Share

38. MENUNGGU BOM WAKTU MELEDAK

Aljabar POV

*****

Flash Back On...

Cuaca hari ini di puncak bukit kebun teh pengalengan begitu teduh.

Aku dan Atama begitu menikmati indahnya panorama alam di sekitar kami.

Cuitan burung camar yang terbang berkelompok di kejauhan. Hamparan perkebunan teh bagai sebuah permadani hijau yang tak bertepi pandang. Semilir angin sejuk yang menentramkan jiwa. Serta segarnya udara yang masih sangat virgin tanpa polusi. Cukup membuat kami betah berlama-lama duduk bersisian di atas bukit. Sesekali aku memainkan gitar lalu Atama akan bernyanyi dengan iringan gitarku.

Tak salah aku mengajak Atama bolos sekolah hari ini.

"Kamu tahu nggak, kamu itu orang pertama yang bilang kalau aku itu pengecut." Ucapku pada Atama setelah kami puas bernyanyi.

Hari ini adalah satu minggu setelah aku dan dia resmi berpacaran.

"Tapi emang bener kok, kamu pengecut! Beraninya stalking-stalking, terusannya malah ngilang!" Sahut Atama dengan bibirnya yang manyun.

Pembahasan tentang kejadian awal bagaimana kami bisa jadia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status