37. Kembalinya Sosok 'Dia'Kyana mengerutkan dahinya ketika merasakan sebuah lengan kekar melingkar erat di perut ratanya. Dia menoleh ke belakang, mendapati Avram yang masih terlelap di belakangnya. Tunggu, apa semalam mereka tidur satu ranjang? Menyentak kasar tangan itu, menjauh dirinya dari Avram yang tersentak-menatap sipit ke arahnya. Mulutnya menguap, masih tampak mengantuk."Kenapa kau di sini?" tanya Kyana penuh penekanan.Bisa-bisanya ia kecolongan seperti ini? Wajahnya memerah antara kesal dan malu. Ini pertama kalinya untuknya tidur satu ranjang dengan laki-laki selain ayahnya.Avram hanya menguap lebar, memandangi gadisnya dengan mata yang menahan kantuk. "Ayolah, Sayang. Responmu terlalu berlebihan, kita ini sepasang mate tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tidak akan ada yang menghakimimu," jawabnya pelan.Tanpa merasa bersalah ia kembali menarik tubuh mungil gadisnya lalu merengkuhnya. Mengunci pergerakan Kyana membuat gadis itu tidak bisa melepaskan diri. Dengan santa
38. Raja ReeganRaja Reegan terkekeh pelan, menatap laki-laki yang lebih muda darinya itu dengan geli. Masih dengan posisinya yang duduk tenang di kursi kebesaran yang dikhususkan untuk sang raja dari segala raja atau yang biasa mereka sebut dengan panggilan sang lord. Duduk di atas singgasana itu sudah menjadi bentuk merendahkan sang lord sendiri. Karenanya semua mata yang melihat tindakan dari mantan raja kegelapan itu dengan bengis walau juga ada pancaran ketakutan pada mereka yang dulu menjadi salah satu pelaku dan saksi dihukumnya laki-laki dengan hukuman pancung. Siapa sangka, yang mereka lihat waktu itu hanyalah sebuah ilusi saja. Kepala yang menggelinding dengan wajah yang begitu persis dengan pahatan Reegan membuat mereka yakin bahwa laki-laki itu telah tiada saat itu juga.Namun, takdir sepertinya berpihak kepada laki-laki itu. Di depan mereka semua-di Kerajaan Utama, Reegan-laki-laki itu akhirnya memunculkan dirinya setelah sekian lama bersembunyi untuk mempersiapkan kejuta
39. Kegelisahan AvramKyana meremas kuat selembar kertas yang baru saja dia dapatkan. Kedua matanya berkaca-kaca. Rasa bahagia membuncah di dadanya. Setelah sekian lama, wajah gadis itu kembali hidup. Menunjukkan ekspresi lain selain datar. Kedua matanya mendongak, menatap sang langit biru yang saat ini menghiasi angkasa. Orxphulus, Archeros dan Glo turut mengulas senyum di belakang Kyana. Ketiganya memang hanya mengawasi ratu mereka beberapa langkah di belakang gadis itu, karena tidak mau merusak kebahagiaannya. Kabar mengenai kemunculan ayah ratu mereka yang selama ini dikatakan telah tiada tentu saja membuat mereka terkejut. Tetapi kelegaan dan kebahagiaan juga tidak bisa mereka tutupi ketika melihat betapa bahagianya gadis yang selama ini mereka jaga.Awalnya mereka juga kurang yakin akan kabar yang mereka dengar. Tetapi setelah sang ratu mendapatkan selembar surat berisikan, "Kita akan bertemu lagi, Putriku" yang sudah jelas-jelas berasal dari seseorang yang tengah menjadi bahan
40. Tiga SuasanaReegan kembali ke rumah sementaranya. Yah walau tidak bisa dikatakan rumah karena selama ini dia bersembunyi di sebuah gunung api yang sudah tidak aktif yang dirubah menjadi tempat yang cukup nyaman dan layak huni untuk dirinya dan para kaumnya yang selamat. Kehadirannya kembali disambut hangat para rakyatnya. Laki-laki itu langsung menyapa anak-anak yang mendekat ke arahnya. Satu-dua berebut bersalaman dengan pemimpin mereka itu. Tiga-empat ada yang berebut mendekat ke arah Reegan hanya untuk memberikan kado yang telah mereka siapkan sebelumnya.Hal ini terjadi karena sebelum Reegan pergi, laki-laki itu mengumumkan bahwa mereka akan segera kembali ke kerajaan mereka dahulu. Tentu saja hal itu disambut sorak kebahagiaan para kaumnya yang sekarang mulai kembali penuh karena telah memperbanyak katurunan dari sebelumnya. Dia ingat betul bahwa dulu ia hanya berhasil menyelamatkan kaumnya hanya berkisar dua puluhan. Mengingat kejadian dulu membuat dada Reegan memanas. Meng
41. Penyerangan MonsterKerajaan Worewolf malam ini tampak begitu hening. Tidak ada suara lolongan yang biasanya akan terdengar menggema dan saling bersahutan mengingat malam ini adalah malam purnama. Saking sunyinya membuat Pangeran Nathan yang berdiam diri di balkon utama istana mengerutkan dahinya dalam-dalam. Bahkan hanya untuk merasakan udara malam saja ia tidak bisa. Suara serangga malam pun tak terdengar sedikit pun, membuat laki-laki itu semakin yakin ada sesuatu yang mengganjal. Ditambah sinar rembulan di atas sana berwarna keorange-an, membuat para kaumnya ragu untuk menyambut purnama kali ini. Ada sesuatu yang salah malam ini. Tetapi apa?Pangeran Nathan menoleh ketika mendapati sang ayah yang bergabung di sampingnya. Turut menatap bingung bulan purnama malam ini. Entah apa yang terjadi atau akan terjadi. Bagi mereka akhir-akhir ini terasa aneh. Seperti malam sebelum kemunculan dari Raja Kegelapan alias ayah dari Putri Kyana yang terjadi kejadian ganjal langit darah saking
42. Penyerangan Monster 2Di tempat lain dengan waktu yang sama, lebih tepatnya di Kerajaan Samudra di mana para mermaid dan merman hidup damai di dalam kedalaman laut terlihat begitu kacau. Tidak seperti biasanya di mana mereka akan berenang, mengibas ekor indah mereka seraya bercengkrama satu sama lain. Kerajaan itu tampak hening dengan beberapa bangunan yang hancur sebagian.Suara raungan terdengar keras menggetarkan lautan hingga tercipta gelombang besar di pantai malam itu. Semua makhluk yang berada di daratan hanya tahu bahwa malam itu tengah terjadi pasang air laut sehingga membuat air laut tampak lebih tinggi dari biasanya. Padahal di tengah-tengah samudra di kedalamannya, sebuah kerajaan penjaga samudra tampak kacau balau."Serang bersama-sama!"Perintah lantang itu membuat semua mermaid dan mermain yang semula berlari menyebar mencoba melindungi diri seketika berdiri tegap-mengelilingi sang monster gurita atau yang biasanya disebut dengan kraken yang entah mengapa mengamuk d
43. Kembalinya Sebuah KeluargaKeesokan harinya, kabar gempar akan penyerangan monster semalam di Kerajaan Samudra dan Worewolf tersebar luas. Semua membincangkannya. Raut takut, khawatir sekaligus penasaran terhias cantik di semua orang yang memperbincangkannya. Terlebih bagi mereka yang tidak mendapati serangan dadakan dari monster, takut suatu saat nanti juga menjadi giliran mereka. Tidak sedikit juga yang mempertanyakan kebingungannya mengenai para monster yang telah ditidurkan Kyana beberapa bulan lalu. Satu-dua berbisik-bisik mencurigai gadis itu sebagai penyebab akan penyerangan di kedua kerajaan tersebut."Hanya anggota Kerajaan Kegelapan yang dapat mengendalikan para monster, sudah dipastikan gadis itu yang melakukannya.""Tetapi bukankah Raja Reegan juga dapat melakukannya mengingat ia masih hidup?"Wajah mereka seketika memucat, mengingat Raja Kegelapan yang paling ditakuti itu. Kasak-kusuk semakin terdengar ruyam. Mereka semua yakin bahwa penyerangan monster ini diakibatka
44. Kekacauan"Tuan.""Hancurkan mereka!"Sosok berjubah itu mengangguk, gegas melakukan perintah sang tuan. Usai sampai di luar ruangan sang tuan, sosok berjubah itu hilang dalam sekejap. Meninggalkan lorong ruangan yang begitu hening. Sedangkan sang tuan yang baru saja ditemui menggoyangkan cangkir emasnya yang berisikan alkohol. Seringai tercipta menampilkan gigi taringnya."Mati kalian semua!"Tawa menggelegar keluar dari bibir pucat sang tuan. Memecahkan keheningan ruangan itu. Bersamaan dengan tawanya, angin kencang bertiup memadamkan jajaran obor api yang menjadi penerang ruangan itu. Menyisakan siluet sang tuan yang terlihat samar-samar, hanya terbantu dengan sinar rembulan merah yang lagi-lagi menghiasi malam Dunia Immortal.***Queem membuka matanya, menampilkan iris mata merahnya. Gegas dia menyibak selimut tebalnya, berjalan tergesa-gesa keluar kamar mendapati para prajurit dan pelayan yang berlarian ke sana-kemari dengan wajah cemas. Gadis itu tidak menghiraukannya, terus