Share

BAB 14

Sebuah tepukan tangan hinggap di bahu kiriku, saat menoleh ternyata Bunda. Beliau menyunggingkan sebuah senyum, lalu duduk di sampingku. 

"Rin, jangan memendam kebencian yang berlebihan. Allah tak suka hambanya menjadi seorang pendendam. Cukup do'akan saja Delon mendapat hidayahnya." 

"Bunda..." 

"Apa yang Bunda katakan itu benar, Rin. Ayah juga nggak suka kamu begini." 

Akhirnya, terpaksa aku mengangguk, tapi mengirimkan kode lewat mata untuk Rio tetap melakukan pekerjaan yang kusuruh. 

"Oh iya, Ri, kok kamu belum nikah? Usiamu sudah mau tiga puluh tahun, loh," ucap Bunda. 

"Belum kepikiran, Tante. Lagipula, kasihan Mama jika nanti Rio tinggal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status