Suara erangan yang memekakkan telinga menggema di ruangan sempit itu. Rasa sakit semakin meningkat dari waktu ke waktu. Dia tidak sanggup lagi menahan semuanya. Lambat laun kesadaran mulai menghilang secara perlahan.
Entah sudah berapa lama Hades tertidur. Namun ketika dia membuka matanya kembali. Pandangan di depannya benar-benar membuatnya ketakutan.Dia mencoba meraba-raba ke segala arah. Namun dia tidak bisa menyentuh apapun. Dia mulai merasa panik. Ketika pandangan menjadi gelap. Dia berteriak kencang berharap akan ada yang membantu."Tidak! Tidak mungkin."Hades mendesis lirih, ada kesal yang tersirat di wajahnya. Pemuda itu mengarahkan tinjunya ke sembarang arah, hingga akhirnya dihempaskan pada tanah di sisi kanan kirinya. Kedua tangannya mengepal, meluapkan semua emosinya.Dia tidak terima akan keadaannya saat itu. Hades menyalahkan dirinya sendiri karena melakukan hal yang ceroboh. Dengan sesekali memukul kepalanya. Dia benar-benar tidak bisa menerima semuanya. Dia juga menyalahkan takdir karena tidak berpihak padanya."Kenapa! Kenapa semuanya harus seperti ini," teriaknya memekakkan telinga.Kondisi seperti ini benar-benar membuatnya terpuruk. Dia tidak sanggup menerima semuanya. Bagaimanapun dia masih memiliki dendam yang belum terbalaskan.Saat dia sedang meratapi nasib sial yang menimpanya. Tiba-tiba sesosok bayangan melintas di hadapannya, disertai embusan angin kencang. Hingga membuat perih kedua matanya.Dia terkejut melihat bayangan itu. Dia mengucek-ucek matanya. Memastikan bahwa dia tidak salah melihat."Tidak-tidak mungkin! Itu pasti ilusi."Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menerima nasib yang menimpanya. Dia tidak mau tertipu oleh harapan palsu. Bagaimanapun dia sadar bahwa kedua matanya sudah tidak berfungsi lagi. Dia menundukkan kepalanya dengan pasrah.Dia melihat bayangan naga melintas di hadapannya. Dia tidak bisa lagi menyangkal semuanya. Seketika secercah harapan muncul dalam hatinya."Tidak! Aku yakin aku tidak salah lihat. Mataku benar-benar masih berfungsi." Hades bergumam dengan senyum yang menghiasi wajah."Tapi … bayangan itu!"Senyum di wajahnya seketika membeku. Dia yakin bayangan yang dilihatnya berbentuk naga. Seketika hatinya di penuhi oleh rasa takut."Tidak!" Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak mungkin itu naga. Bagaimanapun tidak ada naga di zaman sekarang."Dia berusaha berpikir positif, mengharapkan semua yang dilihat hanya ilusi saja. Meskipun secara tidak langsung dia mengharapkan kedua matanya tidak berfungsi. Namun, sayangnya apa yang dia lihat barusan bukanlah ilusi. Melainkan sosok naga yang terpendam selama ribuan tahun, dalam cincin yang dihancurkan olehnya.Tidak berselang lama sosok Naga Hitam itu kembali melayang di hadapannya. Bayangannya jauh lebih jelas dari sebelumnya. Sosok itu semakin mendekat ke arahnya dengan mulut yang terbuka lebar."Gggrrrr!"Dia bergidik ketakutan tatkala melihatnya. Dia berusaha mundur beberapa langkah ke belakang. Namun, entah kenapa tubuhnya terasa sangat berat untuk digerakkan.Dia berusaha sekuat tenaga menggerakkan tubuhnya. 'Sial! Aku baru saja keluar dari penderitaan. Namun, sekarang aku harus menghadapi naga yang begitu mengerikan. Apakah aku akan menjadi santapan Naga Hitam itu hari ini? Sebenarnya tempat apa ini?'Dia menutup rapat kedua matanya, bersiap menjadi santapan lezat naga itu. Namun, setelah lama menunggu, dia menyadari naga itu tidak memakan tubuhnya. Bagaimanapun dia tidak merasakan sedikitpun rasa sakit di tubuhnya. Yang dia rasakan hanya sebuah embusan angin sejuk.Dia memberanikan diri untuk membuka matanya. Seketika dia di buat tercengang dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Dia melihat sebuah taman yang sangat luas. Dengan bunga-bunga indah yang bergoyang mengikuti arah angin."Tempat apa ini?" Hades bertanya-tanya pada dirinya sendiri.Dia juga melihat sebuah danau dengan ikan-ikan yang berterbangan. Pemandangan di depannya benar-benar memanjakan mata. Dia menghirup udara segar yang tersedia di sana.Suasana hatinya yang beberapa saat suram berubah menyenangkan. Tubuhnya yang menegang, seketika rilek. Semuanya berubah-ubah hanya dalam beberapa saat. Membuatnya merasa ada diatas roller coaster."Terima kasih karena telah membebaskanku, Tuan."Hades terkejut tatkala mendengar suara itu. Dia membalikkan badan untuk melihat si pemilik suara tersebut. Namun, lagi dan lagi dia dibuat terkejut ketika melihat si pemilik suara.Awalnya dia berpikir pemilik suara itu, seorang pria muda. Menilai dari suaranya yang merdu dan berbobot. Akan tetapi setelah membalikkan badan. Dia menyadari bahwa penilaiannya ternyata salah.Orang yang mengatakan itu ternyata pria paruh baya. Dia memperkirakan usia pria itu sekitar enam puluh sampai enam puluh lima tahunan. Setelah pulih dari keterkejutannya, dia berkata dengan hormat."Maafkan aku, Tuan. Aku tidak mengerti apa yang Tuan maksud."Pria paruh baya itu tersenyum lembut. Dia memperkenalkan dirinya terhadap Hades. Dia juga memberitahu asal usulnya. Dan dia juga memberitahu alasannya membawa Hades ke dunia lain. Yang dia ciptakan.Ternyata pria paruh baya itu jelmaan dari sosok Naga Hitam yang muncul beberapa saat lalu. Dia bernama Leo. Dan dia sudah terkurung ribuan tahun dalam Cincin Naga Hitam.Dia berterima kasih terhadap Hades karena telah menolongnya. Melepaskan belenggu yang mengikatnya. Dia bisa terbebas dari belenggu itu karena Hades menghancurkan cincin itu.Dan alasannya membawa Hades ke sini. Karena dia ingin berterima kasih. Dia berhutang budi pada Hades. Untuk membalas hutang budinya, dia memberi sebuah pilihan.Dia memberi Hades dua pilihan. Pilihan pertama yaitu sebuah kotak yang berisi beberapa buku. Dan pilihan kedua yaitu menjadikan Hades sebagai tuannya.Hades terdiam sesaat sebelum memilih hadiah yang akan dipilih olehnya. Setelah memikirkan semua secara matang-matang. Hades memilih hadiah pertama, yaitu beberapa buku.Dia mengungkapkan alasannya memilih hadiah pertama. Dia tidak ingin mengganggu kebebasan Leo. Bagaimanapun jika dia memilih hadiah kedua. Maka secara tidak langsung dia menjadikan Leo sebagai budaknya.Membelenggu Leo dengan janji setia itu. Dia tidak tega menjadikan Leo sebagai budaknya. Oleh karena itu dia memilih pilihan pertama."Terima kasih, Tuan." ucap Leo seraya meneteskan air mata.Dia terharu oleh sikap bijak Hades. Awalnya dia berpikir, Hades akan memilih pilihan kedua. Namun, siapa sangka Hades memilih pilihan pertama.Dia benar-benar berterima kasih padanya. Karena memilih pilihan pertama. Jujur saja dia sudah lama menantikan hidup dalam kebebasan. Namun, karena sumpahnya ribuan tahun yang lalu.Dia terpaksa mengajukan pilihan kedua. Bagaimanapun sumpah yang dia buat tidak bisa di ingkari. Saat itu dia bersumpah. 'Siapapun yang berhasil melepaskannya dari belenggu Cincin Naga Hitam. Dia akan membiarkan orang itu menjadikannya sebagai budak.'"Sama-sama."Hades tersenyum ramah saat menerima hadiah itu. Ada getar aneh menelusup ke jantungnya, dadanya berdebar dengan tangan gemetaran saat membuka hadiah tersebut.Sebuah kotak terbuat dari kayu yang terbungkus rapi kain hitam, semakin membuat hati pria itu penasaran dengan isi dari kotak kecil itu.Perlahan tali pengait diurai oleh Hades. Tiba-tiba seberkas cahaya menguar begitu saja membuat Hades terhentak mundur dua langkah. Kotak yang awalnya kecil berubah menjadi lebih besar beberapa kali lipat dari sebelumnya.Melihat perubahan pada kotak itu, semakin membuatnya takjub. Dia sudah tidak bisa menahan rasa penasaran di hatinya. Dia membuka penutup kotak tersebut. Seketika sinar menyilaukan keluar dari kotak. Hades terpana menatap isi dari kotak itu."Ini!"Dia tercengang tatkala melihat buku yang dibalut oleh cahaya keemasan. Dia mengambil buku tersebut, memandangnya dengan penuh kekaguman. 'Aku belum pernah melihat buku yang sangat menarik seperti ini. Meskipun aku sudah mengalami dua kali kehidupan.' Hades bergumam dalam pikirannya.Pandangannya dipenuhi oleh kekaguman saat dia memperhatikan setiap detail jilid buku tersebut. "Napas Dewa" Hades membaca pelan judul yang ada di jilid buku tersebut. Rasa penasarannya terhadap isi buku itu, semakin meningkat. Dia membuka setiap lembar yang ada dalam buku itu, membacanya secara perlahan. Semakin lama dia membaca. Semakin tinggi keingintahuannya terhadap isi buku tersebut. "Buku ini sangat menarik," gumam Hadas. Dia benar-benar tenggelam dalam pikirannya tatkala membaca buku dari halaman satu ke halaman lain. Isi buku tersebut benar-benar membuatnya terpesona. Bagaimanapun isi buku tersebut memberinya pengetahuan yang sangat langka. Dimana dia bisa mengetahui cara menyembuhkan penyakit-
Jasmine kembali dibuat terkejut oleh kelakuan Direktur Long. Ketidak senangan tergambar jelas di wajah. Dia berusaha menarik tangannya. Jasmine mundur beberapa langkah ke belakang. Dia memperingati pria itu dengan tatapan tajam. Namun, pria itu nampak tidak menghiraukan ancamannya. "Jangan macam-macam. Atau aku akan berteriak!" teriak Jasmine dengan wajah yang terlihat ketakutan. "Haha! Apa kau bodoh! Kau ingin berteriak? Silahkan," cibir Direktur Long. Direktur Long tertawa terbahak-bahak. Dia memasang ekspresi mengejek di wajahnya. Langkahnya semakin dekat dengan wanita itu."Berhenti di sana. Tolong! Tolong!" teriak Jasmine berharap akan ada seseorang yang menolongnya. Direktur Long kembali meraih tangan Jasmine. Dia mencengkram erat tangan wanita itu. Seringai penuh napsu tergambar jelas di wajahnya. "Diamlah! Percuma kau berteriak. Karena tidak akan ada seorangpun yang akan mendengarnya."Dia menarik tubuh wanita itu ke dalam pelukannya. Namun, lagi dan lagi wanita itu memb
Kedua orang yang baru datang itu menundukkan kepala. Mereka tidak tahu harus menjawab apa. Ekspresi di wajah kedua orang itu terlihat sangat aneh. Setelah bertukar pandang salah satu dari mereka menjawab dengan ketakutan."Maafkan kami, Tuan. Aku belum menemukan keberadaan Dokter Jasmine.""Sialan! Aku sudah menunggu lama. Namun kalian masih tidak bisa memanggil, Dokter Jasmine. Untuk merawat putriku! Apa kalian sengaja mempermainkanku?" Pria itu berteriak dengan nada tinggi. Kemarahan tergambar jelas di wajahnya."Dengarkan aku. Jika terjadi sesuatu dengan anakku. Aku pastikan kalian akan …."Belum sempat pria itu bisa menyelesaikan perkataannya. Orang lain dengan pakaian rapi dan jas hitam, yang melekat di tubuhnya datang tergesa-gesa. Dia membungkukkan badannya sedikit. "Mohon maafkan aku, Tuan Moore. Karena aku datang terlambat." Pria itu berkata dengan nada yang terdengar penuh penyesalan. "Plak!" Orang yang disebut Tuan Moore itu menampar pria yang baru saja datang. Menggunaka
Dia melihat seorang pemuda berpakaian rapi dengan jas putih melekat di badannya. Pria itu berlari ke arahnya sambil berkata dengan penuh perhatian."Kamu tidak apa-apa kan?" "Aku baik-baik saja, Dokter Mike," jawab Jasmine.Dia sedikit menyembunyikan tubuhnya di belakang, Hades. Entah kenapa saat melihat tingkah Dokter Mike yang begitu perhatian padanya. Dia merasa sedikit tidak nyaman. Adegan itu berhasil menarik perhatian Dokter Mike. Dia menyeritkan dahi tidak suka terhadap tingkah Jasmine, yang seolah-olah menghindarinya. Apalagi sikap dan tindakan Jasmine barusan begitu mencolok di matanya. Seketika api cemburu kembali berkobar di hati Dokter Muda itu. Dia menatap tajam ke arah Hades. Kedua tangannya mengepal seolah-olah menandakan betapa marahnya dia. "Siapa kau?" tanya Dokter Mike dengan nada tinggi. Hades menatap acuh tak acuh pada Dokter Mike. Sikapnya begitu tenang ketika berhadapan dengan Mike yang berapi
"Benar apa yang dikatakan oleh Dokter Anton. Kenapa kamu tidak mengeluarkan semua kemampuanmu. Asal kamu tahu saja, jika terjadi sesuatu dengan, Nona Moore. Kami semua tidak akan melepaskanmu." Dokter lain berkata dengan wajah mengancam. Dia berusaha memprovokasi orang lain, agar mengikutinya dan menjadikan Jasmine sebagai kambing hitam. Dia juga memberikan kode pada temannya dengan mengedipkan mata. Hingga membuat orang itu menambahkan garam pada ucapannya. "Aku juga setuju. Kalau terjadi sesuatu dengan, Nona Moore. Kamu harus bertanggung jawab." Teman seperjuangan si dokter segera mengangkat tangannya. Sambil menatap dokter yang lainnya. Memaksa mereka untuk menganggukkan kepala. Sebelumnya semua orang sepakat untuk melemparkan tanggung jawab pada, Jasmine. Karena tidak datang ke rapat yang mereka adakan. Namun, karena kabar insiden yang menimpa wanita itu. Mereka semua mengurungkan niat untuk menjadikan Jasmine sebagai kambing hitam.
Namun, yang mereka tidak ketahui adalah cara, Tuan Moore melakukan ancamannya. Mungkin di mata mereka semua orang. Selama mereka menemukan seseorang untuk menanggung akibatnya. Maka mereka akan terbebas dari ancaman tersebut. Akan tetapi, kenyataan tidaklah seindah yang mereka bayangkan. Presiden Jack paham lebih baik dari siapapun tentang cara Tuan Moore menangani orang-orang yang membangkang. Bagaimanapun Tuan Moore akan selalu membuktikan ucapannya. Ketika Tuan Moore mengatakan bahwa dia tidak akan melepaskan siapapun. Maka semua orang tidak akan pernah bisa lepas dari dari genggamannya. Bahkan keluarga mereka juga akan menerima imbasnya juga. Oleh karena itu lebih baik baginya untuk menjaga hubungan dengan Jasmine. Dari pada mengikuti keinginan semua orang menjadikan wanita itu sebagai kambing hitam. Bagaimanapun hanya Jasminelah yang bisa mengobati, Nona Moore. Dan selama dia bisa membuat wanita itu mengeluarkan semua kemampuannya, untuk mengobati
Sementara itu di dalam bangsal. Terlihat seorang wanita di penuhi oleh keringat tubuhnya dipenuhi oleh peralatan kedokteran. Wanita itu berusaha sekuat tenaga menyembuhkan pasiennya. Namun, setelah sekian kali mencoba kondisi pasiennya semakin melemah. Bahkan detektor jantung mulai menunjukkan garis lurus. Wanita itu dengan panik mengeluarkan alat pemacu jantung. Namun, lagi dan lagi usahanya gagal. Hingga membuat Dokter wanita itu nampak tidak berdaya."Maafkan aku. Aku sudah berusaha semampuku," ucap Jasmine dengan raut wajah sedih. Mendengar ucapan dokter wanita itu jantung Tuan Moore berdetak kencang napasnya terasa sesak. Dia memegangi dadanya pandangan matanya terasa buram. Dia hampir saja jatuh ke lantai untung saja, Presiden Jack sigap menangkap tubuhnya. "Tuan Moore. Apa kau baik-baik saja," ucap Presiden Jack ketakutan. "Tidak apa-apa! Aku baik-baik saja." Tuan Moore melambaikan tangan. Dia mengatur napas
"Kalau begitu ayo kita buat surat perjanjian. Lebih cepat lebih baik," ucap Hades dengan acuh tak acuh. Meskipun dia bersikap acuh tak acuh. Namun, nada yang keluar dari mulutnya terdengar begitu mendesak. Sehingga membuat Tuan Moore tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengangguk dan mengikuti peraturan yang dibuat olehnya. Setelah menyelesaikan prosedur yang diperlukan. Hades kembali melakukan akupunktur. Menyembuhkan kaki, Nona Muda Keluarga Moore. Semuanya berjalan begitu lancar. Bahkan gerakan yang Hades lakukan jauh lebih baik dari sebelumnya. "Kamu luar biasa," ucap Jasmine setelah keduanya meninggalkan bangsal. Dia menatap Hades dengan sorot mata penuh kekaguman. Bagaimanapun penampilan Hades beberapa saat lalu sungguh di luar nalar. Dia berhasil menguasai seluruh rumah sakit. Tempat dimana dia bekerja hanya dalam kurun waktu beberapa jam saja. Bagi seorang wanita yang telah menghabiskan separuh waktunya untuk bekerja. Pria