Sebenarnya, bukan hanya Lin Hua saja yang bereaksi demikian saat baru pertama kali memasuki Dunia Jiwa. Bahkan semua anggota Gerbang Langit Ling seperti itu dan mereka sama-sama tercengang dengan pemandangan yang begitu menakjubkan. Lin Hua kini menyadari mengapa pemuda bertopeng separuh wajah memintanya untuk berjanji agar tidak mengatakan apapun yang dilihatnya.Dengan tempat yang begitu luar biasa seperti ini, orang-orang pasti akan mencarinya bagaimanapun caranya. Belum lagi, tidak jauh dari hadapannya saat ini terdapat perkebunan buah-buahan abadi yang bahkan hanya pernah dia ketahui dari buku-buku kuno saja dalam perpustakaan."Hua'er.." Tian Lin memanggil gadis itu namun tidak segera mendapat sahutan."Hua'er!""Ah!"Barulah saat Tian Lin memanggil untuk kesekian kalinya dan sedikit menggunakan suara yang tinggi, Lin Hua tersadar dari lamunannya dan berjingkrak terkejut."Mengapa kau mengejutkanku, saudara Tian?" tanyanya dengan kesal."Haiihh.. Aku dalam memanggilmu beberapa k
Lin Hua bingung harus menjawabnya dengan ucapan apa. Wajahnya semakin memerah sehingga membuat Tian Lin sangat gemas sekali. Namun dengan cepat dia segera berkata, "T-tidak apa-apa. Oiya, bolehkah sekarang aku memanggilmu kakak?""Tentu saja boleh sakali, Hua'er. Dari dulu sampai sekarang kamu memang selalu memanggilku dengan sebutan itu," jawab Tian Lin sembari tersenyum lembut dan mengusap kepala Lin Hua lagi dengan lembut.Tian Lin kemudian berjalan mendahului gadis itu tanpa mengucapkan apapun lagi menuju ke Istana Ling. Hatinya saat ini teramat bahagia karena merasa bahwa orang yang selama ini dia rindukan telah kembali ada di sisinya.Lin Hua mengikuti pemuda itu dengan berlari yang kecil saat tersadar bahwa dia telah ditinggalkan begitu saja. Dia tidak tahu mengapa jadinya merasa begitu bahagia akan ketakjuban hati kepada pemuda itu.Setelah keduanya sampai di depan istana, mata Lin Hua semakin bersinar ketika melihat kemegahan serta keunikan gaya arsitektur istana tersebut. Be
Zheep!Tian Lin muncul di atas Ja Bu dan Putri Pa Nie yang sedang berlatih bersama Xu Yang dan Xu Yuan. Dia menggunakan elemen bayangannya untuk menyembunyikan keberadaan serta auranya sehingga tidak ada di antara mereka yang menyadarinya. Tian Lin dapat melihat bahwa kedua muda-mudi jenius dari Kota Malong itu tampak bekerja dengan sangat keras sekali untuk mengalahkan kedua seniornya yang terlebih dahulu memasuki Gerbang Langit Ling.Xu Yang sendiri yang hanya seorang bocah, kini kekuatannya telah melejit jauh hingga mencapai kultivasi Ranah Master Tahap Akhir yang sewaktu-waktu dapat menerobos ke ranah selanjutnya. Dia benar-benar seorang monster yang nyata dengan kejeniusan luar biasa. Tian Lin sungguh sangat beruntung menemukan bocah ini dan memasukanya ke dalam anggotanya sehingga dia dapat melihat dengan mata kepalanya sendiri akan kelahiran sosok Dewa Racun yang sesungguhnya.Elemen racun Xu Yang sendiri telah benar-benar kuat setelah sebenarnya menyatu dengan elemen kegelapan.
Tian Lin tentu telah mengetahui bagaimana sikap dan sifat tengil dari bocah berumur 13 tahun itu. Dia yang memang masih memiliki pemikiran bocah tentu merasa begitu bangga dengan kekuatan yang ditorehkannya, terlepas dari ukuran tubuhnya yang bongsor dan terlihat seperti anak berusia 16 tahun.Xu Yang merasa bahwa dia itu adalah jelmaan monster yang sesungguhnya karena pada usianya yang begitu muda telah mencapai Ranah Master Tahap Akhir yang sangat sulit untuk digapai oleh mereka yang dikatakan jenius sekalipun.Ya, meskipun setiap ucapan yang sebelumnya dia berikan kepada Putri Pa Nie memang benar dan sangat membangun, namun itu hanya akan berlaku saat berlatih saja. Lain halnya ketika sudah selesai berlatih, bocah itu akan menjelma menjadi sosok yang sangat menjengkelkan namun tidak ada yang berniat untuk menghajarnya mengingat umurnya yang masih begitu muda."Kau memang begitu jenius di usiamu dan aku tidak memungkirinya sama sekali! Namun sikap tengil dan usilmu Sepertinya harus
"Maaf, paman Lin Za?" Lin Hua mengangkat satu alisnya karena terkejut sekaligus tidak senang."Nona Hua, aku tidak bisa membawa pemuda ini masuk ke dalam klan," kata Lin Za menegaskan."Tapi mengapa, paman Lin Za? Dia adalah temanku! Dia juga-.." Belum selesai Lin Hua menyelesaikan kata-katanya, Lin Za sudah memotongnya."Sekali lagi saya mohon maaf, Nona Muda Hua! Saya tetap tidak bisa mengantarkan pemuda ini masuk ke dalam klan. Tidak! Saya kira bukan hanya saya saja, tapi semua pengantar dan penjemput pasti akan menolaknya!""Tapi mengapa? Tahukah paman jika pemuda ini memiliki lencana emas milik klan kita? Dan tahukah jika yang memeberikannya adalah ayahku? Paman pasti mengerti artinya ini bukan?" Lin Hua sudah sangat geram dan marah akibat penolakan yang tidak dia ketahui alasannya ini."Tetap saja, Nona Hua! Bahkan jika itu Patriark yang memberikannya, saya tetap tidak bisa! Lalu mengenai alasannya, Nona Hua bisa menyuruh pemuda ini pergi satu hari mengelilingi kota maka dia pas
Raut wajah terkejut tampak tergambar dengan jelas dari 15 kultivator yang sedang meledakkan aura mereka untuk menekan pemuda bertopeng separuh wajah yang mereka kepung. Orang-orang itu dapat melihat bahwa pemuda itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi yang berubah sedikitpun dan tetap berdiri di tempatnya tanpa tergoyahkan."Kalian telah mengetahui bahwa aku adalah orang yang telah membuat Xiyan Sun dan Xiyan Heng sekarat hingga akhirnya dibunuh oleh hewan buas, kalian pasti juga tahu bahwa aku pula yang telah membuat Sekte Pedang Malam bukan?" sudut bibir Tian Lin memancarkan seringnya tipis saat mengucapkan kalimat tersebut. Dia tampaknya menyadari bahwa orang-orang ini telah melupakan hal tersebut dan hanya terobsesi untuk menangkapnya dengan secepat mungkin.15 kultivator Ranah Dewa Tahap Awal hingga Ranah Dewa Bumi Tahap Menengah itu tertegun sejenak dan satu persatu aura mereka lenyap. Ya, mereka benar-benar lupa akan hal penting ini seperti yang Tian Lin duga. Dengan reflek
Tindakan yang sebelumnya dilakukan oleh Tian Lin sungguh memmbekas di hati para pemburu hadiah yang mengejarnya. 14 orang yang masih hidup kini memasang kewaspadaan tertinggi karena musuh mereka telah menghilang dari pandangan dan menyatu dengan udara tipis setelah membunuh salah satu rekan mereka."Terus waspada dan jangan lengah sedikitpun!" Seru pria yang memiliki tubuh dan otot besar terus memperingati rekan-rekannya. Dia sebenarnya merasa begitu frustasi karena ternyata orang yang diburunya ini merupakan seorang assassin. Rasa penyesalan tampak tercetak dari raut wajahnya namun penjara yang berupa domain pedang lawannya itu masih akan terus ada sehingga mereka semua lenyap tak bersisa.Crash!"Aaakkkhh.."Tiba-tiba sebuah tebasan pedang mengenai tangan kirinya hingga membuatnya putus dan pria itu langsung menjerit kesakitan."Kau memberikan peringatan kepada orang lain, namun kau sendiri membiarkan sebuah celah untuk dirimu sendiri? Sungguh naif!" Ujar Tian Lin dengan dingin kemu
Craaassshh...Bilah angin yang tercipta dari tebasan pedang milik Tian Lin memotong ketiganya menjadi dua bagian. Mata mereka bertiga melotot sempurna karena tidak menyangka akan mati dalam keadaan atau kondisi yang semenyedihkan ini."Ini.. Tidak mungkin.." Pria bertubuh dan berotot besar berkata dengan terbata-bata sebelum akhirnya dirinya kehabisan nafas akibat tidak dapat lagi menyelamatkan jiwanya yang ditarik oleh malaikat maut.Dua rekannya juga berekspresi sama dengan pria itu. Keduanya yang awalnya begitu lega serta gembira karena dapat mengalahkan pemuda yang memiliki keahlian assassin tingkat tinggi dan sangat licin layaknya belut, kini menjadi syok karena mengerti keadaan yang sedang mereka alami.Tian Lin ingin segera pergi meninggalkan tempat itu karena dia dapat merasakan cukup banyak aura kuat sedang melesat ke arahnya. Namun dia menghentikan langkah kakinya saat salah satu diantara aura yang paling depan yang sedang mendekat adalah Lin Hua.Tian Lin menatap gadis canti