“Aku sedang menstruasi.” Kilah Luna.“Oh, baiklah! Jadi aku akan memberitahumu setelah kau selesai karena aku menginginkanmu sebelum itu.”Jeremy sangat kesal saat mengatakan itu, dia sudah menginginkan Luna sejak dia kembali ke luar negeri dan dia belum bisa mendapatkannya hingga hari ini saat dia sudah berpura-pura sangat baik terhadap Luna.Berbeda dengan Luna yang diam-diam merasa sangat lega karena Jeremy langsung percaya dengan alasannya.“Aku pergi dulu!”Luna hanya mengangguk dan tidak berkata apapun juga tidak berniat bangkit dari duduknya sedikitpun meski hanya untuk mengantar Jeremy sampai depan.Dia masih syok karena Jeremy terang-terangan menginginkannya lagi. Ini benar-benar bahaya bagi Luna.Begitu Jeremy menutup pintu apartemen, Luna langsung menghela nafas dan dia menyandarkan punggungnya ke sofa dengan lega.Setelahnya, dia menghidupkan televisi untuk mencari tahu berita tentang Sean.Meski dia kecewa dengan Sean, tapi tetap saja dia merindukannya.Namun, tayangan ya
“Luna!”Luna tersenyum menyapa Zacky dan dia mempersilahkan Zacky duduk di depannya. Dia berusaha menormalkan ekspresinya padahal dia sedang terengah-engah karena harus buru-buru berjalan dari apartemen ke Solaria Coffeeshop yang gedungnya berhadapan.“Bagaimana kabarmu Luna? Kamu... tambah cantik saja.” Puji Zacky malu-malu.Dia memang selalu mengagumi Luna sejak pertama kali melihatnya.Luna hanya tersenyum dan tidak terlalu menanggapi pujian temannya itu.“Aku baik, bagaimana denganmu?”Zacky mengangguk dan berkata, “Sama seperti dirimu, by the way kamu sudah lama di sini?”“Lumayan,” bohong Luna.“Tapi kalau aku tidak salah lihat, kamu tadi keluar dari Victoria Apartemen? Kamu tinggal di sana sekarang?”Luna tiba-tiba gugup, tapi dengan cepat dia berkilah, “Mungkin kamu salah lihat karena aku sejak tadi bersama Vania di sini, tapi dia memilih pulang duluan.”Zacky hanya mengangguk dan menyimpan semuanya untuk dirinya sendiri karena dia tidak mungkin salah lihat. Jelas-jelas Luna t
Bola mata Luna membola sempurna bahkan hampir lepas dari kelopaknya.Itu hanya dompet kecil dan harganya dua puluh lima juta? Luna hampir pingsan hanya dengan mendengarnya.“Apa kalian mencoba memerasku? Ini hanya dompet kecil.” Kekeh Luna.“Tapi harganya memang segitu, Nona. Lihatlah! Aku tidak mengada-ada.” Petugas kasir itu mencoba membela diri dan menunjukkan label merk beserta harga yang masih menempel di sana.Dan Luna terhuyung ke belakang saat melihatnya sendiri karena itu benar-benar dua puluh lima juta.“Bagaimana Nona, apakah anda sanggup membayarnya?” tanya salah satu petugas keamanan itu dengan tatapan menghina.Luna mendesis geram dan dia tidak sengaja menatap Rebecca dan Misella di sudut lain yang sedang menertawakannya, dia kemudian segera mengerti.“Brengsek!” umpat Luna pelan.“Nona, jangan menunda-nunda! Kalau memang anda tidak memiliki uang, lebih baik selesaikan ini di kantor manajemen kami, ayo!”Luna menghela nafas dan dia hanya bisa berdoa dalam hati agar bisa
Jeremy tidak mengatakan apapun sampai pintu lift terbuka dan mereka tiba di Victoria Apartemen.Luna tercengang karena dia tidak menyangka kalau Supermall tersebut akan terhubung dengan Victoria Apartemen. Setelahnya, mereka berdua masuk ke sebuah lift pribadi yang kemudian membawanya ke unit apartemen Luna.Selesai memindai sidik jari, Jeremy dengan marah menarik Luna masuk ke dalam dan menjepit tubuhnya ke dinding.“Luna dengar! Kamu belum sepenuhnya bebas dariku, jadi jangan pergi semaumu sendiri lain kali.”Kalau biasanya Luna akan takut, kali ini dia menatap Jeremy seolah dia menantangnya.“Kenapa harus begitu? Aku tidak terlibat apapun denganmu!”Jeremy menyeringai saat dia mencondongkan wajahnya semakin dekat dengan wajah Luna.“Baiklah, kecuali kau tidak ingin bertemu Xander lagi.”“Brengsek! Jeremy memang licik.” Maki Luna dalam hati.Tentu saja dia tidak berani memaki Jeremy secara langsung karena bagaimanapun Jeremy baru saja menyelamatkannya dan menangguhkan uang dua puluh
“Apa kamu tidak ingin menyelesaikannya untukmu sendiri? Aku bisa membantu.” Tawar Jeremy.Padahal dia sendiri yang masih menginginkan bermain-main di tubuh Luna meski tidak harus menyatukannya.Luna menggeleng, entah kenapa tiba-tiba kepalanya sangat sakit dan dia ingin tidur.“Kepalaku sakit Jer.”“Biar aku pijat setelah aku membersihkan diri.”Luna mengangguk karena memang kepalanya sedang benar-benar sakit, bahkan dia sampai mendesis kesakitan sambil menelungkupkan tubuhnya dengan tangan memegangi kepalanya.Jeremy buru-buru turun dari ranjang, melilitkan handuk di pinggangnya dan membuang tisu yang berantakan ke tempat sampah. Barulah setelah itu dia membersihkan dirinya di kamar mandi dengan cepat.Dia kembali lagi ke ranjang dengan handuk yang masih melilit rendah di pinggangnya dan segera mengulurkan tangannya untuk memijat kepala Luna dengan pelan-pelan.Luna dulu sering mengalami sakit kepala seperti itu dan Jeremy selalu memijatnya.“Apa sangat sakit? Aku bisa membawamu ke r
Satu minggu berlalu begitu cepat, Luna bergegas pergi ke bandara bersama Zacky untuk menjemput Sean.Meski beberapa minggu terakhir dia sangat sibuk bersama Jeremy seperti pasangan baru, tapi hari ini Sean datang, bagaimanapun dia harus tetap menjemputnya meski Jeremy sebenarnya tidak mengijinkannya.Jujur Luna lelah menuruti Jeremy, tapi dia masih belum siap jika Jeremy benar-benar membawa pergi jauh Xander bersamanya dan melarangnya bertemu untuk selamanya.“Sean!”Luna melesat bagai anak panah ke dalam pelukan Sean saat melihat Sean sudah menunggunya.Tidak peduli itu di bandara yang sedang ramai, Luna sangat merindukan Sean seolah mereka tidak pernah bertemu dalam satu abad.Sean balas memeluk Luna dengan erat sambil menciumi puncak kepala kekasihnya itu.“Kamu bisa melampiaskannya nanti, ayo pergi!” bisik Sean pada Luna.Justru Sean yang takut ketahuan paparazi, mengingat dia masih status tunangan Aura di mata publik.Luna mengangguk, lagipula Luna juga tidak bodoh, dia memakai t
“Kamu ingin aku memakainya?” tanya Luna dengan ekspresi agak ngeri.Pasalnya, bikini merah itu justru mengingatkannya pada Jeremy dan dosa-dosanya di masa lalu.“Kamu keberatan?”Luna mendesah sebelum berkata, “Hmm, apa tidak ada baju renang yang lebih sopan?”Sean terkekeh.“Kenapa harus terlihat sopan di depanku?”Luna tidak tahu harus berkata apa lagi pada Sean, dia hanya kembali menatap bikini merah itu.“Hmm baiklah, tapi apa tidak ada warna lain?”“Ada, kebetulan aku membeli beberapa untukmu.”“Beberapa?” Luna tidak habis pikir.Sejak kapan Sean menjadi sangat suka melihatnya memakai bikini?“Ya, ini! mungkin ada sekitar sepuluh.”Luna membeliak.“Sepuluh bikini? Apa tidak berlebihan?” batin Luna.“Kita akan segera menikah dan saat itu juga kita butuh honeymoon, entah kenapa aku juga ingin mencoba melakukannya di kolam renang. Bagaimana menurutmu?” sean berkedip nakal.Luna hanya mendesah tanpa daya dan mengambil salah satu dari kesepuluh bikini itu.“Aku akan segera kembali.”L
“Maafkan aku Luna!” Sean yang sudah membawa Luna ke kamar dan membuang bikininya akhirnya berhenti begitu melihat Luna menangis. Dia menyambar selimut untuk ia gunakan menyelimuti tubuh Luna. “Maaf membuatmu takut.” Sean mengecup kening Luna dan mengulurkan tangannya untuk menyeka air matanya. “Maafkan aku ya Sayang.” Dia sampai tidak berhenti meminta maaf sambil menarik Luna ke dalam pelukannya. “Harusnya aku yang minta maaf padamu. Aku menghianatimu Sean.”Sean tak berkomentar apapun karena memang dia juga sangat patah hati saat tahu hal itu dari orang suruhannya. “Apa kau berjanji tidak akan mengulanginya lagi?” Luna mengangguk dengan antusias. “Aku janji.” “Meski Jeremy akan mengancam membawa Xander darimu?” “Dia sudah membawa Xander sekarang dan aku tahu kalau dia tidak ada niat untuk mengembalikannya padaku.” Sean mengangguk setuju. “Jeremy itu sangat licik, kamu harus ingat itu.” “Aku tahu Sean, tapi sekali lagi aku sangat lemah jika soal Xander.