Share

49. Tidak Bisa Diremehkan

49. Tidak Bisa Diremehkan

Kedua mata yang cukup lama terpejam itu akhirnya membuka matanya. Manik keunguan dengan merah miliknya mengkilap. Seakan tidak terjadi apapun dengan tubuhnya, ia bangkit mengubah posisinya menjadi duduk. Bangun dari tidurnya ia malah disambut akan aroma anyir dengan darah yang berada di mana-mana. Ia tahu darimana asal darah yang hampir memenuhi ruang kamar yang ia tempati itu. Memilih duduk tenang menonton aksi Avram yang tengah membabi-buta beberapa orang bermasker hitam.

Merasa menarik untuk ditonton, ia memilih duduk tenang memandangi punggung tegap Avram. Tidak berniat untuk menghentikan aksi laki-laki itu. Jika boleh jujur ia malah menukai aksinya. Suara erangan, teriakkan, pekikan dari lawannya adalah sesuatu hiburan yang menyenangkan baginya. Ditambah bau anyir yang semakin menyeruak tajam di indera penciumannya membuatnya tenang. Sesuatu yang cukup lama ia pendam selama ini.

Barulah ketika lawan terakhir mati, Avram berbalik tertegun melihat gadisnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status