23Begitu aku turun dari mobil dan hendak memasuki halaman. Aku melihat seorang wanita sosialita sedang berbicara dengan tiga orang, dan mereka semua adalah orang yang aku kenal. Mereka adalah Anita dan kedua orang tuanya. Ada hubungan apa mereka dengannya?Tidak mungkin! Apa takdir sedang mempermainkan aku?!Diri ini segera bersembunyi di balik pohon palm yang menjulang tinggi.Jangan sampai mereka melihatku ada di sini. Tapi, sedang apa Anita dan keluarganya ada di sini? Kenapa mereka keluar dari rumah itu?Itu artinya mereka sudah saling kenal satu sama lain? atau justru mereka ada hubungan sodara?Aku semakin tak mengerti dengan alur kehidupan ini. Kukira semuanya sudah berakhir sampai di sini dan aku bisa hidup dengan tenang bersama Aura setelah keretakan rumah tangga serta menghempas jauh-jauh keluarga benalu dari hidupku.Kenapa bisa kebetulan seperti ini? Apa mungkin Bu Melda bohong sama aku? Apa iya, ada permainan di balik permainan? Aku jadi pusing sendiri.Mereka lalu masu
24"Menurut info yang saya dapat dari asisten rumah tangga yang bekerja di sana, Tuan Romi dibebaskan dengan uang jaminan, Nyonya."Wanita itu mengusap wajah dengan kasar. Ia terlihat sangat gusar. "Benar-benar keterlaluan!Itu artinya dia juga berani membayar denda atas kerugian yang aku alami. Namun, tetap saja, pada akhirnya harta itu akan dibagi dua!Arghhh! kesal sekali rasanya.Bagaimana ini, dasar gila!Ya, benar, hanya orang gila yang bisa mengeluarkan orang jahat dari penjara!"Wanita itu kalut. Kepalanya makin terasa berputar kini."Siapa yang telah mengeluarkan penjahat itu dari penjara, Bik?!""E-mm, P--pacarnya, Nyonya," sahut Bik Asih dengan nada melemah.Ia takut sang Nyonya akan marah lalu hilang kendali."Sudah kuduga!"Wanita itu menggebrak meja dengan kencang, hal itu membuat assisten rumah tangganya terlonjak kaget. Dia bahkan tidak berani menatap, hanya bisa menunduk sambil memilin baju."Bagaimana ini Nyonya, apa yang akan kamu lakukan sekarang? Bibik takut Tuan
25Obrolan mereka terdengar hangat dan menyenangkan dengan diselingi canda tawa.Romi merasa bahagia mendapatkan wanita seperti Anita, bukan hanya cantik tapi juga seorang dokter. Kaya dan berpendidikan pastinya.Hilya dan anak-anaknya sahut menyahut memuji wanita berambut panjang tersebut.Asisten rumah tangga di rumah itu memberitahukan semuanya pada Mitha, bahkan secara diam-diam merekam suara mereka yang sedang menjelek-jelekan dirinya. Dia tidak dibayar, asisten rumah tangga itu hanya bersimpati pada Mitha. karena dirinya selalu dikucilkan. "Katakan terima kasih sama dia. Mulai sekarang, kita tidak perlu informasi apa-apa lagi," ujar Mitha. Bik Asih mengangguk. Ia setuju, karena ingin juga Sang Nyonya lebih fokus pada kehidupannya.Mitha berusaha tenang dan tidak terkecoh. Ia ingin lebih fokus untuk membuka usaha baru ketimbang memupuk rasa iri dengki.Kebetulan, wanita itu pernah mengikuti kursus membuat kue. Dia memutuskan untuk membuka toko kue saja, meskipun kecil-kecilan,
26"Duuuutttt!" Suara angin kentut nampak nyaring terdengar. Bukan cuma berbunyi, tapi berbau juga. Sontak saja hal ini membuat orang-orang di sekitar merasa terganggu."Ih, Mas Romi! Kamu jorok banget sih! Bau tahu!" Wanita itu tampak kesal sembari mengibas-ngibaskan tangannya di depan hidung.Begitu pun orang-orang di sekitar, mereka tampak menutup hidung karena kebauan."Maaf, Sayang. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba perutku sakit." Setelah mengatakan itu, Romi tidak bisa lagi menahan diri kemudian ia lari mencari toilet sambil menahan bokongnya dengan tangan.Anita meringis melihat kelakuan calon suaminya yang memalukan.Dia berdecak kesal. "Ihhh, Mas Romi keterlaluan banget deh!Benar-benar bikin malu!" Wanita itu nampak cemberut, apalagi saat ini orang-orang di sekeliling menatapnya dengan tajam.Dengan terpaksa ia menangkupkan kedua tangannya sebagai permintaan maaf."Maaf ya, maaf kecelakaan darurat!" ungkapnya dengan wajah yang sudah memerah seperti kepiting rebus karena menah
27Pria itu tak bisa menahan tawa, dia cekikikan melihat caption yang dibuatnya sendiri."Kenapa?Kok ketawa-tawa sendiri?" tanya Mitha mengernyitkan dahinya."Enggak kok, Bu.Gak apa-apa," jawabnya seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.Sebenarnya ingin sekali pria itu memberitahukannya sekarang juga, hanya saja dia tidak tega jika harus mengganggu makan malam sang majikan. Apalagi Mitha terlihat sangat menikmati makanannya. Rasanya dengan berkunjung ke restoran ini, wanita itu cukup bisa mengobati kerinduannya pada sang Ayah, karena di sinilah tempat duduk favoritnya ketika dia makan malam bersama almarhum.Wanita itu mengambil napkin lalu mempersihkan sudut bibirnya."Saya senang sekali melihat Anda makan malam dengan lahap," ungkap Satria, menatap majikannya sembari menatap penuh kekaguman."Wajahnya cantik kayak boneka Barbie.Oh Tuhan, nikmat mana lagi yang aku dustakan," batinnya."Kamu juga kelihatan lahap tadi!" balas Mitha."Tentu saja, makanan di sini semuanya sangat e
28"Hei, asal kalian tahu ya!Pemilik Cafe ini adalah orang jahat!""Iya benar, wanita pemilik Cafe ini adalah mantan Kakak ipar saya yang tidak tahu diri!""Betul, saya saksinya. Sebagai Kakak, saya tahu betul perjuangan adik saya!Dia sudah berjuang mati-matian untuk memajukan perusahaannya, tapi setelah bangkrut suaminya dibuang ke tempat sampah, bahkan dia juga tega memenjarakan adik saya!"Sontak saja hal itu membuat para pengunjung memberikan tetapan tajam pada, Mitha, bahkan mereka juga meneriakinya."Huuuuuu!"Padahal mereka baru mendengar cerita dari satu sisi saja, tapi mereka sudah menilai Mitha sebagai orang jahat. Biasakanlah diri mendengar dari kedua belah pihak agar tidak condong pada salah satunya.Mita sangat syok dengan kedatangan mereka yang secara tiba-tiba!"Bisa-bisanya mereka datang di saat yang penting. Mereka sengaja menghancurkan suasana!Ck, bagaimana mereka bisa tahu, kalau hari ini ada acara penting!" geram Mitha dalam hati."Jangan diam aja kamu!Cepat mi
29"Tolooong!""Diam!""Sebenarnya kalian itu siapa?Kami mau dibawa ke mana?!Pak kami tidak salah apa-apa, kami tidak punya hubungan apa-apa sama kalian, kenapa kalian menculik kami, hah?!" pekik Hilya ketakutan. Tak peduli seberapa keras mereka memohon, seoalah para ajudan itu tuli."Iya benar, lepaskan kami, kalau tidak, kami akan laporkan kalian ke kantor polisi!" ancam Farah memelototi.Mereka tertawa terbahak-bahak."Coba saja kalau bisa!Kalian tidak akan pernah bisa memasukkan kami ke kantor polisi!" Para adjudan itu balik menantang."Ish, menyebalkan!Sebenarnya kami mau di bawa kemana?!Ingat ya, ini negara hukum, jangan main-main sama kami!""Hahaha!Heh, bocah tengik, dengarkan nasihatku ini!Negara hukum berlaku hanya untuk orang-orang berduit saja, emang orang-orang seperti kalian ini bisa apa, hah?!" Ketua preman itu menoyor kepalanya Vira, hingga membuat wanita itu mengaduh kesakitan."Aduh, sakit!""Eh, eh, jangan beraninya kamu sama anak saya!Hadapi saya kalau bera
SELAMAT WISUDA ANITA SANJAYA, ATAS KEBERHASILANNYA MEREBUT SUAMI ORANG.PERCUMA SEKOLAH TINGGI, KALAU UJUNGNYA CUMA DAPAT GELAR PELAKOR.TTD Istri sah pacarmu!***[ Ini Suami kamu kan?! ]Delin mengirimkan sebuah foto yang memperlihatkan suamiku sedang merangkul seorang wanita berpakaian seksi di Mall.Baju crop top warna krem, dipadukan dengan celana jeans pendek warna biru muda. Rambutnya panjang berwarna pirang. Itu jelas suamiku. Foto yang diambil itu terlihat sangat epic, di mana suamiku sedang menoleh ke arah wanitanya sambil tersenyum semringah. Pria itu terlihat sangat bahagia. Wajahnya cerah, berbeda 180 derajat ketika ada di rumah. Jangankan tersenyum lebar seperti di foto ini, bahkan sikapnya sangat dingin padaku. kalau meminta jatah saja dia memperlakukanku dengan acuh tak acuh, layaknya aku ini sebuah patung yang tak memiliki perasaan.Dadaku bergemuruh penuh emosi."Mas Romi?!" Tanganku mengepal kuat.Mataku memanas, otakku terasa mendidih melihatnya. Bagaimana tidak!