Satu jam kemudian mobil Lamborghini Reventon itu menepi di depan sebuah bangunan berlantai tiga. Lalu salah satu dari kedua mobil itu membunyikan klakson. Tidak berselang lama dari itu. Beberapa orang berpakaian serba hitam membukakan pagar. Agar kedua mobil yang baru saja menepi itu bisa masuk.
“Kita sudah sampai, Tuan,” ucap Azzura dengan sopan.Dia membangunkan Hades yang tertidur lelap di dalam mobil. Azzura sebenarnya tidak memiliki keberanian untuk membangunkan Hades. Apalagi ketika melihat betapa nyenyaknya Hades tertidur. Namun, dia juga tidak tega membiarkan pemimpin barunya tidur di dalam mobil semalam. Oleh karena itu dia memberanikan diri untuk membangunkan tuannya.Hades mengucek-ucek kuda matanya sambil menguap. Lalu mengikuti Azzura turun dari mobil itu. Namun, tepat setelah dirinya turun dari mobil. Dia melihat sesuatu yang sangat mencengangkan. Dia melihat sebuah bangunan mewah yang berdiri kokoh di atas tanah ribuan meter. Bangunan itu“Aku akan memaafkanmu untuk masalah itu. Tetapi …,” ucap Zake menggantung perkataannya. Dia sengaja melakukan itu untuk melihat reaksi kedua orang yang telah mempermainkannya, senyum tergambar di wajah Quest dan Azzura setelah mendengar perkataannya. Namun, raut wajah mereka terlihat seperti menantikan kelanjutan perkataan Zake. Mereka penasaran kelanjutan seperti apa yang akan Zake katakan. Zake tidak membiarkan orang-orang itu menunggu terlalu lama. Dia lekas melanjutkan perkataan. Akan tetapi perkataannya selanjutnya membuat senyum di wajah semua orang membeku. “Bukan berarti aku akan membebaskan kalian begitu saja. Kalian tetap harus mendapatkan hukuman. Dan memberikan kompensasi karena telah mengusirku dari kamar!” tambah Zake sambil menunjukkan senyum licik di wajahnya. “A-apa yang kau inginkan, Tuan!” Quest dan Azzura berkata dengan gagap. Mereka menatap ngeri ke arah Zake. Keduanya merasakan firasat buruk saat melihat senyum di wajah Zake. Mereka meyakinkan diri mereka m
Dia gugup bukan karena suara Zake yang berasal dari ujung seluler. Akan tetapi, yang membuatnya menjadi gugup yaitu, jarak antara dirinya dan pemuda yang menyuruhnya untuk menghubungi Zake terlalu dekat. Pemuda itu seolah-oleh sengaja memperpendek jarak antara dirinya dan dia. Walz dapat merasakan aroma menyegarkan dari tubuh pemuda itu. Dia benar-benar di buat tidak karuan oleh aroma menyegarkan itu.Walz tanpa sadar menundukkan kepala tatkala menyadari jarak antara dirinya dan Hades semakin dekat. Dia sedikit gemetar dan tubuhnya terasa panas saat embusan napas Hades mengenainya. Pikirannya seketika di buat melayang oleh tindakan pemuda itu. Hades tidak mengetahui apa yang ada dalam pikiran wanita cantik itu. Dia mendekatkan dirinya pada wanita itu, karena merasa sedikit kesal terhadap tindakan wanita itu yang lambat. Dia berniat untuk mengambil ponsel peyana muda itu dan mengambil alih pembicaraan. Dia sama sekali tidak memiliki niat buruk apapun terhadap wanita itu. Bagaimanapun
“Yasuda kalau gitu kamu istirahat dulu di sana. Nanti setelah merasa cukup memiliki tenaga. Bantu aku membereskan ruangan ini. Aku tidak ingin kamu pingsan saat bekerja. Bisa-bisa kamu menuduhku dengan pikiran kotormu itu.” Hades berkata dengan sedikit bercanda untuk menghilangkan kecanggungan yang terjadi di antara mereka. Namun, tanpa dia sadari ucapannya itu memiliki efek lain di telinga wanita itu. Walz kembali merasakan rasa malu yang sebelumnya telah menghilang. Wajahnya terasa sangat panas mbak di jemur dibawah terik matahari. Telinganya memerah menandakan betapa kepanasannya dia saat ini. Dia dengan tergesa-gesa melarikan diri dari tempat itu ke sembarang arah. Namun, tanpa disadari dia masuk ke kamar yang semalam Hades tempati. Kamar utama di manor itu. Dia menyembunyikan dirinya di sana. “Sial! Kenapa orang itu mengungkit kembali hal memalukan seperti tadi!” Walz menggerutu dengan kesal tatkala menyembunyikan dirinya. Dia mencoba menenangkan dirinya sambil mengatur napasn
Zake bergegas ke lantai tiga untuk melihat situasi yang terjadi di sana. Tidak lupa dia juga menyuruh anak buahnya untuk membantu membawakan barang-barang pesanan Hades. Yang telah dibelinya di pasar tradisional tadi. Dia sedikit mempercepat langkahnya tatkala menaiki tangga. Namun, tepat setelah sampai di lantai tiga. Dia dibuat tercengang oleh pemandangan yang ada di hadapannya. Dia melihat beberapa barang antik koleksinya berserakan di lantai. “Kenapa kau diam mematung di sana! Kemarilah dan bantu aku mengeluarkan barang-barang ini.” ucap Hades menyadarkan Zake kembali ke dunia nyata. Sambil menunjuk ke tumpukan barang antik.Zake mengikuti ke mana arah jatuhnya telunjuk Hades. Dia kembali dibuat terkejut oleh pemandangan yang ditangkap sudut matanya. Dia membuka mulutnya lebar-lebar tatkala melihat kaligrafi koleksi termahalnya di letakan di begitu saja. Hatinya sangat sakit ketika melihat hal itu. Dia ingin menangis saat ini tetapi, tidak ada satupun air mata yang keluar dari
Zake tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia lekas mematikan panggilan tersebut. Tidak sampai lima menit, orang yang Zake hubungi datang dengan napas terengah-engah. Menilai dari seberapa cepatnya dia menarik napas. Orang itu sepertinya telah berlari untuk sampai ke tempat ini secepat mungkin. Dia menunjukkan senyum sopan tatkala melihat Zake yang sedang menunggunya. “Apa tugas yang akan anda berikan padaku, Tuan! Aku pasti akan melakukannya sebaik mungkin!” Orang itu berkata sambil menepuk dadanya. Zake melambaikan tangannya. “Bukan sesuatu yang besar. Adik perempuanku ingin berbelanja di pasar. Tugasmu adalah mengawalnya dan membawakan barang-barang yang dia beli. Pastikan tidak ada yang berani mengganggu adikku!” Dia berkata dengan nada yang sedikit dikatakan tatkala mengeluarkan paruh kedua perkataannya itu. “Baik, Tuan. Aku dapat menjamin dengan nyawaku sendiri. Tidak akan ada yang berani mengganggu, Nona Muda saat berbelanja.” Orang itu menja
“A-aku hanya … aku!” Walz tiba-tiba menjadi gugup sekarang. Dia telah melupakan semua kata-kata yang telah disusunnya saat di perjalan. Hingga membuatnya tidak tahu harus menjawab pertanyaan Hades seperti apa. Dia menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal. Wajahnya terasa sangat panas. Hades melihat wanita yang salah tingkah itu. Dia ingin marah tetapi, dia tidak tega memarahi wanita itu. Bagaimanapun wanita itu telah menunjukkan perhatian padanya. Dan lagi dia memang membutuhkan pakaian untuk ganti. Dia terdiam sesaat sebelum menghela napas pelan, lalu menunjukkan senyum lembut di wajahnya. “Baiklah, aku tidak akan menyalahkanmu tentang hal ini lagi. Terima kasih karena telah membelikanku pakaian. Aku memang membutuhkan pakaian ini.”“Sebaiknya kamu istirahat dulu saja. Aku yakin kamu pasti sangat kelelahan setelah bekerja keras hari ini. Biar nanti aku suruh Zake untuk membelikan bahan-bahan lainnya yang kuperlukan.” Hades menunjukkan si
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Langit pun berangsur-angsur gelap. Hades melirik ke segala arah. Memperhatikan setiap tanaman yang baru saja selesai ditanam olehnya. Hades lekas menyudahi aktivitasnya itu. Dia masuk kembali ke manor. Namun, sebelum naik ke kamarnya yang ada di lantai tiga. Dia mem membersihkan dirinya terlebih dahulu di lantai bawah. Tidak lupa dia juga mengganti pakaian dengan yang baru, pemberian dari Walz. Entah kenapa dia merasa senang tatkala menggunakan pakaian pemberian wanita itu. Mbak seorang remaja yang baru pertama kali mendapatkan hadiah dari lawan jenis. “Wanita itu benar-benar pandai memilih pakaian!” Hades bergumam sambil memperhatikan dirinya di depan kaca. Setelah mengganti pakaiannya, Hades turun ke lantai satu. Dia menyuruh Walz membuatkan secangkir kopi untuknya. Lalu kembali ke lantai atas dan duduk di tepi balkon, menikmati indahnya pemandangan langit malam, Kota Brazing. Beberapa menit kem
Hades memperhatikan semuanya dengan sedikit kerutan di wajahnya. “Syarat pertama yang harus kalian lakukan yaitu berjanji setia padaku. Seperti yang kalian lakukan kali ini. Dan syarat kedua, kalian harus menuruti apapun yang aku perintahkan. Bagi siapapun yang melanggar salah satunya. Aku akan memberikan hukuman yang setimpal.” Nada yang keluar dari setiap kata mengandung ketegasan yang tidak terbantahkan. “Apa kalian sanggup menjalankan kedua syarat tersebut!” “Kami sanggup menjalankan kedua syarat tersebut, Tuan!” Zake menjawab tepat setelah Hades menyelesaikan perkataannya. Mewakili kehendak semua orang. Hades tersenyum puas mendengar perkataan Zake. “Quest, ambilkan aku air satu teko.” Quest menganggukkan kepala lalu bangkit dari tempatnya berlutut. Dia berjalan ke arah dapur setelah membungkuk badannya. Tidak berselang lama dia kembali dengan seteko air dan beberapa gelas diatas nampan. Dia berjalan dengan hati-hati lalu menaruh teko tersebut di atas meja yang ada di hadapa