing sekali. Aku berpegangan pada tembok, hampir saja terjatuh kalau tidak dipegang oleh Mbak Nisa.

"Kalau pusing tidur aja di kamar, biar aku yang terusin nyapunya!" Mbak Nisa mengambil alih sapu di tangan da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status