Share

Bab 21

“Kau tidak punya adab. Apa kau ingat saat aku tak punya pilihan, dan kau memanfaatkan keadaanku itu?” Rena mencoba mengingatkan. Dia bangit berdiri hendak meninggalkan suaminya yang masih terpaku.

“Dan satu lagi. Kau terlalu tua untukku!”

DEG!

Sebuah perkataan yang sungguh menghancurkan hatinya. Bukan karena apa, tapi Rena mengatakan suatu kebenaran yang tidak bisa diubah. Dokter Fredy tertunduk lemah.

Keesokan harinya Bu Wulan meminta Rena untuk menelepon Dewi agar datang pagi-pagi. Demi permintaan bakal calon ibu mertuanya, Dewi dengan semangat menurutinya.

Bu Wulan mengajak Dewi belanja ke pasar modern yang tak jauh dari rumah, tanpa mengajak Rena. Sepulang dari pasar, Bu Wulan langsung mengajak Dewi memasak. Wanita sepuh itu dengan telaten mengajari Dewi memasak. Dari membuat gulai kepala kakap, gado-gado, juga balado telur, yang menurut Bu Wulan itu adalah makanan favorit puteranya.

“Dewi, tambahkan santan ke gulainya.” Terdengar suara Bu Wulan di dapur. Rena hanya bisa memperhat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Grace Luhulima Mahulete
kacian ya Rena. lanjut Dewi ......
goodnovel comment avatar
Daud Pane
mahal tapi tdk puas
goodnovel comment avatar
Yus Dasriani
ceritanya sangat bagus......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status