Setelah dua orang pria itu lari dari hadapan Danu, Radisha pun mulai menghampiri Danu, dan berusaha mengobati calon suaminya itu.
"DANU!" lirih Radisha meringis melihat luka lebam di bagian pipi kekasihnya itu."Kau tidak usah takut dengan mereka, memangnya siapa Orang itu?" tanya Danu berusaha menenangkan Radisha yang terlihat ketakutan.Radisha menjawab Danu dengan suara parau khas seperti orang habis menangis. "Dua Orang itu adalah Anak Buah Juragan Komar Danu!" lirih."Apa?!"Benar saja dugaan Danu, kalau dua pria itu benar-benar anak buah dari Juragan Komar yang menginginkan Radisha."Aku takut kalau mereka melapor pada Juragan Komar kalau mereka melihat kita di sini!""Kenapa harus takut Ra? Dengarkan aku ya, selama ada aku di sini kau tidak perlu khawatir, aku akan melindungi kamu. Tolong percaya padaku, aku akan berjuang untukmu!" ujar Danu menangkup pipi Radisha dengan kedua tangannya.Radisha menyandarkan k"Hah! Menyerahkan Radisha pada Orang sepertimu? Yang benar saja!" ucap Danu sinis membelakangi pria itu, dengan kilat dia berbalik arah dan memukul anak buah dari Juragan Komar.Beberapa pukulan berhasil di daratkan ke wajah pria anak buah dari Juragan Komar itu."Ampun! Tuan!" pria itu memohon setelah jatuh tersungkur.Kemudian Danu menginjak tangan pria itu, hingga ia meringis kesakitan."Ampun Tuan, saya hanya diperintah saja sama Juragan!" ringisnya merasa kesakitan."Bangkit, dan pergi! Sampaikan pada Juraganmu saya ingin bertemu dengannya, jangan lupa katakan padanya bahwa saya akan menebus Ibu Prasasti!" geram Danu memerintah salah seorang anak buah dari Juragan Komar itu.Dengan terbata-bata pria itu pun bangkit, dan segera bergegas meninggalkan tempat itu. "Baik Tuan saya akan sampaikan padanya!" dengan segera pria itu bergegas lari meninggalkan Danu dengan Radisha.***Suasana rumah juragan Komar masih terlihat
Radisha berlari setelah melihat ibunya, betapa rindunya dia pada ibunya sendiri, ibu Prasasti pun sama rindunya seperti Radisha."Ini benar-benar kamu kan Nak?" Prasasti memeluk Radisha lirih.Radisha merasa terharu dengan suasana saat ini, telah sekian lama dia menanti pertemuannya dengan sang ibu, dan baru sekarang bisa tercapai itu pun atas bantuan Danu."Iya Bu ini Radisha, Ibu baik-baik saja kan?" Radisha sudah tak kuasa menahan kerinduannya sampai-sampai dia menciumi kedua pipi ibunya itu."Iya Nak, Ibu baik-baik saja!" jawab Prasasti menganggukkan kepala.Pada saat Radisha masih berpelukan dengan ibunya, tiba-tiba saja ia tersadarkan oleh suara tawa riuh menertawakan Juragan Komar yang sangat diktator itu, tapi hari ini dia tidak berkutik di hadapan Danu.Radisha ikut tertawa setelah melihat Juragan Komar kehilangan kepercayaan dirinya. Prasasti menghampiri Juragan Komar, dengan kesalnya dia menumpahkan unek-unek yang sela
Danu terlonjak saat Radisha telah berada di sampingnya. Seketika itu pun khayalannya sirna begitu saja, saat sang kekasih telah kembali menghampirinya.Dengan gugup Danu menimpali Radisha. "Kamu sudah selesai ke warungnya?" "Sudah! Memangnya kenapa Hem?" Radisha menatap heran pada Danu. "Kau kenapa dari tadi hanya bengong, dan senyam-senyum sendiri?" ulang Radisha mempertanyakan sikap Danu."Rahasia!" jawab Danu, dan meraih tangan Radisha untuk kembali ke rumah."Owh jadi sekarang begitu ya? Mau main rahasia-rahasiaan sama aku," ucap Radisha berjalan bersama dengan tangan yang masih saling menggenggam."Enggak sih ... sebenarnya tidak ada rahasia apapun yang aku sembunyikan dari kamu," kata Danu.Namun, Radisha tidak percaya begitu saja padanya. "Aku enggak percaya!""Terserah kamu kalau tidak percaya, itu hak kamu!" balasnya dengan tersenyum menatap pada Radisha yang mulai terlihat manyun."Oh jadi begini sika
"Di Jakarta?!" Prasasti tersentak saat mendengar putrinya akan menikah di Jakarta bukan di kampungnya sendiri."Iya Bu di Jakarta! Ibu mau ya ikut kami ke Jakarta!," kali ini Radisha yang bicara pada ibunya.Hening.Satu menit telah berlalu, mereka bertiga masih belum melanjutkan obrolan. Danu saling menatap dengan Radisha, lantaran takut kalau pernikahan mereka tidak jadi."Ya ... Ibu akan ikut dengan kalian!" Prasasti menghela nafasnya. Pada akhirnya ia menerima keputusan putrinya.Danu dan Radisha tersenyum, mereka sangat bahagia karena Prasasti menyetujui hubungannya."Terima kasih Ibu!" Radisha memeluk ibunya dengan hangat."Iya Nak, justru Ibu yang berterima kasih sama kamu. Karena kamu Ibu bebas sekarang dari Juragan Komar!" Prasasti tersenyum dengan mengusap puncak kepala putri semata wayangnya."Kalau begitu kapan kita berangkat ke Jakartanya?" lanjut Prasasti bertanya.Danu pun menjawab pertan
Seketika Danu menghentikan langkahnya, dia menatap nanar pada Radisha. Saat Radisha menyampaikan bahwa ibunya tidak akan ikut dengannya ke Jakarta."Kenapa Ibu tidak mau ikut bersama kita?" tanya Danu sendu, dan perlahan menghampiri ibu Prasasti."Bukannya Ibu tidak mau Nak, di sini Ibu masih banyak yang harus di selesaikan, mulai dari surat tanah yang masih di tangan Juragan, Ibu tidak mau perjuangan kalian sia-sia itu saja, Ibu berjanji jika sudah selesaikan urusan itu, Ibu juga akan menghadiri pesta pernikahan kalian, Ibu Janji!" Prasasti berusaha meyakinkan Danu, dan Radisha, putrinya."Tapi Ibu berjanji akan datang di hari Pernikahan Radisha kan?" "Iya sayang ... Ibu berjanji akan datang di hari Pernikahanmu!" ucap Prasasti menangkup wajah putrinya, dengan kedua tangannya berusaha meyakinkan.Perlahan Radisha pun mulai tersenyum setelah mendengar ucapan ibunya yang sangat meyakinkan.Hati Radisha mulai tenang saat ibunya be
Sore itu Danu dengan Radisha telah sampai di kediaman keluarga Naratama, sedangkan Natalie sangat senang setelah melihat putranya telah kembali dari kampung halaman Radisha, perlahan dia menghampiri putra, dan calon menantunya itu."Akhirnya kalian pulang juga!" ucap Natalie tersenyum merasa senang lantaran Danu kembali pulang ke rumah bersama Radisha."Memangnya Mama menunggu kepulangan kami ya? tanya Danu menyalim tangan ibunya, begitu pun dengan Radisha."Tentu saja Mama menunggu-nunggu kedatangan kalian, Mama sangat mengkhawatirkan kalian berdua!" ujarnya menoleh pada mobil yang di kendarai putranya itu.Natalie terlihat sedang mencari sesuatu, tapi tak kunjung menemukannya."Mama kenapa?" tanya Danu setelah sadar jika ibunya itu seperti sedang mencari sesuatu.Natalie kembali menatap pada calon menantunya itu,. setelah menatap pada putranya. "Di mana Orang Tuamu Radisha?" tanya Natalie akhirnya mempertanyakan keberadaan oran
Radisha tersenyum sumbang saat mendapat penolakan dari tuan Nara, dan terus melangkahkan kakinya menuju dapur. Pada saat itu tak sengaja berpapasan dengan Audrey."Radisha!" sapa Audrey sedikit bersikap manis dan menyunggingkan senyum seperti di paksakan."Iya ... Audrey" Radisha membalas sapaan calon iparnya itu."Kapan kamu sampai kemari, perasaan tadi siang kamu belum sampai?""Baru tadi sampainya, belum lama!" ucap Radisha menatap pada Audrey, dengan tangan masih memegang nampan."Oh pantesan, oke Radisha kalau begitu saya pamit mau ke kamar!" Audrey izin pamit setelah dia menyapa calon iparnya itu.Perlahan Audrey mulai menaiki tangga, dan masih terus berpikir tentang bagaimana caranya memisahkan Radisha dari kakaknya.'Pokoknya aku harus cari cara, untuk memisahkan Radisha dari Kak Danu. Tapi, bagaimana caranya?' batin Audrey merasa kesusahan mencari cara. 'Apa aku minta bantuan Tifany saja?' Audrey masih
Kini mata Danu bertatapan dengan Radisha, untuk ke sekian kalinya dia memandang kecantikan gadis desa ini dengan jarak beberapa senti saja."Karena aku sangat khawatir sama kamu Ra!""Kamu harus percaya sama Adikmu, aku saja yakin kok kalau Audrey sudah berubah!" ucap Radisha terlihat meyakinkan, padahal, sebenarnya dia juga masih ragu dengan perubahan Audrey yang begitu tiba-tiba.Perlahan Danu melepas tangannya, dari pinggul Radisha. "Baiklah, kalau kau yakin dengan hatimu aku juga akan berusaha mempercayainya!"Setelah Danu melepaskannya, Radisha pun segera bergegas menuju kamarnya untuk segera berdandan secantik mungkin, agar sang calon iparnya itu tidak merasa malu saat bepergian dengannya.Sementara Audrey menunggu Radisha di ruang tengah, di sana juga terlihat tuan Nara yang sedang menyesap kopi buatan Radisha."Memang kamu akan mengajak Gadis Desa itu ke mana Drey?" tanya tuan Nara berusaha ingin tahu.Audrey mem