KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 15PoV Author."Selamat siang, Pak, syukurlah, akhirnya Pak Ridwan datang juga ke Bandung." ucap salah satu karyawan Ridwan yang ditugaskan khusus menjaga kasir. "Ada yang ingin saya katakan pada, Pak Ridwan," katanya sembari berbisik.Gadis berkacamata itu menoleh ke kiri dan ke kanan. Untuk memastikan tidak ada seorangpun yang melihatnya sedang berbicara dengan bosnya."Ada apa, Monika?" tanya Ridwan sambil menyapu pandangan keseluruhan sudut restoran yang setiap mejanya hampir penuh dengan para pengunjung, yang sedang menikmati makan siang.'Pengunjungnya ramai, kenapa Jhoni mengatakan bahwa restoran ini sepi? Memang benar-benar ada yang tidak beres di sini.' batin Ridwan."Pak, gaji saya dan teman-teman lainnya belum dibayar dua bulan. Pak Jhoni bilang, kalau gaji kami akan dibayar bulan depan, sedangkan saya dan teman-teman yang lainnya sangat membutuhkan. Ada juga yang ingin berhenti bekerja kalau Pak Jhoni tidak membayar gaj
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 16PoV Author"Zahra, kamu minta Sultan untuk merenovasi rumah Ibu juga, jangan mau kalah sama Jelita," ucap Bu Dira saat mereka berkumpul di ruang tengah."Bu, jangan ikut-ikutan, Jelita itu mau merenovasi rumah ibunya itu karena rumahnya sudah layak direnovasi, rumah kita juga baru diganti atap dan catnya. Masih bagus dan bagus tidak perlu diapa-apain lagi, jangan ikut-ikutan seperti itu," tegur ayahnya Zahra, yang tidak suka dengan sikap istrinya yang suka memaksa keadaan dan ikut-ikutan."Harus ikut-ikutan dong, Yah. Biar Jelita madesu itu tahu, kalau suamiku itu beneran kaya. Besok, aku akan menelpon Mas Sultan dan memintanya untuk merenovasi rumah kita." Zahra menyahut, membuat ayahnya geleng-geleng kepala dan memilih untuk masuk ke dalam kamar."Bagus! Ibu sangat setuju dengan apa yang kamu katakan. Biar Jelita kepanasan karena melihat kita renovasi rumah juga." Bu Dira semakin besar kepala saat Zahra mau menuruti keinginann
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 17PoV Zahra.[ Saya mau motornya.] pesan dari akun biru yang bernama Jelita."Jelita!" "Kenapa?" tanya Mas Sultan."Ini, Jelita mau beli motornya," sahutku cepat sambil menunjukkan pesan itu pada Mas Sultan."Balas saja, oke.""Ish! Gengsi lah, aku tidak mau! Tunggu pembeli yang lain saja! Aku tahu, Jelita itu cuma mau memberi harapan palsu doang, mau beli ujung-ujungnya tidak jadi karena tidak punya duitnya," ucapku."Jelita sebelah rumah?" tanya Zita."Tidah tahu, nama akunnya Jelita, fotonya tidak ada," sahutku sambil mengusap layar hp kebawah. Mungkin, karena akun itu tidak berteman denganku jadi foto-fotonya tidak terlihat."Memangnya nama Jelita hanya satu di dunia ini? Tidak kan? Sudah lah, balas saja pesannya, daripada jual ke toko itu lagi, motor belum sebulan pakai malah mau diambil setengah dari harganya." ucap Mas Sultan.Mas Sultan benar, nama Jelita bukan hanya satu. Bisa jadi ini Jelita yang lain.Aku pun membalasn
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 18"Sudah lama menikah, tapi tidak kunjung hamil, lihat nih aku, baru mau tujuh bulan menikah saja sudah hamil, dasar mandul!" Zahra masuk ke dalam toko setelah menyebutku mandul.Ingin sekali kucabein mulutnya itu. Tapi tenang, membalas mulutnya itu bukan dengan cara bar-bar.'Eh, tapi ... tunggu. Astagfirullah, aku baru ingat, ini sudah tanggal tiga puluh. Seharusnya aku kedatangan tamu diawal bulan ini. Jangan-jangan aku hamil!' batinku girang.Bibirku mengukir senyum sambil menghidupkan mesin motor. Aku menuju apotek terdekat untuk membeli sesuatu yang sudah lama tidak kuingat lagi.Setahun pernikahanku dengan Mas Ridwan, aku memutuskan untuk tidak banyak berharap karena selalu bikin patah hati saat melihat testpack yang tidak kunjung juga bergaris merah dua.Hari ini, entah kenapa aku sangat ingin mencobanya lagi."Mbak, testpack nya dua," ucapku dan menyerahkan uang lima puluh ribu."Ini, Mbak, terima kasih." Aku mengangguk m
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 19PoV Author."Aku masih ada urusan yang harus aku selesaikan, kamu duluan pergi, nanti aku akan menyusul," ucap Jhoni sambil membopong tubuh Bu Dira dan memasukkannya ke dalam taksi."Langsung ke rumah sakit, Pak," titah Zahra sambil memangku kepala ibunya. Ucapan Jhoni tidak lagi dihiraukannya.Jhoni masuk kembali ke dalam restoran untuk meminta kepastian dari Ridwan. Jhoni ingin kembali bekerja dan mendapatkan kepercayaan dari Ridwan lagi."Ngapain lagi kamu ke sini? Kenapa tidak ikut untuk membawa mertuamu ke rumah sakit?" Ridwan bertanya saat melihat Jhoni langsung duduk di sampingnya."Beri saya kepastian, Pak. Saya tidak jadi dipecat kan, Pak? Saya masih diberi kepercayaan 'kan, Pak?" tanya Jhoni dengan tatapan mata penuh harap."Maaf, saya tidak bisa menerimamu untuk bekerja dengan saya lagi, silakan mencari pekerjaan yang lain, jika tidak punya kepentingan lagi, silakan pergi dan susul Ibu mertuamu yang akan pergi ke ruma
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 20"Sayang, kamu kok belum bangun? Kamu kenapa?" tanya Mas Ridwan saat melihatku masih berada dibawah selimut."Nggak tahu, nih, badanku lemes tidak bertenaga," jawabku dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.Entah kenapa, akhir-akhir ini badanku terasa remuk semua. Aku sulit bangun pagi, biasanya aku tidak akan tidur lagi setelah mengerjakan sholat subuh.Mas Ridwan mendekatiku sambil meletakkan punggung tangannya ke keningku."Tidak panas, hmm ... kita ke dokter, ya?" ucapnya sambil mengusap pipiku."Aku istirahat saja, Mas. Mungkin, aku hanya kurang istirahat, tadi malam kan kita ..." Aku menjeda ucapanku sambil tersenyum menggodanya."Kamu ini, ya sudah kalau gitu, kamu istirahat biar Mas yang membantu ibu dan adik-adik berkemas, kamu lanjut saja tidurnya." ucapnya sambil menjawil hidungku dan mendaratkan kecupan di keningku.Aku tersenyum sambil memejamkan mataku. Rasanya bahagia sekali dimanjain sama suami. "Barang-
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 21"Zahra sudah pulang dari rumah sakit, apa kamu tidak mau menjenguknya?" ucap Tante Dira padaku.Suaranya terdengar lembut dan tidak ketus seperti biasanya. Ada apa gerangan? Kenapa Tante Dira begitu lembut sekarang, apa ada sesuatu yang direncanakan dibalik sikap lembutnya ini?"Nanti kami akan menjenguknya, biarkan Zahra beristirahat dulu, dia pasti lelah," kataku."Oh, baik lah," sahut Tante Dira sambil melihat-lihat ke seluruh ruangan yang sudah kosong dengan barang-barang rumah."Ada keperluan apa, Tante?" tanyaku yang melihatnya hanya celingukan melihat ke sana kemari tanpa bersuara."Mmm ... ngomong-ngomong, kalian mau menyewa rumah yang di mana?" tanya Tante Dira. Mungkin, Tante Dira ingin berbasa-basi terlebih dahulu sebelum mengatakan apa niatnya datang ke sini."Rumah yang ada di sebelah masjid sana," jawabku.Tante Dira terlihat gelisah, tangannya tidak berhenti bergerak seperti orang yang sedang cemas."Langsung aja,
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 22PoV Author."Assalamualaikum," ucap Ridwan kepada anak yatim-piatu dan warga yang ikut hadir di acara syukuran pembukaan restoran barunya."Wa'alaikumsallam!" sahut mereka semua serempak."Perkenalkan nama saya Ridwan dan ini istri saya Jelita, kami adalah pemilik restoran ini. Saya minta doanya kepada semua orang yang hadir, agar ikut mendoakan supaya usaha saya berjalan dengan baik dan lancar, berkah dunia dan akhirat.""Aamiin!""Baik lah, silakan Pak." Ridwan menyerahkan mikrofon kepada Pak ustadz dan mempersilakan Pak ustadznya untuk membaca doanya.Di luar restoran, Bu Dira, Zita, Aldi dan Zahra merasa kesal karena tidak bisa masuk sebab banyaknya warga yang berdiri untuk bersiap-siap mengambil makanan yang sudah dibungkus.Beberapa saat kemudian, doa syukuran sudah selesai. Ridwan kembali meraih mikrofonnya."Hari ini, saya menggratiskan semua makanannya, jadi silakan nikmati makanan sepuasnya, setelah makan bisa juga mem