Share

Part 56. Lihatlah nanti.

POV. Bunga

Setelah selesai memuntahkan isi perutku, aku memutuskan untuk masuk ke kamar lagi. Aku ingin memulihkan tenagaku terlebih dahulu.

Setelah rasa pusing ini berangsur-angsur menghilang, aku pun beranjak dari ranjang.

Keluar dari rumah, menstater motorku, menuju apotik di ujung jalan. Betapa pikiranku sudah sangat tidak tenang. Bagaimana jika aku benar-benar hamil?

"Lu kenapa pagi-pagi sudah muntah-muntah? Hamidun?" tanya salah seorang Ibu-ibu yang sedang membeli sayur.

Spontan, semua orang yang sedang ada di situ pun, mengarahkan pandangannya ke arahku. Mereka menatapku dari ujung kepala hingga sampai ke ujung kakiku. Kebanyakan dari mereka, menatap ke arah perutku.

Motor yang sudah kustarter pun, kumatikan lagi. Aku tidak suka dengan caranya bertanya. Usianya saja yang tua. Namun tidak punya sopan santun dalam berbicara.

"Eh, Bu, kalau ngomong hati-hati, jangan asal bicara. Siapa juga, yang hamil. Saya ini, masih perawan. Perawan ting ting. Saya muntah-muntah, karena asam la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status