Mata aura berbinar saat Sean bertanya seperti itu padanya, dia merasa seolah mendapat piala kemenangan dengan begitu cepat, jadi dia diam-diam tersenyum senang dan buru-buru menyembunyikan perasaan itu.“Permintaan apa?”Aura bertanya seolah dia tidak menangkap maksud Sean, padahal dia jelas tahu pasti Sean ingin memohon padanya untuk mengatasi berita tentang Luna, dan imbalannya Sean pasti akan mengabulkan apapun yang dia inginkan.Dalam pemikiran itu, seluruh sel di tubuh Aura bergetar karena kegembiraan.“Aku butuh bantuan kamu Aura, aku...”Belum selesai Sean menyempurnakan kalimatnya, salah seorang kru menyela untuk memanggil mereka berdua.“Sean, Aura, kalian harus take ulang sekarang, sutradara sudah menunggu dari tadi, ayo!”Baik Sean atau Aura mereka berdua mendengus kesal sebelum berjalan ke arah kru itu untuk memenuhi panggilan sutradara.***Tiga jam berlalu dan Luna masih pada posisi duduk di lantai sambil menunduk frustasi dengan sepasang mata bengkak sebesar bola kasti.
Di ujung telepon lain, Jeremy tidak percaya Vania akan mengatakan itu padanya, dia sangat marah hingga giginya gemeretak dan urat nadinya menyembul jelas di antara rahangnya.“Shut up Vania!”Jeremy berteriak marah hingga Vania menjauhkan ponselnya dari telinganya.“Apa? kenyataannya kamu memang sangat pengecut Jer. Kamu yang mendorong Luna pada permasalahan yang rumit dan kamu sendiri yang meninggalkannya, kamu benar-benar meninggalkannya dan bahkan kamu tidak pernah ingin tahu kehidupannya setelah itu. Kamu manusia atau iblis?”Vania sangat marah hingga bronkus di paru-parunya seakan ingin meledak.“Cukup! Cukup Vania!” jeremy berteriak kalap di seberang sana.“Aku tidak akan berhenti Jer, aku merasa kamu sudah sangat keterlaluan kali ini! jadi jangan salahkan aku kalau aku akan menggunakan lawyer untuk menuntutmu, aku tidak tahan melihat Luna menderita dan terus dipojokkan oleh semua orang.”“Aku tidak takut pada ancamanmu Vania! Lagipula berita kali ini lebih menyudutkan Luna pada
“Mbak Vania tadi meminta pengawal untuk mendobrak pintu Luna dan mereka menemukan Luna tergeletak pingsan dengan pisau di tangannya.” Ponsel Vania langsung jatuh dari tangannya. Di tempat yang berbeda, Sean yang masih mendengar semua percakapan itu langsung merasa dunianya berhenti sejenak. Dia limbung dalam waktu yang lama sebelum dia berlari ke arah sutradara dan memohon padanya. “Om Niko, aku mohon ijinkan aku pulang ke Jakarta sekarang.” “Ada apa Sean? kamu terlihat panik sekali.” “Temanku kritis, aku mohon.” “Tapi...” “Om Niko, please! Berapapun dendanya, aku siap membayarnya.” Niko menatap wajah Sean yang memohon dengan sungguh-sungguh untuk pertama kalinya dan dia justru merasa curiga. “Apa temanmu itu bernama Luna?” Sean dengan tegas menolak, “Bukan, temanku yang lain.” Sutradara Niko menyipitkan matanya dan dia merasa kasihan pada Sean, dia sudah bersikap sangat profesional dan bekerja keras untuk film-filmnya selama ini, jadi dia merasa iba dan mengijinkannya. “O
“Kamu dan Luna, pacaran?”Vania justru merasa pusing dengan kenyataan itu.“Iya.”“Sejak kapan?”“Sebelum Luna pulang ke Jakarta.”Vania mendesah tanpa daya.“Kenapa harus pacaran Sean? kamu tahu konsekuensi apa yang akan kalian hadapi nanti?”Sean mengangguk dengan serius dan dia dengan tegas berkata, “Aku tahu Van dan aku akan melindunginya.”“Aku percaya padamu, tapi...”“Percayalah! Aku tidak akan membuat dia seperti ketika bersama Jeremy.”Vania menghela nafas berat dan dia berbalik untuk menatap Sean,“Bukan itu maksudku. Fans kamu, mereka tidak ada yang menyukai Luna, bahkan saat Luna menjadi asistenmu saja, mereka benar-benar menentangmu kan? Bahkan Daren bilang kamu hampir kehilangan 2 juta followersmu.”“Aku dan Luna sepakat untuk backstreet dan hanya kamu yang tahu, bahkan Daren tidak tahu.”“Oke, tapi jika suatu saat mereka tahu, apa yang akan kamu lakukan? Sorry, aku hanya terlalu khawatir dengan Luna, Sean. Aku tahu betapa sulitnya hidup Luna sejak dia dihamili Jeremy, d
“Berita itu Sean, apa bisa dihentikan?”Saat bertanya hal itu, kesedihan melonjak di dadanya.Sean menghela nafas dan dia meyakinkan Luna, “Aku sudah menyuruh Daren dan tim Aaron Management untuk melakukannya, jadi jangan pikirkan apapun lagi okey.”Luna menarik nafas dalam-dalam.“Baiklah, aku percaya padamu Sean.”Sean tersenyum manis dan kembali mencium punggung tangan Luna.“Aku tidak bisa lama-lama di sini, sutradara Niko hanya memberiku waktu 1 x 24 jam, jadi aku harap kamu bisa jaga dirimu sendiri.”Luna mengerutkan bibirnya dan dia menatap Sean dengan cemberut. Dia pikir Sean akan menemaninya setidaknya dua hari.Sean melengkungkan bibirnya membentuk senyuman saat tahu Luna tidak setuju dengan itu, dia gemas dengan ekspresi Luna hingga dia mencubit hidungnya.“Aw, sakit!”Protes Luna sambil menepis tangan Sean di hidungnya.Sean tertawa kecil dan dia kemudian menggantinya dengan ciuman sekilas di bibir Luna.Luna membelalak tak percaya.“Sean!”“Kenapa?”“Tidak, lalu kamu akan
“Seketika dia meninggalkanku, memecatku tanpa hormat dan berkali-kali menyuruhku untuk menggugurkan kandungan itu, tapi aku tidak mau. Aku marah padanya dan aku terus meminta pertanggung jawaban, tapi saat itu Shera tahu dan entah alasan apa, dia justru membocorkan masalah itu pada media hingga...”Seluruh tubuh Luna bergetar karena isak tangisnya.Sean tidak tega melihatnya dan dia memeluk Luna dengan erat.“Harusnya aku tidak memaksamu.”Luna mengabaikannya dan dia terus menangis dalam pelukan Sean hingga jaket Sean langsung basah oleh air mata Luna yang seperti kran.“I’m sorry, Love.”Sean berkali-kali menyeka air mata Luna dan kemudian mengecup lembut bibir Luna dalam waktu yang lama.Hati Luna sedikit lebih tenang dan dia menyudahi tangisannya.“Harusnya aku tidak perlu lagi menangisinya seperti itu, aku sudah memilikimu sekarang, benarkan?”Sean tersenyum lembut dan dia menggoda Luna dengan mencubit hidung Luna.“Kamu sudah tahu itu.”Sean memeluknya sekali lagi dan itu membuat
*** Luna duduk dengan murung saat Vania mendorong pintu ruang perawatannya. Dia menghampiri Luna dan ikut duduk di sampingnya. “Sean sudah kembali?” Luna mengangguk. “Hmm, lalu kamu tidak ingin mengatakan apapun tentang hubunganmu dengan Sean?” Luna mengangkat kepalanya dan dia menatap Vania dengan ekspresi datar. “Aku tahu Sean pasti sudah cerita semuanya sama kamu.” “Tapi bagaimana kalau aku ingin dengar dari mulutmu sendiri?” Luna memutar matanya ke arah Vania. “Apa bedanya?” “Tentu saja berbeda,” Vania bersikeras dan dia menambahkan, “Aku ingin mendengar dari POV kamu.” “Hmm, baik POV Sean atau aku, sama saja, kami memutuskan menjalin hubungan karena kami sudah tidak bisa bekerja sama lagi, sementara kami saling mencintai dan nyaman satu sama lain.” “Oke, tapi apa kamu sudah tanya Sean bagaimana dia akan membatalkan pertunangannya dengan Aura?” Luna mengangguk saat menurunkan pandangannya dan berkata, “Sean bilang dia pasti membatalkannya, tapi dia masih memikirkan car
“Lepaskan aku! Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi.”Suara Luna dingin dan tegas, padahal di dalam hatinya dia ketakutan luar biasa.“Luna benar, lepaskan dia sekarang juga!” Vania tak kalah bengis dengan tatapan Jeremy.Tapi Jeremy mengabaikan mereka, dia menarik sudut bibirnya ke atas dan cengkeraman di pergelangan tangan Luna semakin erat, bersamaan itu dia menyeret Luna secara paksa ke arah mobilnya.Di sisi lain, Luna terus memberontak dengan sekuat tenaga yang dimiliki, tapi sia-sia.“Kalau sampai terjadi sesuatu dengan Luna lagi, aku akan benar-benar menuntutmu Jer.”Teriak Vania murka dengan nafas yang terengah-engah.Langkah kaki Jeremy yang besar dan cepat membuat Vania sulit menyejajari langkahnya, ditambah lagi dia memakai sandal high heels sekarang.Yang membuat akhirnya terjatuh dan benar-benar berjarak sangat jauh dengan Jeremy dan Luna.“Brengsek!”Vania memaki Jeremy yang saat ini sudah benar-benar mencapai mobilnya.Vania sangat marah hingga nafasnya terengah-engah