Share

Bab 19

Arya bangkit, menjulurkan tangannya meraih jemari Rena. Mereka melangkah ke ruang keluarga hendak pamitan pada si empunya rumah.

Dengan sopan, Arya berpamitan pada Dokter Fredy juga ibunya. Bu Wulan menyambut uluran tangan Arya dengan ramah. Sebliknya dengan DOkter Fredy, pandangan matanya setajam elang. Seakan ingin menembus isi hati Arya.

Tangan Arya kembali terulur pada Dokter Fredy. Namun, kali ini lelaki tinggi itu tidak menepisnya. Dia terima uluran tangan Arya. Jabatan tangan itu terlihat erat, sangat erat malah. Membuat Arya meringis kesakitan.

“Rena, ingat, jangan lama!” ucap Dokter Fredy dengan pandangan tajam tetap pada Arya.

“Hush! Kamu ini, kaya gak tau anak muda aja. Biarin mereka nyari jodoh di usia muda. Jangan kaya kamu, udah umur segini masih aja betah melajang,” sindir Bu Wulan. Dokter Fredy melengos.

“Sana kalian. Hati-hati ya.” Bu Wulan melambaikan tangan, mengusir. Arya tampak bagai seorang yang telah memenangkan pertempuran.

*

Arya menuntun Rena memasuki pintu r
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status