Share

Bab 22

"Kalau aku nggak ada ya, Mbak. Tapi nanti saya tanyain dulu sama tetangga. Dia sih biasanya di panggil orang-orang buat nyuci. Tapi kalau mau," tutur Dinda panjang lebar. Membuat aku dan juga Lina menggut-manggut.

"Kabar Bima gimana, Mel?" tanya Lina. Membuatku mengangkat kedua bahu ke atas. Entah mengapa Lina tiba-tiba menanyakan keberadaan laki-laki itu. Aku tidak peduli. Aku yakin suatu hari nanti dia akan datang kemari untuk mengambil sertifikat yang aku bawa saat ini.

"Nggak tahu dan nggak mau tahu. Kita udah putusan, Lin. Hakim sudah mengabulkan permohonan cerai aku jadi aku nggak tahu gimana laki-laki itu sekarang. Yang pasti kehidupanku saat ini jauh lebih baik tanpa keluarga benalu itu."

"Bener apa kata kamu, Mel. Kamu harus move on. Sana cepet cari laki lagi." Lina terkekeh membuat mataku melotot ke arahnya.

"Ih, apaan sih kamu, Lin? Untuk sementara ini aku mau fokus dulu sama usaha ini. Biar rame, biar berkembang dulu! Bener nggak, Din?" Dinda yang mendengar namanya di seb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status