Share

Bab 23. Berpapasan di Toilet

"Jadi Rifat itu ...." Tiba-tiba saja ponsel papa berdering, ia memberikan isyarat dengan telapak tangan untuk menghentikan cerita. Papa mengangkat panggilan masuk dari Om Farhan.

Ada perasaan lega saat suara deru telepon yang membuat aku tidak jadi menceritakan siapa Rifat sebenarnya. Rasanya belum cukup kalau aku hanya menceritakan dari apa yang kudengar melalui sambungan percakapan Mama Desti dan penjahat itu. Rencananya, aku akan menceritakan ini pada papa lebih dulu, supaya ia mencari tahu motif apa yang membuat Mama Kinan terbunuh tanpa ada yang mengetahuinya.

Melihat wajah Mas Arlan pun aku masih belum tega memberikan informasi ini padanya. Khawatir ia benar-benar shock mendengarnya.

Tangan Mas Arlan menggenggam, aku menoleh ke arahnya. Menatap wajah yang ada bekas memar di pinggir bibirnya.

"Kamu memar, Mas, kita ke klinik dulu yuk!" ajakku sambil memegang pipinya.

"Nggak apa-apa, laki-laki bonyok sedikit hal biasa, yang terpenting kamu selamat," timpalnya sambil terus men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Raya Raisa
pasti kaget, liat Nilam.
goodnovel comment avatar
Nur Inayah
gimana reaksinya si dila dan gerry ya kalo tahu siapa sebenarnya nilam,bisa mati berdiri mereka hahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status