Sore itu Danu dengan Radisha telah sampai di kediaman keluarga Naratama, sedangkan Natalie sangat senang setelah melihat putranya telah kembali dari kampung halaman Radisha, perlahan dia menghampiri putra, dan calon menantunya itu.
"Akhirnya kalian pulang juga!" ucap Natalie tersenyum merasa senang lantaran Danu kembali pulang ke rumah bersama Radisha."Memangnya Mama menunggu kepulangan kami ya? tanya Danu menyalim tangan ibunya, begitu pun dengan Radisha."Tentu saja Mama menunggu-nunggu kedatangan kalian, Mama sangat mengkhawatirkan kalian berdua!" ujarnya menoleh pada mobil yang di kendarai putranya itu.Natalie terlihat sedang mencari sesuatu, tapi tak kunjung menemukannya."Mama kenapa?" tanya Danu setelah sadar jika ibunya itu seperti sedang mencari sesuatu.Natalie kembali menatap pada calon menantunya itu,. setelah menatap pada putranya. "Di mana Orang Tuamu Radisha?" tanya Natalie akhirnya mempertanyakan keberadaan oranRadisha tersenyum sumbang saat mendapat penolakan dari tuan Nara, dan terus melangkahkan kakinya menuju dapur. Pada saat itu tak sengaja berpapasan dengan Audrey."Radisha!" sapa Audrey sedikit bersikap manis dan menyunggingkan senyum seperti di paksakan."Iya ... Audrey" Radisha membalas sapaan calon iparnya itu."Kapan kamu sampai kemari, perasaan tadi siang kamu belum sampai?""Baru tadi sampainya, belum lama!" ucap Radisha menatap pada Audrey, dengan tangan masih memegang nampan."Oh pantesan, oke Radisha kalau begitu saya pamit mau ke kamar!" Audrey izin pamit setelah dia menyapa calon iparnya itu.Perlahan Audrey mulai menaiki tangga, dan masih terus berpikir tentang bagaimana caranya memisahkan Radisha dari kakaknya.'Pokoknya aku harus cari cara, untuk memisahkan Radisha dari Kak Danu. Tapi, bagaimana caranya?' batin Audrey merasa kesusahan mencari cara. 'Apa aku minta bantuan Tifany saja?' Audrey masih
Kini mata Danu bertatapan dengan Radisha, untuk ke sekian kalinya dia memandang kecantikan gadis desa ini dengan jarak beberapa senti saja."Karena aku sangat khawatir sama kamu Ra!""Kamu harus percaya sama Adikmu, aku saja yakin kok kalau Audrey sudah berubah!" ucap Radisha terlihat meyakinkan, padahal, sebenarnya dia juga masih ragu dengan perubahan Audrey yang begitu tiba-tiba.Perlahan Danu melepas tangannya, dari pinggul Radisha. "Baiklah, kalau kau yakin dengan hatimu aku juga akan berusaha mempercayainya!"Setelah Danu melepaskannya, Radisha pun segera bergegas menuju kamarnya untuk segera berdandan secantik mungkin, agar sang calon iparnya itu tidak merasa malu saat bepergian dengannya.Sementara Audrey menunggu Radisha di ruang tengah, di sana juga terlihat tuan Nara yang sedang menyesap kopi buatan Radisha."Memang kamu akan mengajak Gadis Desa itu ke mana Drey?" tanya tuan Nara berusaha ingin tahu.Audrey mem
Audrey terus menatap pada arah Radisha, sementara pria di depannya itu masih menunggu jawabannya. "Kau lihat Perempuan yang sedang berjalan menuju pintu keluar itu bukan?" tunjuk Audrey pada Radisha.Pria itu pun menatap pada arah Radisha yang semakin menjauh, berusaha meninggalkan Kelab malam itu. "Ya saya melihatnya! Memangnya apa yang harus lakukan padanya?" pria itu kembali bertanya."Renggut kesuciannya maka kau akan mendapatkan uang 50 juta, apa kau sanggup melakukannya?" Audrey tersenyum sinis menatap pada langkah Radisha.Pria itu tersenyum menyeringai, dia merasa senang selain enak-enak dia pun mendapatkan kehangatan malam ini. "Hanya itu saja Nona?" tanyanya memastikan."Ya hanya itu! Apa kau bisa melakukannya Hem?" Audrey menatap pria itu untuk menjamah tubuh Radisha yang begitu menggiurkan."Tentu saja bisa!" jawabnya, dan menghampiri Radisha.Pria itu semakin mendekat ke arah Radisha, untuk melakukan apa yang diperin
Ketakutan semakin menjalar ke sekujur tubuhnya, keringat dingin pun jatuh bercucuran kala pria tidak dikenalnya ini semakin mendekat, terlebih lagi pria ini telah polos tanpa sehelai benangpun membalut tubuhnya. Tiba-tiba saja kaki Radisha terasa kaku, dan lidahnya pun terasa kelu dengan mulut seperti terkunci."Aku mohon jangan lakukan!" pintanya memohon dengan suara sumbang.Namun, pria itu sama sekali tidak menghiraukan ucapannya. Mana mungkin pria seperti ini akan mengampuninya.Sementara Danu baru saja sampai di kelab malam itu, bersyukur Danu dapat melacak keberadaan Radisha melalu GPS di ponselnya. Dengan langkah gusar dia masuk ke dalam VIP CLUB terbesar di kota Jakarta itu.Perempuan malam menyapa Danu, ada yang menjajakan tubuhnya ada pula yang secara terang-terangan bergelayut di lehernya."Tuan! Ayolah pilih saya, saya jamin akan dapat memuaskan Anda!" ucap perempuan malam itu sambil bergelayut di leher sang BILLIONA
"Audrey kecewa sama Mama!" dengan bibir bergetar, dan tangan yang terus memegangi pipinya Audrey meninggalkan Natalie yang masih berdiri di ruangan tengah itu.Rencana Audrey telah gagal dia tidak bisa pagi menghalangi Danu, dengan Radisha dia harus pasrah memiliki kakak ipar yang hanya seorang gadis desa seperti Radisha.***Pagi itu seperti biasanya Radisha menyiapkan sarapan untuk keluarga Naratama, dengan cepat Radisha menyajikan semua makanan di meja dibantu oleh si mbok."Wah ... rajin sekali Calon Istriku!" puji Danu yang sudah terlihat rapi dengan setelan kerjanya berdiri di tangga menatap Radisha hangat."Aku harus terbiasa dengan semua ini bukan? Apalagi nanti setelah menjadi Istrimu!" senyum Radisha pada arah Danu.Dengan langkah gontai Danu menghampiri Radisha, dan menarik kursi meletakkan pantatnya di sana."Tolong buatkan aku roti dong," pintanya manja pada Radisha, dan menyunggingkan senyuman."Em dasar man
Natalie berjalan dengan cepat menuju Radisha. Lantaran, tiba-tiba calon menantunya itu histeris saat melihat keberadaan Audrey, putrinya.Namun, belum sempat Natalie sampai ke kamar tidur Radisha, Danu telah kembali dari kamar kekasihnya itu. "Bagaimana keadaan Radisha sekarang! Apa dia baik-baik saja?" tanyanya menatap penuh selidik."Sudah lebih tenang Ma, dia hanya takut saja jika kejadian semalam terulang kembali padanya!" ujar Danu seraya melangkahkan kakinya."Tadinya aku mau mengajak dia memilih gaun pernikahan ke butik, melihat keadaannya seperti ini saya tidak tega!" lanjut Danu bercerita Radisha yang sejak tadi ternyata berdiri di ambang pintu kamarnya, mendengarkan percakapan antara Danu dengan ibunya. Ia pun merasa tak enak hati karena membuat Danu bersedih telah mengkhawatirkan keadaan mentalnya saat ini. Akhirnya Radisha pun berbicara, dan mau di ajak memilih gaun untuk pernikahannya."Aku mau!" seru Radisha berdiri di amba
Suasana gelap mulai melekat saat malam pekat datang, dan meninggalkan terang benderangnya siang hari. Sebuah mobil sport memasuki kawasan perkampungan di kota Kabupaten Cianjur Jawa barat.Hawa sejuk begitu kentara sekali di daerah sana, "Cuacanya sangat dingin sekali!" ucap Danu masih betah berkemudi di daerah jalanan berkelok itu."Tentu saja di sini sangat dingin, karena di sini kan daerah pegunungan!" ujar Radisha menimpali Danu, dan mulai mengambil jaket Hoodie untuk calon suaminya itu.Radisha begitu perhatian pada Danu, berbeda sekali dengan Tifany yang hanya mengandalkan kecantikan namun tidak mampu memperhatikan hal sekecil itu. "Terima kasih!" ucap Danu tersenyum saat Radisha menyelimutinya dengan jaket Hoodie."Sama-sama ... kalau kau merasa kedinginan, kenapa kau tidak mematikan AC-nya saja!" saran Radisha terhadap Danu.Danu pun akhirnya mematikan AC mobilnya. "Apa ini masih jauh ke Rumahmu Ra?" tanyanya seraya memegang kemudi."Lumayan
Pagi itu Radisha pergi bersama Danu. Saat ini mereka sedang bersama di sebuah butik, Radisha tampak memilih gaun mewah. Sementara Danu, dia terduduk di sofa yang terdapat di butik itu, menunggu Radisha yang sedang dibantu dandan oleh pelayan butik tersebut."Apa kamu suka dengan gaun ini Nona?" seorang pelayan itu terlihat sedang melayani Radisha sebagai pelanggan saat ini.Radisha masih memilih gaun, dia belum memutuskan untuk memilih gaun yang akan dia kenakan di hari pernikahannya dengan Danu."Bagaimana dengan gaun yang ini Nona," ucap seorang pelayan butik itu menunjuk pada gaun berwarna putih.Radisha ikut menolehkan kepalanya, menatap pada salah satu gaun tampak anggun di hadapannya."Gaun ini mewah sekali?" gumamnya pelan, "Pasti gaun ini sangat mahal?" tebaknya bergumam.Pelayan butik itu pun kembali menyadarkan Radisha dari lamunan. "Nona, kenapa kamu malah melamun seperti ini?" tanyanya bingung.Radisha tersad